Sukses

Mengenal Polio serta Pencegahan Penyakit yang Bisa Sebabkan Lumpuh Permanen Ini

Polio menjadi bahasan usai seorang anak berumur 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh lumpuh karena virus Polio. Kemenkes menetapkan hal ini sebagai KLB.

Liputan6.com, Jakarta Polio menjadi bahasan usai seorang anak berumur 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh lumpuh karena virus Polio. Lewat kehadiran satu kasus ini, Kementerian Kesehatan RI menetapaknan status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.

Penetapan KLB dilakukan karena Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi bebas polio pada 2014. Sehingga bila ada satu kasus polio maka ditetapkan menjadi KLB.

Merujuk pada hasil pemeriksaan spesimen dari bocah tersebut keluar pada 7 November 2022, terkonfirmasi anak tersebut terinfeksi polio tipe 2.

"Ternyata memang betul dia tipe 2. Hasil sekuensing itu polio tipe 2. Anak itu mengecil di bagian otot paha dan betis," jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, pada konferensi pers Sabtu, 19 November 2022.

Lebih lanjut, Maxi menjelaskan bahwa penyakit polio disebabkan oleh virus Polio. Virus Polio ditularkan dari orang-ke-orang melalui fekal-oral, atau lebih jarang, melalui air atau makanan yang terkontaminasi dan berkembang biak di usus.

"Penyakit ini terkait dengan kebersihan. Jadi ada kontaminasi dengan feses lalu tangan yang tidak bersih masuk ke mulut. Atau bisa juga dari air yang terkontaminasi tinja yang mengandung virus Polio," kata Maxi.

Virus Polio yang masuk akan berkembang di saluran pencernaan. Lalu, virus kemudian menyerang sistem saraf. Pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi polio, bila terinfeksi bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. Bahkan bisa sebabkan kematian akibat gagal atau lumpuhnya sistem pernapasan.

"Makanya orang yang kena (berakibat) pada otot di tungkai tidak berkembang karena virus ini menyerang saraf, sehingga kekuatan otot berkurang yang lama-kelamaan mengecil dan bisa menjadi kelumpuhan," tutur Maxi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Penyakit Polio

Pada anak yang terinfeksi virus Polio, gejala awal berupa demam, lelah, nyeri kepala, muntah, kaku kuduk, dan nyeri pada anggota tubuh seperti mengutip laman resmi IDAI.

Gejala dapat muncul 7-10 hari setelah terinfeksi. Lalu, dapat terjadi kelumpuhan pada anggota gerak.

Pada kasus polio yang terjadi di Pidie, anak tersebut mulai merasa demam di tanggal 6 Oktober kemudian tanggal 18 Oktober masuk rumah sakit. Lalu, pada tanggal 21 sampai 22 Oktober dokter anak mencurigai polio dan mengambil dua spesimen dan dikirim ke provinsi.

Kemudian tanggal 7 November hasil RT-PCR keluar hasil konfirmasi polio tipe 2. Maxi sempat bertemu langsung dengan anak tersebut. Menurutnya, anak tersebu bisa berjalan dengan tertatih-tatih.

"Anak ini saya lihat kondisinya kemarin bisa jalan meskipun tertatih-tatih, cuman tidak ada obat nanti tinggal di fisioterapi untuk mempertahankan masa ototnya,” ungkap Maxi.

 

3 dari 4 halaman

Polio Tidak Ada Obat, Upaya Pencegahan: Vaksin Polio

Maxi menegaskan bahwa tidak ada obat bila terkena polio. Hal yang bisa dilakukan agar tidak terkena polio yang menyebabkan kelumpuhan yakni dengan melengkapi imunisasi polio.

"Upaya pencegahan, sudah pasti vaksin Polio," tegas Maxi.

Pemberian vaksin Polio lengkap yang dimaksud berupa Polio Tetes (Bivalent Oral Polio Vaccine/bOPV) dan Polio Suntik (Inactivated Polio Vaccine/IPV). Vaksin Polio memberikan kekebalan apabila anak tertular bisa terhindar dari kelumpuhan bahkan kematian.

Pemberian bOPV ditujukan pada bayi usia 1 - 4 bulan secara oral sebanyak empat kali, sedangkan IPV pada usia 4 bulan ke atas sebanyak dua kali.

"Saya sangat yakin, kita tahun 2026 itu eradikasi, enggak ada virus Polio liar lagi -- bebas polio global. Kalau anak-anak juga semua sudah punya kekebalan ya walau virus Polio liar itu masuk ke tubuh, dia (tubuh) bisa lawan."

Imunisasi polio harus dikombinasikan dengan menjaga kebersihan lingkungan. Seperti buang air besar di jamban. Seperti sudah disampaikan ke atas, virus polio bisa berada di feses yang kemudian bisa mengontaminasi sekitarnya bila BAB sembarangan.

 

4 dari 4 halaman

Vaksin Polio Aman

Dalam keterangan yang dibagikan Kementerian Kesehatan, disebutkan bahwa imunsiasi poli aman dan efektfi. Penggunaannya disetujui dan diawasi oleh World Health Orangization dan sudah digunakan sejak 1980-an di Indonesia.

Imunisasi polio umumnya tidak menyebabkan demam. Bila ada demam, itu tanda bahwa tubuh sedang membentuk kekebalan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini