Sukses

7 Penyakit yang Bisa Timbul Akibat Obesitas pada Anak, Termasuk Jantung

Liputan6.com, Jakarta Obesitas pada anak tidak hanya membuat fisik terlihat gemuk tapi juga bisa memicu berbagai penyakit serius lain.

“Obesitas sudah pasti dapat berisiko menyebabkan masalah kesehatan fisik pada anak. Beberapa gangguan kesehatan tersebut bahkan bisa mereka idap hingga mereka dewasa nanti,” kata dokter spesialis anak konsultan endokrinologi anak Eka Hospital Cibubur, Dana Nur Prihadi dalam keterangan pers, Jumat 2 Juni 2023.

Ketujuh penyakit itu adalah:

  • Asma
  • Apnea tidur
  • Diabetes tipe 2
  • Darah tinggi (hipertensi)
  • Kolesterol tinggi
  • Penyakit jantung
  • Gangguan kesehatan mental.

“Obesitas memiliki risiko memicu gangguan kesehatan mental, misalnya akibat bullying yang membuat rasa percaya diri jadi rendah hingga depresi.”

Meski tubuh gemuk tak selamanya tergolong pada kondisi obesitas ada baiknya orangtua tetap waspada.

“Terus pantau pertumbuhan berat badan si Kecil. Jika Anda merasa buah hati sudah mulai kelebihan berat badan dan berat badannya sudah mulai mengganggu kesehatannya, segera periksakan diri mereka ke dokter anak,” imbau Dana.

“Semakin cepat bertindak, maka akan semakin mudah untuk buah hati memulai program penurunan berat badan,” tambahnya.

Obesitas sendiri adalah kondisi di mana jumlah lemak yang didapatkan tidak sebanding dengan jumlah yang dibakar. Sehingga menyebabkan penumpukan lemak dan membuat anak menjadi kelebihan berat badan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4 Cara Cegah Obesitas Anak

Ada setidaknya empat cara yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya obesitas pada anak, lanjut Dana. Keempat cara itu yakni:

Beri Contoh Gaya Hidup yang Baik

Anak biasanya meniru apa yang orangtuanya lakukan, sehingga dengan memberikan mereka contoh gaya hidup yang baik, anak akan meniru dan mengikutinya hingga terbiasa.

Pastikan Jadwal Tidur Teratur

Jadwal tidur yang tidak teratur diketahui dapat mengganggu hormon dan meningkatkan rasa lapar. Pastikan anak mendapatkan tidur cukup untuk mengurangi rasa lapar yang berlebihan dan menyebabkan kelebihan berat badan.

Kenalkan dengan Makanan Baru

Kebanyakan anak memiliki masalah makan karena tidak terbiasa dengan rasa suatu makanan. Memperkenalkan makanan baru secara perlahan dapat membantu anak melatih indra pengecap agar terbiasa dengan berbagai jenis makanan.

Memperhatikan Asupan Kalori

Orangtua juga perlu memperhatikan asupan kalori yang didapatkan anak dalam sehari untuk mengontrol berat badan mereka.

“Anda bisa mengkonsultasikan hal ini dengan dokter anak Anda untuk hasil yang maksimal,” ujar Dana.

3 dari 4 halaman

Prevalensi Obesitas pada Anak

Meski dikenal banyak menyerang orang dewasa dan lanjut usia, faktanya obesitas juga bisa terjadi pada anak-anak. Bahkan beberapa kasus terjadi pada anak yang masih berumur di bawah 5 tahun (balita).

Berdasarkan data WHO, prevalensi obesitas anak telah mencapai:

  • Sebanyak 12,7 persen di antara anak usia 2 hingga 5 tahun
  • Sebanyak 20,7 persen di antara anak usia 6 hingga 11 tahun
  • Sebanyak 22,2 persen di antara anak usia 12 hingga 19 tahun.

Melihat angka ini, peran orangtua dalam mencegah obesitas anak menjadi amat penting. Mengingat, anak-anak belum paham dengan kondisi tubuh masing-masing dan makanan apa saja yang sebaiknya dihindari.

“Hal tersebut membuat obesitas kerap menjadi permasalahan yang serius untuk anak-anak. Ditambah kondisi ini seringkali dibiarkan tanda-tandanya karena kebanyakan dari anak-anak belum memahami apa itu obesitas sepenuhnya dan merasa tidak ada yang salah dari tubuhnya,” ujar Dana.

4 dari 4 halaman

Orangtua sebagai Pendeteksi Pertama

Dana menambahkan, orangtua perlu berperan sebagai pendeteksi pertama.

Deteksi pertama perlu dilakukan untuk melihat tanda-tanda apakah anak mengalami obesitas. Karena meski tidak terlihat, obesitas dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan di kemudian hari.

Agar bisa mendeteksi kondisi anak, orangtua perlu mengetahui ciri-ciri obesitas. Menurut Dana, obesitas memiliki ciri-ciri yang bervariasi dan tidak menentu, karena tidak semua anak yang kelebihan berat badan dikategorikan sebagai obesitas.

Kondisi tersebut baru bisa didiagnosis oleh dokter dengan menghitung body mass index atau indeks massa tubuh menggunakan rumus, serta melihat usia dan kesehatan fisik anak.

“Akan tetapi, sebaiknya Anda tidak mendiagnosis obesitas dengan menghitung indeks massa tubuh sendiri. Karena massa otot yang tinggi juga bisa menghasilkan indeks massa tubuh yang tinggi dan butuh pemeriksaan lanjut dengan dokter terkait,” kata Dana.

“Mari sama-sama cegah obesitas pada anak dari sekarang. Obesitas merupakan kondisi yang dapat berlangsung hingga jangka panjang, dan jika tidak segera ditangani, maka akan sangat mengganggu kesehatan sang buah hati,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.