Sukses

Tidur Siang Lebih dari 30 Menit, Awas Risiko Obesitas dan Tekanan Darah Tinggi Meningkat

Tidur siang memang memiliki banyak manfaat, tetapi perhatikan durasinya.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang rutin melakukan tidur siang agar mengembalikan energi untuk lanjut beraktivitas. Tidur siang juga dapat meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan.

Namun, durasi tidur siang juga perlu diperhatikan. Hal ini diungkapkan oleh para peneliti dari Rumah Sakit Brigham and Women’s, Boston, Amerika Serikat (AS).

Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Obesity itu, tidur siang lebih dari 30 menit dapat meningkatkan risiko kenaikan indeks massa tubuh, tekanan darah tinggi, serta penyakit jantung dan diabetes.

Selain itu, studi itu juga menunjukkan bahwa orang yang tidur siang kurang dari 30 menit cenderung tidak menunjukkan peningkatan tekanan darah.

Salah satu peneliti dalam studi, Marta Garaulet, mengungkapkan bahwa tidak semua tidur siang itu sama.

“Lamanya waktu, posisi tidur, dan faktor spesifik lainnya dapat mempengaruhi hasil kesehatan dari tidur siang,” terang profesor tamu Divisi Gangguan Tidur dan Sirkadian di Brigham and Women’s Hospital itu kepada Medical News Today.

Durasi Tidur Siang Lama Berkaitan dengan Kebiasaan Tak Sehat

Para peneliti membagi subjek penelitian ke dalam tiga kategori: tidak tidur siang, kurang dari 30 menit, dan lebih dari 30 menit.

Hasilnya, orang yang tidur lebih dari 30 menit memiliki kemungkinan obesitas, kadar glukosa, dan tekanan darah yang lebih tinggi.

Tidur siang yang lebih lama ini berkaitan erat dengan kebiasaan tidur larut malam dan makan malam, asupan energi yang tinggi saat makan siang, dan merokok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Durasi Tidur Siang Lama Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan

Menurut seorang profesor di University of Virginia School of Medicine, Becca Krukowski, durasi tidur siang yang lama sangat mungkin menandakan masalah kesehatan.

“Penelitian ini merupakan penelitian lintas-bagian, sehingga arah hubungan tersebut tidak dapat ditentukan dari penelitian ini,” tuturnya.

“Mungkin juga orang dengan obesitas kurang tidur di malam hari dan jadi memiliki kebutuhan tidur siang yang lebih lama,” lanjut Krukowski.

Lebih lanjut, ia mengungkap, penurunan berat badan pada orang obesitas dapat sekaligus meningkatkan kualitas tidur.

“Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa intervensi penurunan berat badan meningkatkan kualitas tidur,” katanya.

“Mungkin menarik untuk meneliti apakah intervensi tidur — termasuk mengatur durasi tidur siang (dan) meningkatkan tidur malam hari — juga menurunkan berat badan,” dia menambahkan.

3 dari 4 halaman

Manfaat Tidur Siang Kurang dari 30 Menit, Tingkatkan Memori

Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapat dengan tidur siang kurang dari 30 menit secara teratur.

Beberapa di antaranya adalah peningkatan memori jangka panjang, peningkatan fungsi kognitif, dan peningkatan kreativitas.

Sebuah studi yang dipublikasikan di BMJ Journals menemukan bahwa selama 8 tahun, individu yang rutin tidur siang sebentar memiliki risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih rendah daripada mereka yang tidak tidur siang.

Jika seseorang dapat tidur siang singkat dan merasa lebih fokus saat bangun, mereka dapat mempertahankan rutinitas itu. Pada akhirnya, tidur siang tampaknya lebih besar daripada potensi risikonya.

Namun, para peneliti harus terus mempelajari efek keseluruhan dari tidur siang terhadap kesehatan.

4 dari 4 halaman

Tidur Siang dan Meditasi, Mana yang Lebih Baik?

Tidur siang dan meditasi merupakan dua hal yang sangat berbeda, keduanya memiliki beberapa manfaat yang hampir sama. 

Perbedaannya, meditasi dilakukan dalam keadaan sadar, sedangkan tidur siang dalam keadaan tidak sadar. Namun, keduanya bermanfaat untuk meningkatkan kondisi kesehatan mental, serta disertai dengan penurunan tekanan darah, stres, dan kecemasan.

Ada manfaat tambahan yang dirasakan para penikmat meditasi dibanding tidur siang. Misalnya, peningkatan kadar melatonin yang dapat meningkatkan tidur malam yang lebih nyenyak. Meditasi juga berpotensi mengurangi peradangan dan meredakan nyeri.

Oleh sebab itu, akan lebih baik jika keduanya dilakukan berganti-gantian secara rutin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.