Sukses

Satu Kasus Cacar Monyet Meninggal, Punya Riwayat HIV Bikin Daya Tahan Tubuh Anjlok

Tanggapan adanya satu kasus cacar monyet atau Mpox yang punya riwayat HIV meninggal dunia.

Liputan6.com, Depok Laporan satu kasus cacar monyet meninggal dunia cukup menyorot perhatian lantaran belum pernah ada sebelumnya kejadian kematian akibat infeksi virus Mpox di Indonesia. Pasien meninggal tersebut sempat mendapatkan perawatan intensif selama dua minggu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Pasien tersebut mengalami sumbatan usus kecil dan memiliki riwayat HIV positif dengan CD4 yang sangat rendah (CD4=6). Semakin rendah jumlah CD4 yang merupakan ukuran sistem kekebalan tubuh maka semakin mungkin seseorang akan jatuh sakit.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menyampaikan, pasien yang mempunyai riwayat komorbid seperti HIV rentan terkena infeksi. Hal ini karena daya tahan tubuh lemah.

"Ketika terjadi suatu infeksi, apalagi kita bicara cacar monyet, kalau memang pasien itu mempunyai berbagai macam ada faktor-faktor yang lain gitu ya. Misal, mungkin juga daya tahan tubuhnya kurang bagus atau kemungkinan juga ada masalah penyakit-penyakit kronis yang lain," ujar Ari Fahrial saat diwawancarai Health Liputan6.com di Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (23/11/2023).

"Sehingga sesuatu penyakit yang sebenarnya tidak akan membawa dampak lebih berat, bisa aja menimbulkan komplikasi."

Atasi Infeksi dan Perbaiki Kadar Imun

Ketika bicara soal cacar monyet, misalnya, lanjut Ari Fahrial, secara umum dokter akan mengatasi infeksi virus Mpox terlebih dahulu.

"Kemudian kadar imun harus diperbaiki. Kalau tidak, ya akan berdampak (memperparah kondisi) nantinya," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Risiko Kena Infeksi Cacar Monyet

Menurut Ari Fahrial Syam, penyebab satu kasus kematian cacar monyet meninggal, bukan diakibatkan secara langsung karena infeksi virus Mpox, melainkan lebih kepada komorbid yang diidapnya. Seperti halnya diinformasikan, pasien meninggal mengidap HIV.

"Saya yakin pasti (infeksi cacar monyet) itu bukan penyebab langsung, kan tadi ada faktor-faktor lain (yang HIV) kenapa seseorang tersebut mengalami kematian begitu?"

"Bahwa memang ketika dia seseorang mempunyai daya tahan tubuh rendah, maka dia akan berisiko dengan berbagai macam penyakit dan kebetulan memang dia rentan untuk terhadap penyakit infeksi termasuk penyakit cacar monyet ini."

Dengan demikian, prinsip secara umum ketika seseorang mengalami infeksi, apapun infeksinya seharusnya berobat.

"Saya ambil contoh pasien-pasien HIV banyak juga kok yang bisa hidup normal, karena apa? Karena memang dia berobat dengan beberapa antivirus. Antivirus bisa menekan jumlah virusnya sedemikian rupa sehingga daya tahan tubuhnya seperti orang normal gitu," pungkas Ari yang juga Dekan FKUI.

3 dari 4 halaman

Pasien Meninggal Alami Komplikasi

Dokter spesialis penyakit dalam RSCM Lie Khie Chen pada Kamis (23/11/2023) memaparkan kronologi pasien Mpox meninggal dunia.

"Ada satu kasus di RSCM meninggal, tapi bukan karena Mpox, tapi karena penyebab lain yang sangat kompleks” ucapnya.

Saat dirujuk ke RSCM, pasien sudah masuk dengan kondisi komorbid yang berat dan pasien yang dirawat sudah mengalami komplikasi dan harus menjalani operasi di RSCM.

Masalah Sumbatan Usus

Sebelumnya, pasien sudah dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan rumah sakit lainnya. Pasien dirujuk ke RSCM karena memiliki masalah di pencernaan dimana terjadi sumbatan di usus dan harus dioperasi.

“Pasca operasi kondisi pasien cukup stabil, namun karena adanya komorbid lainnya, dan juga adanya kondisi lesi yang cukup banyak dan berat sehingga terjadi komplikasi, sehingga setelah 2 minggu perawatan terjadi komplikasi di paru dan pasien tidak tertolong” jelas Lie Khie Chen.

4 dari 4 halaman

Tidak Serta Merta Tingkatkan Kematian Kasus Mpox

Kendati ada kasus kematian pada pasien Mpox, Lie Khie Chen menekankan, tidak serta merta meningkatkan fatalitas (kematian) kasus Mpox. Hal ini disebabkan kondisi setiap pasien berbeda dan memiliki kondisi penyakit penyerta yang berbeda.

Adapun secara nasional, tercatat hingga 22 November 2023 sebanyak 57 pasien konfirmasi Mpox di Indonesia sejak pertama kali dilaporkan pada 22 November 2023.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Farchanny mengatakan, pasien Mpox di dominasi di DKI jakarta sebanyak 42 pasien, diikuti Banten sebanyak 6 kasus, Jawa Barat sebanyak 6 kasus, Jawa Timur sebanyak 2 kasus, dan Kepulauan Riau sebanyak 1 kasus.

“Seratus persen kasus berjenis kelamin laki-laki, dengan rentang usia terbanyak pada kelompok 30-39 tahun diikuti rentang usia 25-29 tahun, memiliki perilaku seks banyak pasangan dan berganti ganti pasangan dengan orientasi seksual terbanyak Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL),” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini