Sukses

Pakar Bagikan Tips Mengurangi Rasa Nyeri Imunisasi pada Bayi

Jangan takut anak diimunisasi. Simak tips untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri saat bayi diimunisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Imunisasi merupakan bentuk pencegahan yang sangat penting agar anak terhindar dari berbagai penyakit. Sayangnya,  masih banyak orangtua enggan membawa anaknya ke layanan kesehatan untuk diberi imunisasi. Salah satu alasannya, anak dirasa belum kuat menahan sakit ketika disuntik vaksin.

Terkait hal itu, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Hartono Gunardi, mengungkapkan beberapa tips mengurangi rasa sakit pada anak ketika diimunisasi, terutama yang berusia di bawah dua tahun (baduta).

Ibu Berikan ASI kepada Bayi Saat Imunisasi

Hartono mengatakan, cara pertama yang bisa dilakukan para ibu adalah dengan memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi yang mau diimunisasi.

“Silakan (anak) diberikan ASI. Dengan menyusui, akan memberikan rasa nyaman pada bayi dan memberikan pengalaman rasa sakit yang lebih sedikit,” tuturnya pada Seminar Media secara virtual oleh IDAI bertajuk 'Ayo Lindungi Diri, Keluarga, dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap' pada Kamis, (4/5/2023).

Jika sudah tidak memberikan ASI, Hartono menyarankan para ibu untuk memberikan pengganti air susu ibu.

“Bila air susu ibunya sudah setop, silakan diberikan pengganti air susu ibu, atau susu formula,” terang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Posisi Nyaman

Untuk mengurangi bahkan menghindari rasa sakit, menurut Hartono, penting untuk meletakkan bayi pada posisi yang nyaman.

“Kalau bayi, (letakkan) di pangkuan ibu atau pengasuhnya. Kalau anak yang lebih besar, dapat disuntikkan dalam posisi duduk,” jelas pria yang sempat menempuh pendidikan tambahan di American Academy of Pediatrics, Atlanta tersebut.

Sedangkan untuk remaja dengan riwayat sinkop (pingsan), kata Hartono, imunisasi dapat dilakukan dengan posisi tiduran. 

Orangtua Bantu dengan Mengalihkan Perhatian Anak

Lebih lanjut, teknik lain agar rasa sakit pada anak dapat berkurang adalah dengan mengalihkan perhatiannya.

“(Misalnya) diberikan mainan, sehingga dia asyik, lalu kita lanjutkan penyuntikan,” tutur Hartono.

3 dari 4 halaman

Anestesi Lokal Tidak Direkomendasikan

Hartono juga menegaskan bahwa pemberian anestesi lokal saat imunisasi tidak dianjurkan. 

“Tidak direkomendasikan untuk diberikan anestesi lokal ataupun menghangatkan vaksin karena vaksinnya bisa rusak,” ujarnya.

Obat Antipiretik-Analgetik Lokal Tak Disarankan

Selain anestesi, pemberian obat antipiretik ataupun analgetik lokal sebelum imunisasi juga tidak dianjurkan, mengutip Hartono.

“Ini karena dapat mengganggu pembentukan antibodi pada saat imunisasi,” ia menegaskan.

Mengutip laman Klikdokter, obat analgesik-antipiretik adalah kelompok obat yang digunakan meredakan nyeri dan meredakan demam. Adapun obat jenis ini terbagi atas tiga golongan, seperti paracetamol, salisilat, dan anti-inflamasi non-steroidal (AINS).

Letak Tubuh yang Disuntik Tak Perlu Digosok

Kemudian, Hartono juga mengingatkan bahwa letak tubuh yang disuntik tidak perlu digosok.

“Setelah disuntik, tak perlu digosok-gosok atau dipijit-pijit, ya,” ia menyarankan. Hal ini lantaran dapat menyebabkan efektivitas vaksin berkurang.

4 dari 4 halaman

Imunisasi Penting, Investasi Masa Depan Anak

Dalam kesempatan yang sama, pembicara lainnya, dr. Raihan, Sp.A(K) mengungkap bahaya yang bisa timbul jika anak tak diimunisasi.

“Orangtua biasanya baru sadar pada saat melihat anaknya harus dirawat berhari-hari,” jelas Penasihat IDAI Cabang Aceh itu.

“Efek demam pada anak setelah imunisasi tidak sebanding dengan apabila anak tersebut terserang penyakit (PD3I),” ia menegaskan.

Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa imunisasi adalah investasi masa depan anak. Apalagi, mengingat PD3I dapat menimbulkan kecacatan, bahkan banyak kasus kematian pada anak penderita, mengutip Raihan.

“Imunisasi dapat memberikan kekebalan yang optimal kepada anak sehingga anak terlindungi, mereka bisa tetap berkembang dengan sehat, bertumbuh dan berkembang dengan baik,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.