Liputan6.com, Tojo Una-Una Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menekankan, pencegahan diabetes dapat dilakukan di Puskesmas. Cara ini lebih efektif dan efisien dibandingkan pasien akhirnya mesti mendapat penanganan di rumah sakit.
Selain bisa mengatasi diabetes sejak dini dengan biaya yang relatif murah, menurut Menkes Budi, langkah ini juga dapat mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit.
Baca Juga
Kemenkes, UNDP, dan WHO Berkolaborasi Bangun Sistem Kesehatan Indonesia yang Tahan terhadap Perubahan Iklim, Ini yang Dilakukan
Wamenkominfo Imbau Masyarakat Agar Tetap Kritis di Tengah Maraknya Hoaks yang Mencatut Nama Tokoh
Menkes Budi Gunadi Sadikin Bocorkan 3 masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Pemudik, Jangan Anggap Sepele
“Kalau ini (pencegahan diabetes di Puskesmas) jalan, tidak perlu dikirim ke sini (RSUD). Jadi, rumah sakit enggak penuh. Apa yang bisa ditangani di Puskesmas, sebaiknya dilakukan di sana. Itu lebih murah,” imbuh Budi Gunadi saat meninjau layanan kesehatan di RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/1/2024).
Advertisement
Monitor Kadar Gula Darah
Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan layanan pemeriksaan gula darah menggunakan alat hematoanalyzer. Hematoanalyzer saat ini telah tersedia di Puskesmas.
Pemeriksaan gula darah dengan alat tes hematoanalyzer sangat penting untuk memonitor kadar gula darah. Apabila hasil tes kadar gula darah tinggi dapat menjadi indikasi seseorang terkena diabetes.
“Diabetes itu dicegahnya harus di Puskesmas, jadi dicek darahnya. Kalau (gula darah) sudah di atas 200 mg/dL, dikasih obat, obatnya gratis,” tutur Budi Gunadi.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jumlah Penderita Diabetes di Tojo Una-Una Cukup Tinggi
Dalam kunjungan ke RSUD Ampana, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh Puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah agar memaksimalkan perannya melakukan pencegahan diabetes sejak dini.
Terlebih lagi, angka penderita diabetes di wilayah Tojo Una-Una cukup tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una, jumlah penderita diabetes tahun 2023 mencapai 9.775 orang. Hingga kini, baru sekitar 4.248 orang diabetes yang ditangani.
Advertisement
Artinya, banyak penderita diabetes yang belum tertangani dan dikhawatirkan kondisinya terus memburuk.
Advertisement
Banyak Pasien Diabetes Dirawat
Direktur RSUD Ampana, Niko mengungkapkan, tingginya angka diabetes di wilayahnya ditambah belum adanya pemeriksaan HbA1c di Kabupaten Tojo Una-Una membuat pasien yang dirawat di RSUD Ampana sangat banyak, bahkan mendominasi ruang rawat inap.
“Di sini, paling banyak yang dirawat diabetes. Kalau untuk rawat jalan, paling banyak masalah lambung,” ungkapnya.
Niko menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una dalam mengatasi penyakit degeneratif, khususnya diabetes. Melalui kolaborasi ini, ia berharap layanan kesehatan di Kabupaten Tojo Una-Una bisa melayani masyarakat dengan lebih baik.
Advertisement
Belum Tersedia Pemeriksaan HbA1c
Sekretaris Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Souvianur Kure menambahkan, pemeriksaan gula darah sebenarnya telah dilakukan di hampir semua Puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una.
Namun diakuinya, saat ini tes gula darah, khususnya pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin terglikasi, belum tersedia di wilayahnya.
“Mulai tahun ini, kami anggarkan,” tambahnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.