Sukses

Psikolog Ungkap Perbedaan Niat Seseorang Melakukan Bullying dan Bercanda

Terkadang seseorang melakukan sesuatu yang tak menyenangkan dengan dalih bercanda. Memang apa beda seseorang melakukan bullying atau perundungan dengan bercanda?

Liputan6.com, Jakarta Kasus bullying pekan ini menjadi topik hangat di berbagai media sosial dan media. Apalagi kasus tersebut melibatkan anak seorang publik figur.

Berbicara tentang bullying, mungkin Anda pasti pernah mendengar alasan seseorang melakukan hal yang tidak menyenangkan ke orang lain dengan dalih bercanda. "Ah cuma bercanda kok, gitu aja marah," biasanya seperti itu ungkapan pelaku ke targetnya.  

Menurut psikolog klinis Annisa Mega Radyani sebenarnya ada perbedaan mendasar antara tindakan perundungan dengan bercanda. Hal ini pada pada niat atau intensi pelaku kepada korban, pada bullying atau perundungan cenderung berniat untuk menyakiti orang lain.

"Ada intensi atau ada niat untuk menyakitinya (korban perundungan). Jadi, secara jelas orang tersebut ada keinginan untuk membuat orang lain itu tidak nyaman, membuat orang lain itu terluka jadi ada intensi seperti itu," kata Annisa, mengutip Antara.

Sementara tindakan yang bersifat candaan hanya didasari motif sebatas ingin bersenda gurau dengan teman tanpa ada niat untuk menyakiti atau membuat orang lain tidak nyaman.

Tindakan perundungan juga secara spesifik dilakukan kepada orang atau kelompok tertentu dan terjadi secara berulang-ulang.

"Bullying (perundungan) itu memang tidak hanya sekali atau dua kali tapi ketika itu terjadi berulang kali dan dalam waktu berdekatan," ujar Annisa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cegah Anak Jadi Pelaku Bullying

Orangtua berperan penting dalam mendidik anak guna mencegah sifat perundung timbul dalam diri anakn. Salah satunya caranya dengan mengajarkan perbedaan antara tindakan yang bersifat candaan dan yang menjurus kepada perilaku perundungan.

"Artinya dari orangtua atau keluarga penting sekali mendidik anak sejak dini untuk memahami apa, sih, bullying (perundungan) itu? Apa, sih, bedanya bullying dan bercanda? Perilaku apa aja sih yang udah disebut sebagai bullying?" kata Annisa.

Selain itu, orang tua juga didorong untuk mengajarkan konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan oleh anaknya. Annisa mengatakan orangtua juga perlu tegas dalam menyampaikan kepada anak hal mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

"Kalau memang anak melakukan kesalahan, harus tetap konsisten menyampaikan bahwa itu tidak boleh lagi dilakukan," kata dia.

3 dari 3 halaman

Pengaruh Peer Group yang Kuat

Di kesempatan berbeda, psikolog klinis Efnie Indrianie mengungkapkan bahwa Ternyata perkembangan seorang anak tidak sekadar hasil dari parenting atau pengasuhan orangtua dan keluarga semata.

"Jika anak sudah beranjak remaja, maka pengaruh peer group (kelompok teman sebaya) dan informasi dari media sosial sangatlah besar," kata Efnie.

Khusus pada perilaku bullying yang dilakukan seorang remaja, Efnie mengatakan, bahwa hal tersebut biasanya terjadi karena kebersaamaan dalam sebuah kelompok atau geng.

Terlebih anak masuk dalam geng atau kelompok yang dianggap superior dibandingkan anak lain atau kelompok lain.

"Kebersamaan di dalam kelompok yang merasa lebih superior membuat seorang remaja rentan melakukan tindakan kekerasan," kata Efnie yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Maranatha itu. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.