Sukses

Menkes Budi Soroti Alat Kesehatan Puskesmas di Sulteng, Ada yang Jadul dan Tak Beroperasi Baik

Alat kesehatan Puskesmas di Sulawesi Tengah ada yang masih versi lama dan tak beroperasi baik.

Liputan6.com, Tojo Una-Una Sejumlah alat kesehatan di Puskesmas yang berada di Sulawesi Tengah rupanya masih ada yang menggunakan masih versi lama, bahkan ditemukan tak beroperasi dengan baik. Situasi ini pun disorot Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. 

Puskesmas yang dikunjungi Menkes Budi di antaranya, Puskesmas Tete, Puskesmas Ampana Timur, dan Puskesmas Ampana Barat di Ampana, serta Puskesmas Wakai di Kepulauan Togean.

Pada kunjungan itu, terdapat penggunaan perlengkapan antropometri di beberapa Puskesmas yang tidak terstandar. Antropometri merupakan alat ukur berat dan tinggi badan bayi.

Alat yang digunakan untuk mengukur berat dan tinggi badan itu masih memakai antropometri versi yang lama atau manual.

"Khawatirnya penggunaan alat ini tidak menunjukkan tinggi maupun berat badan yang sesungguhnya," terang Budi Gunadi saat kunjungan kerja ke Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada Sabtu, 6 Januari 2024.

Antropometri dari Pemerintah Harus Digunakan 

Oleh karena itu, Budi Gunadi meminta kepada Puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una agar tidak menyimpan perlengkapan antropometri terbaru yang telah diberikan pemerintah.

Ia menegaskan perlengkapan antropometri harus digunakan seoptimal mungkin untuk deteksi dini potensi stunting pada anak.

“Sebaiknya, alat-alat kesehatan yang sudah diberikan, segera dimanfaatkan. Jangan hanya disimpan karena masyarakat perlu alat-alat itu,” tutur Budi Gunadi Sadikin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pastikan Alat Kesehatan Dimanfaatkan

Kunjungan kerja Menkes Budi Gunadi Sadikin ke Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah untuk memastikan berbagai alat kesehatan bantuan Pemerintah seperti perlengkapan antropometri dan peralatan ultrasonografi atau (USG) telah dimanfaatkan.

Kedua alat ini mendukung Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan pencegahan stunting.

“Hari ini, saya meninjau fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Tojo Una-Una, baik yang ada di darat maupun di kepulauan, melihat secara langsung dan lebih dekat bagaimana layanan kesehatan yang ada,” kata Menkes Budi.

Budi Gunadi juga meninjau sejumlah ruangan dan layanan yang ada di Puskesmas. Misalnya, layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), laboratorium, poli gigi, dan layanan imunisasi.

Ia mengatakan secara keseluruhan kualitas dan mutu layanan kesehatan yang diberikan puskesmas sudah cukup baik.

3 dari 4 halaman

Alat USG Tidak Beroperasi dengan Baik

Di sisi lain, Budi Gunadi Sadikin turut meminta agar penggunaan dan pengelolaan peralatan USG ditingkatkan.

Sebab, alat yang digunakan untuk mengetahui perkembangan janin dalam kandungan ini tidak dapat beroperasi dengan baik di beberapa Puskesmas yang dikunjungi. Hal itu lantaran kertas USG atau thermal paper tidak tersedia dan printer rusak.

“Saya minta kepada Dinas Kesehatan untuk segera dipenuhi dan diperbaiki sehingga fungsinya bisa optimal lagi,” ucap Menkes Budi.

Pacu Penggunaan Alat Hematoanalyzer 

Selain peralatan untuk pencegahan stunting, Budi Gunadi meminta Puskesmas-Puskesmas supaya memacu penggunaan alat hematoanalyzer secara efektif.

Alat ini untuk membantu mendeteksi penyakit seperti kanker, talasemia, hepatitis, tuberkulosis (TB), diabetes, dan berbagai penyakit lainnya secara otomatis.

 

4 dari 4 halaman

Deteksi Dini Diabetes

Apabila alat skrining kesehatan hematoanalyzer dioptimalkan, masalah kesehatan, termasuk penyakit diabetes yang paling banyak diderita masyarakat di Kabupaten Tojo Una-Una dapat dideteksi, dikontrol, dan diobati sejak dini di Puskesmas.

"Ya sehingga persentase kesembuhannya kian besar," pungkas Menkes Budi Gunadi Sadikin.

"Kalau pemeriksaan hematoanalyzer ini jalan, pemeriksaan darahnya jalan, maka rumah sakit tidak akan penuh."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.