Sukses

6 Hal yang Bisa Membangkitkan Asma, Salah Satunya Polusi Udara

Asma bisa kambuh atau bangkit karena beberapa pemicu. Lantas, apa sajakah itu?

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Asma menjadi salah satu masalah paru-paru yang dialami oleh cukup banyak orang. Gejala paling umum yang dapat terjadi ketika asma meliputi batuk dan sesak napas.

Namun, di samping gejala asma, yang biasa kerap dicari tahu berkaitan dengan pemicu di balik asma. Sebab, asma dapat disebabkan oleh banyak hal dan tiap orang bisa memiliki pemicu yang berbeda.

Lantas, hal apa saja yang bisa membangkitkan atau meningkatkan faktor risiko asma? Melansir laman Health, Selasa (29/8/2023), berikut di antaranya.

1. Genetika

Seperti diketahui, ada banyak penyakit yang datang dari faktor genetik. Juru bicara American Lung Association sekaligus praktisi di UTHealth McGovern Medical School Houston, Traci Gonzales mengungkapkan bahwa asma menjadi salah satunya.

"Kami benar-benar telah menemukan ciri-ciri genetik (sebagai pemicu asma). Jika orangtua mengalami asma, ada kemungkinan anak-anaknya juga bisa mengalami asma," kata Traci.

Namun di samping faktor genetik, faktor lingkungan yang bisa memicu alergi dianggap turut berkontribusi dalam menyebabkan asma.

2. Infeksi Saluran Pernapasan

Traci mengungkapkan bahwa infeksi khususnya infeksi saluran pernapasan dapat membuat seseorang mengalami asma, terutama pada anak kecil.

"Sistem kekebalan anak-anak masih berkembang dan sayangnya, perubahan (yang muncul akibat suatu infeksi) dapat memicu hasil jangka panjang pada anak-anak," kata Traci.

3. Alergi

Begitu pula dengan alergi. Seperti diketahui, penyebab asma bisa tumpang tindih. Pada orang-orang yang alergi dengan debu atau tungau, maka asma bisa kambuh bersamaan dengan alergi yang terjadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4. Polusi Udara dan Asap Rokok Bisa Picu Asma

Lebih lanjut Traci mengungkapkan bahwa ada bukti menunjukkan jikalau polusi udara dan asap rokok yang dihirup dapat berkontribusi menyebabkan terjadinya asma.

Dalam hal polusi udara, ada zat yang bisa berbahaya pada saluran pernapasan. Alhasil, saluran pernapasan bisa mengalami gangguan dan menambah risiko terjadinya asma.

Begitu pula dalam hal asap rokok. Gejala asma yang sudah ada dapat diperparah jika seseorang terus-menerus terpapar dengan asap rokok.

"Kami melihat adanya kecenderungan paparan terhadap rokok," kata Traci.

Hal itu lantaran aktivitas paru-paru bisa terganggu akibat asap rokok mengingat ada zat-zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok.

Sehingga, proses yang terjadi dalam saluran pernapasan bisa terganggu dan membuat orang dengan asma lebih mudah kambuh.

3 dari 4 halaman

5. Obesitas Bisa Bangkitkan Asma

Asma menjadi salah satu kondisi yang bisa diperburuk kondisinya oleh obesitas. Menurut keterangan American Lung Association, orang yang mengalami obesitas memiliki (resiko mengalami bangkitan asma)tingkat asma yang lebih tinggi.

Setidaknya 11 persen dibandingkan dengan sekitar 7 persen orang dewasa dengan indeks massa tubuh sehat.

Hal itu diperkirakan terjadi lantaran kelebihan berat badan dikaitkan dengan peradangan di banyak bagian tubuh. Peradangan ini mungkin berperan dalam asma.

"Kami melihat hal ini utamanya terjadi pada orang dewasa, sayangnya, hal ini juga terjadi pada anak-anak. Ini sesuatu yang bisa Anda hindari dengan berolahraga dan makan sehat," kata Gonzales.

4 dari 4 halaman

6. Faktor Hormon dalam Membangkitkan Asma

Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, asma lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria.

Hal itu akhirnya dikaitkan salah satunya dengan hormon. Para ahli sendiri telah memperhatikan korelasi antara timbulnya asma dan perubahan kadar hormon seperti estrogen.

Sebab, sejauh ini, wanita atau anak perempuan yang mengalami asma juga merasakan perubahan gejala selama masa pubertas, sebelum atau selama menstruasi, selama atau segera setelah kehamilan, maupun sebelum atau setelah menopause.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.