Sukses

Kota Bandung Nol Kasus Campak di Awal 2023

Pemerintah Kota Bandung Jawa Barat mengklaim tidak ada atau nihil kasus penyakit campak pada 2023 ini.

Liputan6.com, Bandung Pemerintah Kota Bandung Jawa Barat mengklaim tidak ada atau nihil kasus penyakit campak pada 2023 ini. Hal ini disampaikan Wali Kota Bandung Yana Mulyana, saat ditanya oleh jurnalis di Sport Arcamanik Bandung beberapa waktu lalu. 

Meski belum ada laporan kasus penyakit campak di kota Bandung, Yana mengimbau kepada masyarakat agar melengkapi tahapan imunisasi.

"Campak mah Bandung aman. Enggak ada alias zero (kasus). Saya minta ikuti imunisasi dan seluruh tahapan imunisasi untuk anak-anak kita. Insyaallah imunisasi campak, anti rubella atau polio ya diikuti saja," ujar Yana.

Senada dengan Yana, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayusantika mengatakan pencegahan campak dapat dilakukan dengan imunisasi dan melengkapi status imunisasi Campak seluruh anak usia 9-59 bulan. Selain itu, serta tetap menerapkan kewaspadaan diri dengan menemukan suspek campak (orang dengan gejala demam dan ruam makulopapular).

"Pencegahan campak yang paling utama adalah dengan meningkatkan cakupan imunisasi Campak Rubela," kata Ryan mengutip Antara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kenaikan Kasus Campak di RI Selama 2022

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan adanya peningkatan kasus campak. Peningkatan itu terjadi hingga Desember 2022 dan tersebar pada 31 provinsi di Indonesia. Terjadi peningkatan kasus 32 kali lipat jauh lebih tinggi dibandingkan pada 2021 yang 'hanya' 132.

"Ada lebih dari 3.000 kasus (campak) yang sudah ada, tepatnya 3.341. Ini yang sudah confirm lab yang sudah menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 provinsi," kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI Prima Yosephine pada 'Press Conference: Update Perkembangan Campak di Indonesia' yang disiarkan dari Gedung Kemenkes Jakarta pada Jumat, 20 Januari 2023.

Prima mengatakan, melonjaknya kasus tersebut karena keterbatasan Kemenkes untuk mencapai target pelayanan imunisasi rutin pada 2020 dan 2021. Seperti diketahui, saat itu adalah awal-awal COVID-19 menghantam sehingga banyak orangtua takut membawa anak keluar rumah.

Alhasil, di tahun itu cakupan imunisasi rendah yang membuat bila terjadi kasus campak maka penularan semakin cepat.

 

3 dari 3 halaman

Optimistis Kasus Campak di 2023 Terkendali

Prima mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan memprediksi di 2023 lebih bisa mengendalikan kasus campak. Lantaran sudah terjadi peningkatan imunisasi serta sudah dilakukan intervensi lewat Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di 2022.

Capaian imunisasi vaksin Campak Rubella dalam program BIAN 2022 di Jawa Bali melebihi target yakni 98 persen. Sayangnya, di luar Jawa dan Bali hanya 63 persen. Jadi, capaian imunisasi campak rubella secara nasional dalam program BIAN sebesar 72,7 persen dari target 95 persen.

"Kalau kita lihat dari cakupan imunisasi yang sudah lumayan dibandingkan 2020 dan 2021 serta ada intervensi BIAN. Sepertinya di 2023 agak lebih bisa mengendalikan dan menekan kasus campak dibanding 2022," kata Prima.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini