Sukses

50 Persen Populasi Dunia Punya Masalah Gigi dan Mulut, Apa Kasus Terbanyak?

Gigi berlubang merupakan salah satu masalah gigi dan mulut yang banyak ditemukan penduduk dunia.

Liputan6.com, Jakarta Dokter gigi spesialis periodontik dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta Indah Kusuma Pertiwi mengungkapkan sekitar 50 persen populasi dunia memiliki masalah yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.

"Data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menunjukkan masalah gigi dan mulut sebagai salah satu dari masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Kurang lebih 50 persen warga dunia memiliki masalah gigi dan mulut," kata Indah secara daring di Jakarta.

Lebih lanjut, Indah mengatakan ada lima penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita penduduk dunia. Yakni gigi berlubang, masalah jaringan penyangga gigi, masalah gusi dan tulang penyangga (periodontal), kehilangan gigi (ompong), hingga kanker rongga mulut.

Untuk di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 87 juta kasus gigi berlubang yang ditemukan di masyarakat mengutip Antara.

 

Tidak Rutin Periksa Gigi

Indah menyebutkan ketidakrutinan masyarakat dalam memeriksakan giginya (dental check up) ke dokter gigi menjadi salah satu penyebab tingginya angka masalah gigi dan mulut.

"Kemudian kita juga menghadapi fenomena pascapandemi COVID-19 yang menyebabkan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan ada yang terganggu, termasuk fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut," ujar Indah.

Selama masa pandemi COVID-19 berlangsung, kata Indah, terdapat sejumlah pasien yang sebelumnya rutin memeriksakan kesehatan giginya, namun terkendala lantaran pandemi yang belum mereda.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Periksakan Gigi Secara Rutin

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional (HKGMN) yang dilaksanakan pada 12 September 2023, Indah mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Salah satu cara terpenting, ucapnya, dengan melakukan pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi, sebagai pemeriksaan dan pembersihan secara profesional, serta upaya pencegahan dengan tujuan kondisi rongga mulut menjadi sehat dan prima.

"Kenapa penting? Karena sebagian besar masalah kondisi gigi dan mulut bisa dicegah, pencegahan primer adalah nomor satu dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Cara Gosok Gigi yang Tepat

Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Prof. drg .Suryono, S.H., M.M., Ph.D., berpendapat seseorang menggosok gigi boleh lebih dari dua kali dalam sehari.  Asalkan cara dan bulu sikat gigi yang dipilih tepat.

"Harus benar. Kebanyakan dari masyarakat kalau gosok gigi memilih sikat gigi kadang salah, bulunya kadang terlalu keras," ujar Suryono dalam konferensi pers Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang digelar daring, Selasa.

Menurut Suryono, selain pemilihan bulu sikat, tekanan saat menyikat gigi juga perlu menjadi perhatian. Dia mengatakan menyikat gigi dengan tekanan sangat kuat dapat mengakibatkan gusi menjadi turun dan email gigi terkikis.

"Jadi, harus, yang paling tidak, bulu sikatnya lembut atau sedang. Lalu tenaganya diatur," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini