Sukses

IDI Kecam Kekerasan pada Dokter Magang di Lampung, Buntut Penganiayaan oleh Pasien Perkara Obat

Video dokter dikeroyok oleh pasien dan keluarganya di Lampung viral. Merespons hal tersebut, IDI pun angkat bicara dan mengecam tindak kekerasan pada dokter.

Liputan6.com, Jakarta Video dokter dikeroyok oleh pasien dan keluarganya di Puskesmas Pajar Bulan, Lampung viral. Merespons hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun angkat bicara dan mengecam tindak kekerasan pada dokter.

IDI mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap dokter di tempat kerja sebenarnya bukanlah fenomena baru. Namun, laporan kekerasan pada dokter maupun tenaga kesehatan mengalami peningkatan belakangan ini.

"Saya menerima laporan kejadian tersebut dari salah satu dokter di Fajar Bulan pada hari minggu tanggal 23 sekitar pukul 09.00 pagi, kemudian saya berinisiatif segera menarik korban dari posisi di Fajar Bulan ke Liwa (sekitar satu jam), agar bisa menjamin keselamatan mereka di tempat yang lebih terpantau keamanan dan fasilitasnya," ujar Ketua IDI Cabang Lampung Barat, dr Iman Hendarman melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (25/4/2023).

"Kemudian saya segera berkoordinasi dengan Reskrim Polres Lampung Barat untuk dapat mempercepat proses pemenuhan pemeriksaan (barang bukti video, visum, dan lain-lain) sehingga proses hukum dapat dilaksanakan," sambungnya.

Kekerasan pada Dokter Tidak Boleh Didiamkan

Pendapat selaras diungkapkan oleh Ketua IDI Wilayah Lampung, dr Josi Harnos. Menurutnya, kekerasan pada tenaga kesehatan sepreti dokter tidak boleh dibiarkan.

"Hal ini dapat mengganggu proses distribusi para dokter dan tenaga kesehatan di wilayah terpencil karena merasa tidak terjamin keamanannya dan perlindungan hukumnya apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Josi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Koordinasi IDI dengan Pemerintah Setempat

Lebih lanjut Josi mengungkapkan bahwa selama ini, IDI turut berkoordinasi dengan pemerintah setempat seperti Dinas Kesehatan Lampung Barat untuk membahas faktor-faktor risiko kekerasan terhadap dokter.

"Dan (melakukan koordinasi terkait) kemungkinan langkah-langkah pada tingkat pribadi, kelembagaan, atau kebijakan yang diperlukan untuk mengurangi insiden tersebut," ujar Josi.

Seperti diketahui, kekerasan pada dokter dan tenaga kesehatan dapat terdiri dari ancaman telepon, intimidasi, caci maki, serangan fisik tetapi tidak melukai, serangan fisik yang menyebabkan luka sederhana atau berat, pembunuhan, vandalisme, dan pembakaran.

Profesional medis yang menghadapi kekerasan diketahui dapat mengalami masalah psikologis seperti depresi, insomnia, stres pascatrauma, ketakutan, dan kecemasan, yang menyebabkan keengganan untuk bertugas di wilayah terpencil.

3 dari 4 halaman

IDI Harap Kemenkes Berikan Jaminan Keselamatan

Berdasarkan keterangan IDI, proses distribusi para dokter magang dan dokter spesialis selama ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI secara langsung.

Sehingga, IDI berharap ketika Kemenkes melakukan penugasan pada para dokter dan tenaga kesehatan di wilayah terpencil, ada pula jaminan perlindungan terutama hukum pada tenaga kesehatan yang ditugaskan.

Sedangkan menurut Ketua Umum Pengurus Besar IDI, DR dr Moh Adib Khumaidi, jaminan perlindungan dokter dalam bertugas sudah dilakukan dengan baik oleh organisasi profesi kesehatan termasuk IDI.

Pasalnya, Adib mengungkapkan, IDI selama ini sudah menjalin hubungan dan selalu berkoordinasi dengan aparat dan pemerintah daerah setempat.

4 dari 4 halaman

Kronologi Pasien Keroyok Dokter di Lampung

Insiden pengeroyokan terjadi di Puskesmas Pajar Bulan, Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat. Video viral dokter dikeroyok pasien tersebut kemudian diunggah melalui akun Instagram @medialampung.co.id.

Dokter yang menjadi korban adalah Carel Triwiyono Hamonangan. Carel menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Adi Wirahman dan Misran Hadi.

"Kronologis kejadian berawal saat pasien yang juga pelaku Hadi Wirahman datang ke di Puskesmas Pajar Bulan dengan keluhan nyeri ulu hati, kemudian korban memberikan obat sesuai keluhan dan SOP Puskesmas," ujar Kasatreskrim Polres Lampung Barat Iptu Juherdi Sumandi.

Juherdi mengungkapkan bahwa pasien yang bersangkutan masih mengeluh sakit pada bagian ulu hatinya usai diberikan obat. Dokter sekaligus korban pun sudah menjelaskan jikalau dirinya masih dalam tahap observasi dan menunggu efek obatnya bekerja.

"Setelah itu pelaku lainnya Misran Hadir berbicara dengan nada tinggi dan marah dengan mengatakan apa yang sudah dilakukan puskesmas di sini," kata Juherdi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.