Sukses

3 Alasan Jangan Berbuka Puasa dengan Merokok

Kondisi tubuh yang lebih lemah usai belasan jam menahan haus dan lapar. Amat tidak baik bila keadaan itu lalu diperburuk lagi dengan merokok untuk berbuka.

Liputan6.com, Jakarta Setelah lebih dari belasan jam berhasil menahan haus dan lapar alangkah baiknya saat berbuka puasa tidak merokok seperti disampaikan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama.

"Ada yang begitu beduk berbuka lalu langsung merokok, hal ini tentu bukan hal yang baik, dan harus dihindari," kata Tjandra.

Pertama, anjuran berbuka puasa adalah dengan yang manis seperti kurma bukan rokok.

Alasan kedua, bila dilihat dari kacamata kesehatan maka tentu harus berbuka dengan makanan yang sehat dan bergizi.

"Kita semua tahu bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, jadi jangan berbuka dengan merokok," kata Yoga dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Lalu, alasan terakhir lantaran kondisi tubuh yang lebih lemah usai belasan jam menahan haus dan lapar.

"Jadi, tentu sangat tidak baik kalau keadaan itu lalu diperburuk lagi dengan merokok untuk berbuka," kata Tjandra lagi.

Tidak Merokok Aktivitas Bisa Tetap Jalan Terus

Tjandra juga menyinggung soal alasan perokok yang di luar bulan puasa ngaku sulit beraktivitas kalau tidak merokok. Sementara, pada saat bulan puasa dari subuh hingga maghrib seorang perokok mampu menahan aktivitas menggunakan produk tembakau.

"Artinya, tidak benar pendapat bahwa harus merokok dulu baru bisa bekerja, pengalaman nyata di bulan puasa ini membuktikan sebaliknya," tutur Tjandra.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Puasa Ramadhan Momentum Berhenti Merokok

Tjandra juga mengungkapkan bahwa puasa Ramadhan 1445 H tahun ini bisa jadi mementum untuk berhenti merokok. Adalah suatu hal baik bila Ramadhan tahun ini sebagai awal untuk hidup menjauhkan diri dari kebiaaan yang merusak kesehatan.

"Kan sudah terbukti bahwa kita dapat beraktifitas dengan baik dari pagi sampai sore, jadi “ketagihan” rokok sudah bisa kita kendalikan. Nah, kenapa pengendalian ini tidak kita teruskan saja untuk berhenti merokok sepenuhnya, baik pagi sampai sore dan dilanjutkan sampai malam harinya," jelasnya.

 

3 dari 4 halaman

Merokok Turunkan Imunitas Tubuh

Rokok mengandung sejumlah bahaya untuk tubuh. Beragam studi memperlihatkan sederet dampak buruk dari rokok.

Salah satunya, ada sebuahpenelitian ini menunjukkan bagaimana merokok mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dengan segera dan dari waktu ke waktu, dan juga dapat membuat seseorang berisiko terkena penyakit kronis yang melibatkan peradangan, seperti artritis rheumatoid dan lupus.

"Berhentilah merokok sesegera mungkin," kata salah satu penulis studi, Dr. Violaine Saint-André, Spesialis Biologi Komputasi di Institut Pasteur di Paris.

"Pesan utama dari penelitian kami, terutama bagi kaum muda, adalah bahwa tampaknya ada kepentingan yang signifikan untuk kekebalan jangka panjang untuk tidak pernah mulai merokok," mengutip CNN.

 

4 dari 4 halaman

Efek Langsung Terlihat saat Berhenti

Menurut rekan penulis penelitian Dr. Darragh Duffy,  yang memimpin unit Imunologi Translasi di Institut Pasteur mengatakan, ketika perokok dalam penelitian ini berhenti merokok, respons kekebalan tubuh mereka menjadi lebih baik pada satu tingkat, tetapi tidak pulih sepenuhnya selama bertahun-tahun.

"Kabar baiknya adalah, hal itu mulai diatur ulang," katanya.

Tidak pernah ada waktu yang tepat untuk mulai merokok, tetapi jika Anda seorang perokok, waktu terbaik untuk berhenti adalah sekarang.

Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin banyak seseorang merokok, semakin banyak pula perubahan pada respons kekebalan tubuh mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.