Sukses

Hoaks Soal Vaksin COVID-19 Turun 65 Persen pada 2022, tapi Dampaknya Tidak

Terjadi penurunan terhadap berita hoaks soal vaksin COVID-19 di tahun 2022

Liputan6.com, Jakarta - Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjukkan cakupan nasional vaksin COVID-19 dosis ketiga di bulan Desember 2022 baru mencapai 29,11 persen dari yang ditargetkan.

Capaian vaksinasi lanjut usia (lansia) sebagai kelompok rentan terbilang rendah, di mana hanya 1 dari 3 lansia yang sudah mendapatkan vaksin booster.

Hal ini salah satunya karena berbagai informasi dan berita bohong tentang vaksin yang beredar bebas di masyarakat. Hoaks membuat para lansia enggan mendapatkan vaksin.

“Dalam pantauan kami, di tahun 2022 jumlah hoaks COVID-19 memang cenderung berkurang sebesar 65 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun hal ini tidak menjamin penurunan dampaknya,” kata Program Officer Komunikasi Vaksin COVID-19 dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Nuril Hidayah mengutip keterangan pers Jumat (6/1/2023).

Data MAFINDO mencatat hingga bulan Agustus 2022 ditemukan 153 hoaks yang mayoritas sebesar 36,7 persen mengangkat tentang sentimen vaksin. Sedangkan, dua isu terbanyak lainnya adalah seputar kebijakan pemerintah dan teori konspirasi yang masing-masing sebesar 1 persen.

”Dalam analisis kami, hoaks sangat berdampak pada kepercayaan publik terhadap vaksin. Hal ini terbukti dalam survei yang kami lakukan pada Juni 2021. Kami menemukan bahwa kemampuan mengenal dan memilah hoaks mendorong 3 kali lipat kemungkinan seseorang untuk mau divaksinasi,” jelas Nuril.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hambatan Lansia Mendapat Vaksin

Studi lain yang dilakukan Center of Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) terhadap kelompok rentan mengungkap hasil yang senada.

Studi menunjukkan beberapa hambatan yang menjadikan alasan kelompok rentan, termasuk lansia, tidak mendapatkan vaksin. Salah satunya adalah hambatan sosial dan perilaku.

“Hambatan ini termasuk ketidakpercayaan terhadap COVID-19, vaksin, dan tenaga kesehatan secara umum yang disebabkan informasi yang kurang tepat,” ujar Program Manager Primary Healthcare CISDI dr. Agatha Tyas, MPH.

Maka dari itu, dibuatlah kampanye Pilih Pulih yang bertujuan meningkatkan kepercayaan publik khususnya lansia terhadap Vaksin COVID-19.

Aktivitas dalam kampanye dengan slogan “Dua Sehat Booster Sempurna” ini antara lain adalah pelatihan peningkatan kapasitas kader kesehatan, mobil edukasi keliling, serta produksi film pendek dan iklan layanan masyarakat.

3 dari 4 halaman

Pelatihan 100 Kader

Kampanye Pilih Pulih juga dilakukan dengan memberi pelatihan kepada 100 orang kader di Bogor.

“Kami bekerja bersama MAFINDO dan CISDI untuk melakukan pelatihan kepada 100 orang kader di area kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, lokasi pilot proyek ini,” kata Manajer Komunikasi Strategis Purpose, Michelle Winowatan.

“Selain materi tentang vaksin dan kesehatan lansia, kader juga dilatih memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara mengecek fakta terkait COVID-19 dan vaksin baik secara langsung maupun melalui sosial media,” tambahnya.

Rangkaian kegiatan pelatihan hingga penyuluhan oleh para kader di ruang publik maupun door to door di lapangan membuahkan hasil. Lebih dari 600 orang masyarakat mendapatkan informasi secara langsung dan mengutarakan kepercayaan terhadap vaksin COVID-19.

Selain itu, penyebaran informasi melalui media sosial oleh kader juga menjangkau lebih dari 13.000 orang masyarakat dalam waktu yang singkat.

“Hal ini membuktikan bahwa pemberdayaan kader berperan sangat penting sebagai tawaran solusi yang berdampak dalam melakukan komunikasi dengan warga sasaran,” tambah Agatha.

4 dari 4 halaman

Edukasi Melalui Film Pendek

Edukasi soal vaksin juga dilakukan dengan penayangan film pendek soal vaksinasi COVID19.

Produksi film pendek berjudul “KATANYA!?” dibintangi oleh Iyang Dharmawan dan Ceu Popon, dua tokoh komedian dari Jawa Barat. Produksi film ini dilakukan di beberapa desa di wilayah Gunung Putri dengan melibatkan warga lokal.

Film ini berkisah tentang Bu Iroh yang melakukan investigasi hoaks tentang vaksin booster di desanya guna meyakinkan sang suami Pak Yana untuk mau mendapatkan vaksin dosis ketiga.

Luhki Herwanayogi dari Catchlight Pictures yang menyutradarai film ini mengatakan, pihaknya mengambil ide cerita film dari insights yang ditemukan di masyarakat.

“Penggunaan bahasa Sunda yang kental dan alur cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari kami harapkan dapat menarik perhatian penonton untuk menangkap pesan tentang pentingnya vaksin dan menangkal hoaks.”  

Peluncuran film pendek “KATANYA!?” dilakukan melalui kegiatan bioskop keliling di tiga desa di wilayah Gunung Putri. Yaitu Cicadas, Wanaherang, dan Cikeas Udik.

Dalam acara yang mengundang lebih dari 150 orang warga lansia, perangkat desa dan kader kesehatan ini dilakukan juga sosialisasi tentang kesehatan lansia dan pentingnya vaksin booster COVID-19 dari kader puskesmas setempat.

Film “KATANYA!?” dan berbagai materi kampanye Pilih Pulih seperti iklan layanan masyarakat dan tautan penting lainnya dapat diakses secara gratis melalui bit.ly/PilihPulih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.