Sukses

4 Jurus BKKBN Capai Target Penurunan Stunting Jadi 14 Persen di 2024

Indonesia pada 2024 menargetkan angka stunting hanya 14 persen

Liputan6.com, Jakarta - Angka stunting di Indonesia kini sebesar 21,6 persen. Masih ada 7 persen yang perlu diturunkan guna mencapai target 14 persen di 2024.

Terkait hal ini, Program Manager Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Pusat Ipin Z.A Husni menyampaikan beberapa upaya untuk mencapai target tersebut sebagai berikut:

Realokasi Anggaran

Menurutnya, hal pertama adalah mengatur anggaran untuk kegiatan spesifik dan sensitif. Kegiatan spesifik adalah kegiatan yang berpengaruh langsung pada pencegahan stunting, sedangkan kegiatan sensitif tidak berpengaruh langsung pada program stunting.

"Anggaran proporsinya masih lebih ke kegiatan-kegiatan yang sensitif dan mendukung. Barangkali ini perlu semacam realokasi anggaran yang ditujukan untuk kegiatan-kegiatan spesifik," kata Ipin dalam media gathering Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara daring, Jumat (24/6/2023).

Pemberian Insentif pada Provinsi Berprestasi

Upaya kedua adalah memberikan insentif atau penghargaan bagi provinsi yang kabupaten/kotanya menunjukkan capaian baik dalam penanganan stunting.

"Jadi bagi provinsi yang kinerja dalam hal stuntingnya baik itu akan diberi insentif. Itu untuk merangsang kabupaten/kota dan provinsi," katanya.

Dengan kata lain, insentif yang diberikan bertujuan untuk merangsang kabupaten/kota dan provinsi agar berlomba-lomba menjalankan program percepatan penurunan stunting di Indonesia dengan baik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Langkah Penurunan Stunting di Indonesia Berikutnya

Mengoptimalkan Tim Pendamping Keluarga

Upaya ketiga dalam mempercepat penurunan stunting adalah dengan mengoptimalkan tim pendamping keluarga.

Tim ini terdiri dari kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), bidan atau non bidan, dan kader keluarga berencana (KB). Tim yang paling dekat dengan sasaran stunting ini bertugas mengedukasi masyarakat soal stunting dan bahayanya.

"Tim pendamping keluarga yang tersebar di seluruh Indonesia, kalau mereka didayagunakan dan dimaksimalkan untuk melakukan pendampingan kepada para keluarga yang ada di desa-desa, maka pencegahan akan optimal," ujar Ipin.

3 dari 4 halaman

Cara Menurunkan Angka Stunting pada Anak di Indonesia

Intervensi di Hulu

Upaya keempat yang tak kalah penting menurut Ipin adalah intervensi di hulu.

"Ayo, intervensi itu di hulu, jangan setelah anaknya stunting baru kita lakukan intervensi. Karena itu biayanya mahal dan potensi sembuhnya juga kecil," katanya/

Maka dari itu, intervensi seharusnya dilakukan sejak sebelum menikah yang dilakukan pada calon pengantin (catin).

"Intervensi itu dimulai dari calon pengantin di gerbang pertama, gerbang kedua pasangan usia subur, gerbang ketiga ibu hamil," katanya.

"Tiga gerbang ini harus berhasil, gagal di gerbang pertama, kita tangani di gerbang kedua. Gerbang kedua kurang, kita tangani di gerbang ketiga. Kalau tiga gerbang ini sukses mencegah maka stunting tidak akan bertambah lagi," kata Ipin.

4 dari 4 halaman

Contoh Upaya Penurunan Stunting di Cianjur

Dalam kesempatan yang sama, Technical Assistant Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Cianjur Endah Sabandiah memberi contoh upaya penurunan stunting di Cianjur.

Salah satu program yang dilakukan di Cianjur adalah gerakan Bina Balita Sehat (Batasa). Kegiatan ini diawali dengan penjaringan balita stunting dan kurus oleh tim siaga gizi.

Setelah balita kurus yang mengalami stunting disaring, maka akan dibentuk kelompok Bina Ibu Balita Kurus dengan Stunting dalam Batasa.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, kegiatan yang dilakukan adalah:

  • Pemantauan pertumbuhan
  • Praktik masak
  • Makan bersama sesuai dengan Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)

“Setiap pertemuan, ibu balita mendapatkan Informasi kesehatan sanitasi, perilaku hidup bersih sehat (PHBS), deteksi tumbuh kembang balita, imunisasi, dan periksa gigi,” jelas Endah.

Batasa juga melaksanakan pembinaan kesehatan gizi di kelas ibu hamil. Ada pula Kebun Balita Sehat, yang dikelola oleh Ibu PKK, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), dan kader. Serta unit pelaksana teknis daerah (UPTD) pertanian yang berperan dalam penyediaan bibit untuk tanaman Kebun Balita Sehat. 

Hasil kebun digunakan untuk membantu pemenuhan gizi balita dalam kelompok Batasa. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan status gizi balita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.