Sukses

Sulit Bangun Pagi dan Linglung Usai Tidur, Bisa Jadi Akibat Inersia Tidur

Inersia Tidur yang Mungkin Jadi Penyebab Anda Sulit Bangun Pagi

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang kerap mengalami kesulitan untuk bangun tidur di pagi hari. Bahkan, ketika sudah memasang alarm atau dibangunkan oleh orang lain. Jika pun tubuh sudah berubah ke posisi duduk, tapi otak seolah belum bisa bangun sepenuhnya.

Orang yang masih belum sadar sepenuhnya beberapa saat setelah bangun bisa jadi mengalami inersia tidur. Hal ini tidak sama dengan sekadar rasa lelah akibat kurang tidur di malam hari.

Inersia tidur menyebabkan rasa kantuk yang lambat untuk dihilangkan setelah bangun. Orang dengan inersia mungkin kesulitan berpikir jernih atau memahami informasi setelah bangun tidur.

"Anda mungkin merasa canggung atau linglung karena pesan dari otak Anda yang mengontrol keterampilan motorik cenderung lambat untuk sampai ke tubuh Anda," mengutip Verywell Health pada Rabu, 29 November 2023.

Inersia tidur pertama kali diidentifikasi di kalangan pilot Angkatan Udara AS pada tahun 1950-an. Inersia tidur membuat aktivitas pilot terganggu dalam menerbangkan jet tempur.

Meskipun sebagian besar dari masyarakat masa kini tidak menerbangkan jet tempur, orang-orang mungkin mengalami gangguan yang sama dalam melakukan aktivitas kompleks sehari-hari.

"Misalnya, mungkin sulit mengendarai mobil dengan aman setelah Anda bangun. Anda mungkin lupa bahwa Anda sudah menuangkan jus, atau Anda mungkin meletakkan sepatu di tempat yang salah tanpa berpikir panjang. Kondisi mental Anda bahkan mungkin membuat Anda tetap di tempat tidur karena ada keinginan kuat untuk kembali tidur."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab Inersia Tidur

Gejala inersia tidur paling sering terjadi saat terbangun secara tiba-tiba. Hal ini juga lebih mungkin terjadi jika belum tidur cukup lama dan sering terjadi pada awal tidur.

Beberapa kondisi lain juga bisa jadi penyebab terjadinya inersia tidur, seperti:

Kurang Tidur

Kurang tidur dapat membuat sulit bangun. Hal ini lebih mungkin terjadi ketika harus bangun lebih awal dari biasanya, seperti menyetel alarm lebih awal untuk acara kerja atau sekolah.

Kadar Adenosin Tinggi

Gejala inersia tidur dapat berlangsung selama beberapa menit atau hingga satu jam bahkan lebih. Sebuah teori menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh neurotransmitter atau pembawa pesan kimiawi, yang disebut adenosin.

"Ini mungkin menumpuk di otak selama tidur dan menyebabkan Anda merasa mengantuk."

Gangguan Tidur

Inersia tidur juga lebih mungkin terjadi jika seseorang mengalami gangguan tidur. Misalnya, sleep apnea dan gangguan fase tidur-bangun.

Sleep apnea mengganggu kualitas tidur dengan gangguan kecil yang sering berkaitan dengan pernapasan. Gejala apnea tidur lainnya mungkin termasuk:

  • Terengah-engah atau tersedak
  • Berhenti napas
  • Sering buang air kecil di malam hari
  • Menggertakkan gigi
  • Insomnia

Hipersomnia idiopatik atau rasa kantuk yang tidak diketahui penyebabnya, juga dapat menyebabkan inersia tidur.

Insomnia adalah gejala utama gangguan fase tidur-bangun. Hal ini disertai dengan kemampuan alami untuk tertidur di awal malam.

Sulit tidur di awal malam sering kali dimulai pada masa remaja. Namun, dapat berlangsung seumur hidup.

Seseorang dengan kelainan ini mungkin tidak bisa tidur hingga larut malam dan kemudian sulit untuk bangun ketika pagi tiba.

 

 

3 dari 3 halaman

Tips agar Bangun Tidur Jadi Lebih Mudah

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar bangun tidur menjadi lebih mudah, seperti:

Jaga Jadwal Tidur

Buat jadwal tidur dengan menentukan waktu memulai tidur. Atur waktu tidur selama tujuh jam dalam sehari untuk menjaga kesehatan.

Hindari Main Gawai Sebelum Tidur

Perangkat seluler membuat orang terpapar cahaya biru dan hal ini dikaitkan dengan gangguan tidur. Hal ini terutama berlaku ketika menggunakan ponsel atau laptop tepat sebelum atau di tempat tidur, seperti yang dilakukan banyak orang.

"Anda dapat mencoba menggunakan perangkat Anda dalam mode malam untuk mengurangi paparan cahaya biru. Lebih baik lagi adalah meluangkan waktu satu atau dua jam sebelum tidur dan membatasi berita, media sosial, pesan teks, dan gangguan lainnya sebelum mencoba tidur."

Pastikan Tempat Tidur Sudah Kondusif

Jika sulit untuk bangun, mungkin itu disebabkan oleh lingkungan tidur yang kurang baik.

Perhatikan bagaimana suhu ruangan, tempat tidur, paparan cahaya, dan tingkat kebisingan di rumah dapat memengaruhi kemampuan untuk tidur nyenyak.

Gunakan bantal atau sprei yang nyaman dan pastikan kamar terlindungi dari kebisingan berlebih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini