Sukses

Telusuri Omicron XBB di Batam, Kemenkes: Sedang Terus Dilacak

Pelacakan kasus subvarian Omicron XBB di Batam sedang terus dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Penelusuran kasus subvarian Omicron XBB sedang terus dilakukan di Batam, Kepulauan Riau. Apalagi penemuan kasus varian XBB di sana dilaporkan paling banyak, yang mana merupakan hasil deteksi para pelaku perjalanan dari Singapura.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pelacakan (tracing) tentang riwayat perjalanan dari pelaku perjalanan yang kemungkinan terinfeksi varian XBB masih dilakukan.

Pelacakan juga menyasar pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memastikan, apakah pelaku perjalanan positif COVID-19 terinfeksi varian XBB atau bukan. Hasil pemeriksaan WGS pun baru akan keluar rentang 5 - 7 hari.

"Yang (kasus varian XBB) Batam baru dilaporkan sedang dilakukan tracing tentang riwayat perjalanan dan kependudukannya," terang Nadia saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Jumat, 11 November 2022.

"Karena pemeriksaan WGS kan hasilnya tidak bersamaan saat orang positif COVID-19. Jadi, bisa saja orang yang bersangkutan sudah menyelesaikan isolasi dan hasil WGS (baru keluar) bisa 5 - 7 hari."

Pada hari yang sama, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut subvarian Omicron XBB paling banyak terdeteksi di Batam. Sebab, penemuan kasus lebih banyak dari pelaku perjalanan yang berasal dari Singapura.

Budi Gunadi tidak merinci secara jelas, berapa banyak jumlah temuan kasus varian XBB yang terdeteksi di Batam. Untuk diketahui, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 10 November 2022, ada 48 kasus varian XBB di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

48 Persen Varian XBB di Batam

Dikatakan Menkes Budi Gunadi Sadikin, lokasi Batam yang dekat dengan Singapura berpotensi penemuan subvarian XBB lebih banyak. Terlebih varian XBB di Singapura termasuk yang mendominasi dan menjadi pemicu 'ledakan' kasus COVID-19 beberapa waktu lalu.

"(Varian) XBB paling banyak di Batam karena dekat dengan Singapura," ujarnya saat ditemui Health Liputan6.com usai acara 'Penganugerahan kepada Para Tenaga Kesehatan Teladan 2022' di Hotel Sultan Jakarta pada Jumat, 11 November 2022.

Senada dengan Budi Gunadi, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, varian XBB terbanyak ditemukan di Batam dengan temuan kasus di angka 48 persen.

Persentase tersebut dihitung dari total 48 kasus subvarian Omicron di Indonesia. Ditambahkan pula, Batam menjadi tempat transit terutama lalu lintas ke atau dari Singapura.

"Berdasarkan hasil penelusuran dari jumlah 48 kasus (varian XBB), sudah ada 48 persen (varian XBB) yang terbanyak di Batam. Jadi lebih banyak di sana, karena tempat keluar dan masuk atau transit (pelaku perjalanan)," jelas Maxi.

3 dari 4 halaman

Siapkan Skenario Terburuk

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris meminta Pemerintah segera menyiapkan skenario terburuk jika subvarian Omicron XBB semakin mengancam masyarakat.

"Pemerintah juga harus kembali menyiapkan skenario terburuk jika dalam waktu dekat peningkatan angka kejadian dan kematian akibat Omicron XBB ini meningkat secara eksponensial," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, Jumat (4/11/2022).

"Apabila langkah pembatasan sosial harus kembali dijalankan demi meredam penularan, maka hal tersebut harus dipersiapkan dengan matang, baik secara teknis di lapangan maupun cara komunikasi kepada publik."

Charles juga mendorong Pemerintah agar terus mengingatkan masyarakat untuk menjalani vaksinasi dosis ketiga (booster). Ini karena cakupan vaksinasi dosis ketiga baru mencapai 27,99 persen (data Vaksinasi COVID-19 Kemenkes per 11 November 2022 pukul 06.16 WIB)

Terkait segala faktor penyebab lambatnya vaksinasi booster, seperti keterbatasan stok vaksin di daerah, Charles menegaskan, Pemerintah secepatnya harus mencari jalan keluar. Laju vaksinasi COVID-19 harus berkejaran dengan laju penyebaran virus Corona yang semakin cepat akibat subvarian XBB.

4 dari 4 halaman

Penguatan Upaya dari Hulu ke Hilir

Adapun upaya Kemenkes meredam kasus COVID-19 dengan adanya Omicron XBB dengan pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) serta vaksinasi COVID-19 masih penting dilakukan.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi. Varian XBB adalah 'anak' dari varian Omicron yang memang memiliki kemampuan penularan tinggi.

“Nah, untuk mengantisipasi lonjakan kasus, Pemerintah terus menguatkan upaya-upaya dari hulu ke hilir,” kata Nadia dalam Siaran Sehat bersama Radio Kesehatan, Senin (7/11/2022).

Upaya dari hulu yang dimaksud antara lain, protokol kesehatan, salah satunya penggunaan masker yang saat ini terlihat mulai longgar. Tak lupa, masyarakat diminta hindari kerumunan yang padat dan lakukan tes COVID-19 bila bergejala.

Sementara itu, upaya hilir mencakup persiapan kapasitas rumah sakit dan obat untuk pasien COVID-19.

“Tapi di hilir, kami juga siapkan rumah sakit, pengobatan, dan tentunya fasilitas yang dibutuhkan. Jangan lupa segera vaksinasi terutama untuk booster ketiga karena itu jadi pelindung kita,” imbuh Nadia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.