Sukses

Orang Obesitas Sering Gatal dan Leher Menghitam, Dokter Jelaskan Penyebabnya

Orang dengan obesitas memiliki risiko terserang gatal di lipatan tubuh termasuk selangkangan. Selain itu, kerap terlihat warna kulit kehitaman di area lipatan termasuk leher.

Liputan6.com, Jakarta Orang dengan obesitas memiliki risiko terserang gatal di lipatan tubuh termasuk selangkangan. Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Em Yunir, gatal-gatal pada orang obesitas sebetulnya disebabkan jamur.

“Gatal-gatal ini sebenarnya jamur di sela-sela kulit yang lembap. Apalagi pada orang gemuk lipatan-lipatan itu menjadi lebih tebal sehingga kelempabapn tidak bisa menguap dengan baik,” ujar Yunir dalam media briefing daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Senin (10/7/2023).

Dalam kondisi seperti ini, jamur akan sangat mudah tumbuh. Apalagi kalau ditambah tubuh kurang bersih, misalnya ketika mandi, sela-sela atau lipatan tubuh tidak dibersihkan dengan baik.

“Ditambah lagi dengan obesitas, imunitas jadi turun apalagi kalau disertai gula darah tinggi, itu risiko tumbuhnya jamur menjadi lebih tinggi,” ucap Yunir.

Maka dari itu, kebersihan tubuh harus dijaga dan bisa pula diberi obat anti jamur.

Bagian Kulit Menghitam

Beberapa orang gemuk juga mengalami perubahan warna kulit di beberapa bagian tubuhnya. Misalnya, kulit menghitam di belakang leher.

“Ini hiperpigmentasi akibat resistensi insulin. Orang gemuk sel lemaknya itu mengeluarkan hormon yang menyebabkan insulinnya menjadi resisten atau tidak peka,” kata Yunir.

Pada orang yang gemuk atau mengarah gemuk, resistensi insulin yang berlangsung lama itu akan menyebabkan hiperpigmentasi atau kehitaman di kulit.

“Biasanya di daerah-daerah tertentu, biasanya di tengkuk, di lipatan leher bagian belakang, di siku, di ketiak sering kita temukan kehitaman akibat resistensi insulin,” jelas Yunir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Olahraga untuk Orang Obesitas

Yunir menambahkan, guna mengurangi risiko obesitas, maka masyarakat perlu rajin berolahraga.

“Semakin banyak olahraga semakin baik, aktivitas untuk fisik biasanya disarankan 10.000 langkah. Tapi ada baiknya jika tubuh dan lutut masih baik aktivitas fisiknya ditingkatkan, bukan hanya berjalan kaki.”

Intensitas olahraga dapat ditingkatkan dengan:

  • Jogging
  • Main sepeda
  • Stretching (peregangan)
  • Senam aerobik
  • Sit up
  • Push up.
3 dari 4 halaman

Obesitas dan Kaitannya dengan Kesehatan Mental

Lebih lanjut, Yunir menjelaskan bahwa obesitas memiliki kaitan dengan kesehatan mental.

“Obesitas berkaitan dengan kesehatan mental? Pasti lah. Jadi, di titik tertentu ketika pasien obesitas sudah kewalahan terhadap berat badannya, biasanya menarik diri, mengurung diri.”

“Selain karena memang sudah susah bergerak juga mungkin dia malu dan biasanya mengalami gangguan psikologis, bisa depresi, bisa gangguan kecemasan,” kata Yunir.

Masalah mental juga bisa menambah parah pada tingkat kegemukan karena biasanya orang yang ada dalam keadaan stres sering kali pelariannya pada makan.

“Apalagi saat ini makanan itu mudah untuk didapatkan. Kalau dulu orang mau makan harus keluar, kalau sekarang dengan telepon saja makanan sudah bisa datang.”

4 dari 4 halaman

Peran Pemerintah dalam Cegah Obesitas

Guna mengurangi kasus obesitas, maka pemerintah perlu berperan dalam pembatasan konsumsi kalori maksimal bagi perusahaan yang menjual makanan.

“Kita tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada pembatasan maksimal kalori yang bisa disajikan dalam satu jenis makanan yang dijual. Kalau kita lihat makanan seperti cake, kue, roti dan sebagainya itu di mal-mal pakai topping keju, coklat, disiram lagi dengan susu, manis-manis.”

Sajian manis yang berlebihan dapat membuat standar manis seseorang berubah. Bagi orang yang jarang makan manis, sajian itu bisa terasa terlalu manis sehingga kurang nikmat dikonsumsi. Sedangkan, bagi orang yang sudah biasa, maka rasa manis itu tidak dianggap sebagai masalah yang mengintai.

“Ditambah lagi tidak ada pembatasan, mungkin nanti pemerintah harus mengawasi produk-produk makanan siap saji, makanan jadi yang mengandung banyak kalori. Atau mencerdaskan masyarakat untuk lebih selektif memilih makanan sehat,” pungkas Yunir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.