Sukses

Peduli Organ Reproduksi, Jangan ke Dokter Kandungan Hanya Saat Hamil

Mengunjungi dokter kandungan seringkali tidak terlintas dalam benak para wanita saat sedang tidak hamil. Padahal bisa jadi ada manfaat penting dibaliknya.

Liputan6.com, Jakarta Dokter kandungan, pikiran yang pertama kali muncul saat mendengarnya mungkin akan berkaitan hanya dengan janin, bayi, kandungan, dan seputar kehamilan.

Alhasil, mengunjungi dokter kandungan seringkali tidak terlintas dalam benak para wanita saat sedang tidak hamil.

Padahal mengunjungi dokter kandungan saat tidak hamil tetap penting bagi para wanita. Fungsinya untuk memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi, terutama jika ada keluhan tertentu yang berkaitan dengan kewanitaan.

Hal tersebut pun diungkapkan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS EMC Sentul, Ruswantriani. Wanita yang akrab disapa Tria ini mengungkapkan bahwa apapun keluhan terkait kesehatan reproduksi yang muncul sebaiknya dikonsultasikan pada dokter.

"Keluhan-keluhan yang dirasakan enggak nyaman, itu lebih baik diperiksakan. Kadang-kadang orang itu kalau pergi ke dokter kandungan itu pas hamil saja. Kalau sudah enggak hamil, dia malas pergi ke dokter kandungan," ujar Tria dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare ditulis Selasa, (20/12/2022).

"Padahal urusannya bukan hanya hamil. Urusan lain juga ada untuk kesehatan alat reproduksi perempuan lainnya," tambahnya.

Di samping itu, Tria mengungkapkan bahwa memeriksakan kesehatan reproduksi sendiri bisa dilakukan secara mandiri dengan memerhatikan berbagai tanda. Pemeriksaan mandiri tersebut merupakan acuan untuk mengetahui kondisi organ reproduksi Anda.

Saat menyadari ada yang tidak beres, maka Anda bisa segera berkonsultasi untuk penanganan lebih lanjut yang lebih tepat. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cara Periksa Kesehatan Reproduksi Sendiri

Tria mengungkapkan bahwa salah satu caranya yang paling mudah untuk memeriksakan kesehatan reproduksi secara mandiri adalah dengan memerhatikan lebih dulu siklus menstruasi setiap bulannya.

Mengingat menstruasi menjadi hal yang sudah pasti terjadi pada wanita kecuali sedang hamil, menyusui, minum obat penunda haid, menopause, atau kondisi kesehatan lainnya.

Sehingga, jika hendak mengetahui kondisi kesehatan reproduksi, maka Anda dapat memulainya dengan mencatat lebih dulu siklus menstruasi setiap bulannya.

"Mulailah biasakan dulu mencatat waktu menstruasi kita. Biasakan mencatat kapan hari pertama kita menstruasi. Dari sana, mulai ketahuan kalau memang kita siklusnya enggak teratur. Artinya, enggak setiap bulan atau malah terlalu sering," ujar Tria.

"Siklus haid yang normal itu adalah hari pertama datang haid jaraknya ke hari pertama datang haid bulan berikutnya adalah 21-35 hari. Jadi kadang-kadang akan maju mundur, tapi selama masih kisaran itu normal."

Saat menyadari siklus menstruasi terlalu cepat atau terlalu lambat, maka dari sana bisa diketahui ada yang sedang tidak beres.

 

3 dari 4 halaman

Sadari Keluhan terkait Organ Reproduksi

Selain memerhatikan siklus menstruasi, memeriksakan kondisi kesehatan reproduksi secara mandiri dapat dilakukan dengan memerhatikan keluhan yang muncul. Seperti keputihan, misalnya.

Tria menjelaskan, keputihan terbagi menjadi dua yakni normal dan tidak normal. Keputihan yang normal biasanya akan muncul menjelang periode menstruasi, sesudah menstruasi, atau menjelang masa subur.

"Masa subur itu kira-kira dua minggu dari pertama haid, itu biasanya akan keputihan. Tapi kalau memang keputihannya sudah gatal, berbau, berubah warna, kita mesti aware. Bau busuk, itu kita mesti curiga ini ada sesuatu. Pergilah ke dokter untuk periksa," kata Tria.

Keputihan yang diakibatkan oleh jamur sendiri memiliki tanda yang khas. Menurut Tria, tanda itu berupa gatal di area vagina. Serta, dapat dilihat berdasarkan warna dan teksturnya yang menyerupai susu putih yang berkerak.

"Itu biasanya ada keluhan gatal, karena itu khas keputihan karena jamur. Bentuknya seperti kerak-kerak susu basi. Jadi memang kalau (mengalami keputihan) yang konsistensinya berubah, sebaiknya juga diperiksakan," ujar Tria.

4 dari 4 halaman

Cek Benjolan di Sekitar Perut atau Kemaluan

Lebih lanjut Tria mengungkapkan pentingnya memeriksakan apakah ada benjolan di sekitar perut maupun kemaluan. Hal tersebut lantaran benjolan bisa menjadi tanda terkait kondisi kesehatan reproduksi.

"Kadang kita sudah concern ada benjolan (di perut) atau di bibir kemaluan, itu harus diperiksakan," kata Tria.

Selain itu, penting untuk tetap menjaga kebersihan vagina dengan cara yang tepat. Tria menambahkan, daerah vagina tidak membutuhkan cara khusus untuk dibersihkan.

Merawat vagina sebenarnya cukup dilakukan layaknya kebersihan sehari-hari. Mulai dari penggunaan celana dalam yang tepat hingga membasuhnya dengan air.

"Gunakan pakaian dalam yang memang kita sarankan bahannya adalah katun. Ganti, jangan biarkan lembab. Kemudian kalau cebok, dikeringkan. Arah ceboknya dari depan ke belakang. Sudah, itu saja," kata Tria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.