Sukses

Seperti Dialami Alice Norin, Kanker Sarkoma di Rahim Membuat Pasien Tak Bisa Hamil Lagi

Terkait kanker sarkoma di rahim yang tak memungkinkan pasiennya untuk hamil juga dijelaskan oleh dokter spesialis onkologi ginekologi RS Kanker Dharmais, Veinardi Madjid.

Liputan6.com, Jakarta - Pesinetron Alice Norin mengabarkan bahwa dirinya mengidap kanker sarkoma. Kanker ini tumbuh di otot rahimnya sejak Desember 2023.

"Aku divonis kanker sarkoma yaitu kanker langka yang berkembang di otot rahim," kata Alice yang diunggah di video TikTok pada Jumat, 16 Februari 2024.

Alice bercerita, pada 13 Desember, dokter menyebut bahwa "sesuai dugaan, ini kanker sarkoma." Merujuk prosedur yang harus dijalani, Alice menyebut bahwa ia akan menopause dini dan pasti tidak bisa punya anak lagi.

Operasi akhirnya dijalani Alice Norin pada 16 Desember 2023. "Aku sama suami kayak enggak dikasih waktu mencerna. Ini beneran? Is this real?" katanya.

Terkait kanker sarkoma di rahim yang tak memungkinkan pasiennya untuk hamil juga dijelaskan oleh dokter spesialis onkologi ginekologi RS Kanker Dharmais, Veinardi Madjid.

“Secara umum penanganan kanker sarkoma (di rahim) dilakukan pengangkatan rahim terlebih dahulu. Pengangkatan ini pasien dan keluarga yang menentukan, dokter tidak memaksa tapi memberi tahu bahwa pilihan ini yang terbaik,” kata Veinardi saat ditemui di RS Kanker Dharmais, Jumat (16/2/2024).

Dengan kata lain, ketika kanker serta rahimnya diangkat, maka seorang perempuan tak dapat lagi hamil dan memiliki keturunan.

“Pasti akan disarankan pengangkatan rahim apabila masih bisa diangkat, kalau tidak bisa diangkat sih enggak akan ditawarkan untuk pengangkatan rahim.”

Sayangnya, jika tidak diangkat maka sel kanker akan terus tumbuh. Artinya ada penambahan ukuran secara signifikan. Misalnya dari satu menjadi 10 cm dan bisa menyebar ke mana-mana.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sarankan Fokus Penanganan Kankernya

Khusus untuk sarkoma yang ada di rahim, Veinardi menyarankan para pasien untuk memahami bahwa kehamilan adalah hal yang kurang memungkinkan. Mengingat ketika ada sarkoma di rahim maka seluruh rahimnya perlu diangkat.

Dia pun menyarankan pasien untuk lebih fokus pada penanganan kankernya, ketimbang berlarut-larut memikirkan bahwa dirinya tak dapat hamil lagi.

“Saya rasa kalau kita sudah ada masalah kanker, saya rasa harus fokus pengobatan kanker. Karena pengobatan sarkoma itu panjang dan merupakan salah satu kanker yang rada bandel, artinya pembedahan merupakan salah satu cara yang bagus dibanding kemoterapi untuk sarkoma.”

3 dari 4 halaman

Mengenal Kanker Sarkoma

Sebelumnya, dokter spesialis onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Alif Soeratman juga memberi penjelasan soal kanker sarkoma.

Menurutnya, kanker sarkoma adalah kanker pada kelenjar jaringan lunak.

"Dan itu ganas biasanya bisa membesar dan juga bisa menyebar. Jadi memang sarkoma ini termasuk dalam kategori kanker atau tumor yang ganas," kata Alif kepada Health Liputan6.com saat ditemui dalam acara puncak Hari Kanker Anak Internasional RS Kanker Dharmais, Jumat (16/2/2024).

Dia menambahkan, kanker ini biasanya memiliki gejala benjolan. Dan benjolannya bisa timbul di mana saja. Seperti di kepala, leher, tungkai, dan di kulit lainnya.

"Gejalanya dari awalnya berupa benjolan kecil, atau kalau di kepala leher biasanya mimisan dan lain-lain."

Jadi, gejala yang bisa timbul di awal umumnya nyeri dan benjolan kecil di tubuh.

 

 

4 dari 4 halaman

Dapat Terjadi di Mana Saja dan Menyebar dengan Cepat

Lebih lanjut, Alif mengatakan bahwa sarkoma ini memang menjadi momok di kalangan dokter onkologi. Pasalnya, bisa terjadi di mana saja termasuk di otot rahim dan dapat pula menyebar dengan cepat tanpa harus menunggu bertahun-tahun.

Meski disebut sebagai kanker yang langka, tapi di RS Kanker Dharmais sendiri kasusnya cukup banyak.

"Cukup banyak sih kalau di Dharmais ini tapi memang kalau dilihat dari ranking cancer-nya ini jauh di bawah karena pada wanita yang pertama adalah kanker payudara."

Dijelaskan pula bahwa kanker sarkoma ini tidak mengenal gender. Artinya dapat terjadi pada pria maupun wanita.

Sementara, untuk penanganannya, sarkoma ini perlu diatasi dengan operasi.

"Sarkoma itu obatnya memang operasi. Jadi modalitas kanker itu ada operasi ada kemoterapi, radiasi, atau terapi target. Tapi untuk sarkoma modalitas utamanya operasi," tutup Alif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.