Sukses

Polusi Udara Bikin Banyak Warga Batuk-batuk dan Sesak Napas, Ini Pesan Kemenkes

Banyak warga mulai mengeluhkan batuk-batuk dan sesak napas yang disebut-sebut karena dampak polusi udara.

Liputan6.com, Jakarta - Keluhan batuk-batuk dan sesak napas mulai banyak dialami warga di tengah kualitas udara Jakarta dan sekitarnya yang memburuk. Hal ini menjadi perbincangan hangat warganet di media sosial, yang disebutkan batuk dan sesak napas akibat dampak polusi udara.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril menanggapi, bahwa dampak dari polusi udara dapat mengganggu kesehatan. Terutama bagi orang dewasa dan anak-anak yang sehat juga bisa terpapar polusi udara.

"Bagi orang sehat yang belum sakit dan anak-anak itu juga dalam kadar (polutan) yang sering, sering itu bukan tiap hari, tapi misalnya lama sampai berjam-jam," terang Syahril kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Selasa, 15 Agustus 2023.

"Apalagi dia enggak pake masker ke tempat yang indeks polusinya tinggi, nah itu berbahaya."

Harus Pakai Masker

Demi perlindungan dari kualitas udara yang buruk, Syahril berpesan agar masyarakat dapat memakai masker.

"Proteksi masing-masing orang ya memang harus pakai masker. Jadi masker enggak cuma buat COVID aja ya tapi buat kasus kayak gini (kualitas buruk)," ucapnya.

"Usahakan pakai masker di tempat-tempat yang memang ada polusi di luar. Tapi kalau kita di ruangan, di mobil, di rumah itu enggak perlu."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Batuk-batuk karena Polusi Udara

Berikut ini sejumlah keluhan warganet di platform Twitter X soal batuk-batuk akibat dampak polusi udara"

 @dian_i***

Siang semuanya. Lagi apa? Saya lagi makan siang sambil jagain anak yg batuk karena polusi udara menggila di Jabodetabek. Bayangkan kalau hal yg sama terjadi karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan #BersamaBergerakBerdaya #TeamUpForImpact #UntukmuBumiku

@nadyac***

Btw gara2 lagi rame polusi udara, ini anak gw udah batuk 2 hari jadi curiga juga apa jngan jamgann 😱

@datjune***

Dah setahun kaga batuk, wkwk hari ini batuk jg akhirnya..karena kebetulan emg udara skrg lagi jelek, sampe jd predikat polusi no 1

"Bikin Mata Berair"

Tak hanya gejala batuk saja, ada juga warganet yang mengeluhkan mata berair.

@punch***

beneran deh polusi udara jakarta selain bikin batuk bikin mata sakit berair trs

3 dari 4 halaman

Cuci Muka-Tangan dan Bersihkan Badan

Kembali disampaikan Mohammad Syahril, penggunaan masker di luar juga diperlukan tatkala udara sedang pekat karena polusi.

"Kalau kita udaranya pekat banget, itu (masker) pakai ya," ujarnya.

Selanjutnya, Syahril mengingatkan untuk segera mencuci tangan dan muka serta membersihkan badan setelah selesai beraktivitas, terlebih lagi ketika tiba di rumah.

"Kemudian cuci muka, cuci tangan, bersihkan badan setelah selesai dari aktivitas. Itu supaya yang nempel-nempel (polutan, bakteri, virus) bisa hilang, termasuk di rambut," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Atasi Batuk Akibat Polusi Udara

Guru Besar FKUI sekaligus Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tjandra Yoga Aditama memberikan tips mengatasi batuk akibat polusi udara. Ia menyarankan untuk masyarakat untuk banyak minum.

"Karena akan mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan dan jalan napas jadi bersih," katanya dalam pesan singkat kepada Health Liputan6.com, Selasa (15/8/2023).

Kemudian jika ingin konsumsi obat batuk yang dijual bebas maka ingat ada 3 jenisnya:

1. Pengencer dahak (mukolitik)

2. Pengeluar dahak (ekspektoran) 

3. Penekan batuk kering (antitusif)

"Pilihlah sesuai kebutuhan. Kalau dahak berwarna kuning atau hijau maka itu menunjukkan adanya tanda radang/infeksi," jelas  Tjandra.

Keluhan Batuk Disertai Sesak Napas

Sementara kalau batuk disertai keluhan sesak atau setidaknya napas berat, maka mungkin diperlukan pelega napas (bronkodilator).

"Kalau keluhan batuk berkepanjangan maka segera berkonsultasi ke petugas kesehatan," tambah Tjandra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini