Sukses

Sejarah Hari Hepatitis Sedunia, Ada Sosok Baruch Blumberg si Penemu Virus Hepatitis B

Hari ini diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia lantaran memang tiap tahunnya diperingati setiap tanggal 28 Juli. Lalu, mengapa diperingati di tiap tanggal 28 Juli?

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia lantaran memang tiap tahunnya diperingati setiap tanggal 28 Juli. Lalu, mengapa diperingati di tiap tanggal 28 Juli?

Ternyata penetapan tanggal itu berdasarkan hari lahir penemu virus hepatitis B sekaligus pengembang vaksin hepatitis B yakni Dr Baruch Blumberg seperti disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Imran Pambudi.

"Dimana di 2023 peringatan Hari Hepatitis Sedunia ke-14," kata Imran Pambudi dalam konferensi pers daring beberapa waktu lalu.

Baruch Blumberg merupakan ilmuwan kelahiran New York City pada 28 Juli 1925. Tumbuh di keluarga yang mendorong untuk belajar dan menonjolkan kreativitas, Blumberg tumbuh menjadi sosok yang senang belajar.

Ia mendapatkan gelar sarjana di bidang fisika di Union College. Kemudian, mendalami matematika saat ambil sekolah pascasarjana di Columbia University.

Kemudian, ayah Blumberg mendorongnya untuk bersekolah di sekolah kedokteran. Ia pun masuk Sekolah Tinggi Kedoktearn di Columbia University pada 1947 seperti mengutip laman Nobel Prize.

Pada 1967, Blumberg dan rekan-rekannya menemukan virus hepatitis B. Lalu, bersama-sama mengembangkan tes darah untuk mendeteksi virus tersebut. Lalu, Blumberg bersama rekannya Millman mengembangkan vaksin hepatitis B pertama pada 1969.

Setelah mengembangkan vaksin hepatitis B, Blumberg dan Millman berjuang untuk menarik minat perusahaan farmasi untuk membantu mengembangkan dan memproduksinya.

"Vaksin bukanlah produk yang menarik untuk perusahaan farmasi karena sering digunakan sekali atau hanya beberapa kali dan tidak menghasilkan pendapatkan sebanyak obat untuk penyakit kronis yang digunakan selama bertahun-tahun," kata Baruch Blumberg dalam esai otobiografi Nobel Prize.

Namun, usahanya tak sia-sia. Penemuan virus hepatitis B serta vaksin membuat Blumberg mendapatkan Nobel Prize di Kedokteran pada 1976.

Blumberg meninggal pada 2011 dalam usia 85. Menurut keterangan keluarga, tampaknya Baruch Blumberg meninggal karena serangan jantung tak lama setelah memberikan pidato dalam konferensi NASA di San Francisco. Ia terlibat bekerja sama dengan NASA lantaran memiliki proyek berburu mikroorganisme di luar angkasa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Awalnya Diperingati 19 Mei

Hari Hepatitis Sedunia awalnya diperingati pada tanggal 19 Mei. Kemudian dipindahkan ke tanggal 28 Juli pada tahun 2010.

Keputusan ini diambil setelah Majelis Kesehatan Dunia memutuskan untuk menghormati hari ulang tahun Baruch Samuel Blumberg

Diharapkan dengan peringatan Hari Hepatitis Sedunia jadi kesempatan untuk meningkatkan bersama melawan hepatitis serta mendorong tindakan dan keterlibatan dari individu, mitra, dan masyarakat.

 

3 dari 4 halaman

4 Tujuan Peringatan Hari Hepatitis Sedunia

Imran Pambudi menuturkan bahwa ada empat tujuan dari Hari Hepatitis Sedunia:

1. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat dalam mencegah infeksi dan penularan hepatitis

2. Menggerakkaan masyarakat secara aktif melakukan upaya pencegahan infeksi dan penularan hepatitis bagi diri sendiri dan lingkungan

3. Meningkatkan keberpihakan, keseteraaan, penyedian layanan pencegahan, tes dan pengobatan berkualitas untuk semua orang

4. Meningkatkan penggerakan sumber daya dalam mengakhiri hepatitis sebagai ancaman kesehatana masyarakat.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Hepatitis

Imran Pambudi menuturkan bahwa hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus. 

Virus yang yang dapat menyebabkan hepatitis terdiri dari virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV).

Setiap jenis virus berasal dari famili yang berbeda serta memiliki tingkat keganasannya masing-masing ketika masuk dan berkembangbiak pada tubuh manusia seperti mengutip laman Kemenkes.

Dari total penderita hepatitis di Indonesia, sekitar 7,1 persen atau setara sekitar 18 juta orang Indonesia menderita Hepatitis B. Sisanya sekitar 1 persen atau setara 2,5 juta orang terinfeksi Hepatitis C.

Salah satu kasus yang disoroti Imran adalah laju kasus hepatitis B pada balita yang mengambil porsi 4,2 persen dari total penderita di Indonesia.

Berdasarkan angka tersebut, kata Imran, saat ini Indonesia digolongkan sebagai negara dengan prevalensi hepatitis B tingkat endemisitas menengah hingga tinggi.

"Penyakit Hepatitis B dan C jadi salah satu penyebab utama sirosis hati yang merupakan kasus dengan biaya katastropik (menghabiskan biaya besar) karena membutuhkan pengobatan dan laboratorium yang cukup canggih," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini