Sukses

Segera Berobat Jika Muncul Kelainan Kulit Dicurigai Cacar Monyet

Segera berobat jika mengalami kelainan kulit yang dicurigai cacar monyet atau Mpox.

Liputan6.com, Depok Demi mencegah kematian cacar monyet atau Mpox, masyarakat diharapkan segera berobat jika mengalami kelainan kulit yang dicurigai infeksi virus tersebut. Terlebih lagi, ada satu pasien Mpox yang meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menyampaikan, masyarakat harus perhatian terhadap penularan cacar monyet, terutama bagi mereka yang rentan. Utamanya, pasien yang punya orientasi seksual dan HIV.

Sosialisasi dan edukasi mengenai kebersihan dan perilaku seks yang aman perlu diperhatikan.

"Menurut saya sih institusi pendidikan, ikut sosialisasi juga. Yang penting masyarakat mengetahui bahwa memang ada penambahan kasus cacar monyet terus walaupun tidak masif terhadap infeksi ini," ujar Ari Fahrial saat diwawancarai Health Liputan6.com di Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (23/11/2023).

"Kuncinya adalah bagaimana kita bisa mengantisipasi. Kan disebutkan tadi terjadi pada orang-orang rentan, daya tahan tubuh turun, dia akan mudah terinfeksi."

Segera Berobat Jika Curiga Cacar Monyet

Pengobatan yang lebih dini dapat mencegah penularan virus Mpox. Sehingga gejala cacar monyet mesti diwaspadai. Terutama pembengkakan kelenjar getah bening yang ditandai dengan adanya benjolan di leher, ketiak atau selangkangan.

"Kita tahu juga bagaimana penularan dengan kontak erat," pesan Ari Fahrial yang juga Dekan FKUI.

"Yang penting adalah ketika kita tahu keluarga atau yang lain-lain mempunyai suatu kelainan kulit yang dicurigai cacar monyet, segera berobat ya. Karena kalau tidak, ada potensi akan menyebarkan atau menularkan kepada orang lain."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Pasien Mpox Meninggal

Dokter spesialis penyakit dalam RSCM Lie Khie Chen pada Kamis (23/11/2023) menuturkan, kendati ada kasus kematian pada pasien Mpox, tidak serta merta meningkatkan fatalitas kasus Mpox. Hal ini disebabkan kondisi setiap pasien berbeda dan memiliki kondisi penyakit penyerta yang bebeda.

Saat dirujuk ke RSCM, pasien Mpox sudah masuk dengan kondisi komorbid yang berat dan pasien yang dirawat sudah mengalami komplikasi dan harus menjalani operasi di RSCM. Pasien mengalami sumbatan usus kecil dan HIV positif dengan CD4 yang sangat rendah (CD4=6).

Sebelumnya, pasien sudah dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan rumah sakit lainnya, sudah dirawat selama kurang lebih 3-4 minggu di rumah sakit lain. Pasien dirujuk ke RSCM karena memiliki masalah di pencernaan dimana terjadi sumbatan di usus dan harus dioperasi di RSCM.

3 dari 4 halaman

Penularan Mpox Tak Sepesat COVID-19

Penularan cacar monyet atau Mpox di Indonesia masih terjadi dengan masih ditemukannya kasus di beberapa daerah. secara Nasional tercatat hingga 22 November 2023 sebanyak 57 pasien konfirmasi Mpox di Indonesia sejak pertama kali dilaporkan pada 22 November 2023.

Pasien Mpox didominasi di DKI jakarta sebanyak 42 pasien, diikuti Banten sebanyak 6 kasus, Jawa Barat sebanyak 6 kasus, Jawa Timur sebanyak 2 kasus, dan Kepulauan Riau sebanyak 1 kasus.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, masyarakat tidak perlu cemas karena penularan Mpox dinilai tidak akan sepesat COVID-19. Sebab, penularan Mpox lebih banyak melalui kontak seksual.

"Kalau saya bilang ke masyarakat ya supaya lebih tenang. Bedanya sama COVID-19 kan ini penularannya lewat (kontak) seksual. Jadi enggak akan sepesat seperti COVID," ujar Budi Gunadi di sela-sela acara ‘Ayo Sehat Festival’ di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat pada Sabtu, 11 November 2023.

"Dan yang kedua, ini terjadi pada kelompok-kelompok tertentu saja."

Jaga Perilaku Kesehatan

Strategi penanganan cacar monyet, lanjut Budi Gunadi, sama seperti penanganan COVID-19.

"Nomor satu, promosi kesehatannya. Perilaku kesehatan mesti kita jaga, kalau dulu kan 3M ya. Kalau yang Mpox ini utamanya, cara bagaimana hubungan seksual itu yang mesti dijaga," katanya.

"Kedua, vaksinasi Mpox itu juga sudah ada dan kita berikan lewat organisasi-organisasi sosial yang terlibat dengan kelompok-kelompok tertentu ini."  2 dari 4 halaman

4 dari 4 halaman

Surveilans Kasus Aktif dan Sosialisasi Kewaspadaan Mpox

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah melaksanakan langkah langkah penanggulangan Mpox, mulai dari surveilans untuk penemuan kasus aktif dan penyelidikan epidemiologi, terapeutik dengan pemberian terapi sesuai simptom dan mempersiapkan logistik antivirus.

Selain itu juga dilakukan sosialisasi kewaspadaan Mpox kepada tenaga kesehatan dan masyarakat.

Kemenkes juga memberikan vaksinasi kepada kelompok rentan tertular Mpox termasuk kontak erat dengan pasien Mpox dan Orang Dengan HIV (ODHIV), yang mana vaksinasi dosis pertama sudah dimulai pada 23 Oktober 2023.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Farchanny mengimbau masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan, mulai dari praktik seks yang aman termasuk membatasi jumlah pasangan seks, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Jika mengalami gejala mengarah Mpox seperti muncul bintik-bintik merah dan demam, segera periksakan diri fasilitas layanan kesehatan terdekat, batasi kegiatan diluar rumah serta menghindari kerumunan," katanya pada Kamis (23/11/2023).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini