Sukses

Dokter Jadi Influencer Produk Kosmetik, Bisa Lho Konsultasi Dulu ke BPOM RI

Sejumlah dokter kerap menjadi influencer yang mempromosikan produk kosmetik.

Liputan6.com, Jakarta Mempromosikan alias nge-endorse produk kosmetik dari brand merek tertentu kerap dilakukan oleh dokter, salah satunya dokter kecantikan. Upaya mempromosikan produk kosmetik pun wara-wiri di media sosial, baik Instagram sampai TikTok.

Para dokter ini dapat dikatakan sebagai influencer produk kosmetik atau beauty enthusiast. Gelar dokter yang melekat, tak heran membuat publik atau calon konsumen gampang percaya dengan produk kosmetik yang dipromosikan.

Meski begitu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Penny K. Lukito pada Rabu (20/9/2023) mengingatkan, agar dokter influencer produk kosmetik ini dapat berkonsultasi dengan BPOM.

Utamanya, berkaitan dengan regulasi dan keamanan produk kosmetik.

"Kami juga mengimbau, dikaitkan dengan regulasi, belum tentu memahami bila tidak teredukasi ya. Artinya, walaupun pihak tertentu yang ada keprofesian sesuai dengan keahliannya seperti dokter dan sebagainya ya berkomunikasilah dengan Badan POM," terang Penny menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat konferensi pers 'Peluncuran Program INSPIRASI (Intensifikasi Peningkatan Literasi Beauty Enthusiast)' di Hotel Shangri-La Jakarta.

"Tentunya, untuk kita mempunyai kesepahaman bersama yang dikaitkan dengan regulasi-regulasi dan aspek lainnya."

Ikuti Pengetahuan yang Berkembang

Adanya konsultasi dengan BPOM RI juga untuk menambah wawasan terhadap pengetahuan yang berkembang seputar regulasi dan keamanan produk kosmetik.

"Dan ilmu pengetahuan terus berkembang ya harus terus menuntut ilmu, membuka cakrawalanya untuk mengikuti pengetahuan yang berkembang," lanjut Kepala BPOM RI Penny.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tanggung Jawab Etika Profesi

Menyentil soal dokter yang mempromosikan produk kosmetik dari sisi keprofesian, Penny K. Lukito menilai hal itu tanggung jawab etika profesi masing-masing.

"Untuk keprofesian tertentu ya jadi tanggung jawab pada etika. Apalagi untuk mereka yang punya gelar-gelar yang dikaitkan dengan kesehatan," katanya.

"Saya kira ini menjadi tanggung jawab etika dan keprofesian masing-masing, dan itu tentunya akan membuat masyarakat percaya."

3 dari 4 halaman

Bangun Forum Dialog

Demi memberikan edukasi dan literasi terhadap keamanan produk kosmetik kepada publik, BPOM RI terus membangun forum dialog atau diskusi. 

"Saya kira untuk itulah forum-forum komunikasi ya, dialog itu perlu terus dibangun. Badan POM, saya kira akan selalu melakukan inisiasi dialog-dialog yang dikaitkan dengan aspek keamanan dari produk kosmetik," ucap Penny K. Lukito.

Aktif Dukung Pengawasan Produk Kosmetik

BPOM RI baru saja meluncurkan program Intensifikasi Peningkatan Literasi Beauty Enthusiast atau yang disingkat dengan INSPIRASI hari ini.

Program tersebut diadakan sebagai langkah untuk memberdayakan beauty enthusiast (orang yang minat dengan dunia kecantikan) agar dapat terus berperan aktif dalam mendukung pengawasan produk kosmetik di Indonesia.

Program INSPIRASI dikemas dalam acara yang bertajuk Forum Peningkatan Literasi Kosmetik Aman. Acara tersebut turut menghadirkan berbagai pihak yang ikut terlibat di industri kecantikan Tanah Air, mulai dari pihak BPOM, influencer, makeup artist, komunitas kecantikan, dokter kulit, dermatolog, hingga pebisnis di dunia kosmetik.

4 dari 4 halaman

Beri Literasi Produk Kosmetik yang Aman

Peluncuran program INSPIRASI diinisiasi oleh BPOM RI lantaran produk kosmetik yang semakin populer. Apalagi dengan adanya strategi pemasaran digital yang masif dan disiarkan melalui media sosial.

Sebut saja endorse dari influencer, review oleh beauty enthusiast hingga trik pemasaran dari brand-brand kosmetik yang kian marak bermunculan.

Penny K. Lukito menyampaikan, tujuan dari program INSPIRASI untuk mengintensifikasikan program pemahaman informasi dan literasi sehingga masyarakat akhirnya teredukasi dan memilih produk yang aman dan berkualitas.

BPOM juga mengakui tidak bisa melakukan pengawasan secara mandiri, tapi juga membutuhkan bantuan dari banyak pihak agar masyarakat mendapatkan produk yang aman dan memberikan manfaat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.