Sukses

Bukan Cuma Ganggu Penampilan, Lemak Perut Bisa Tingkatkan Risiko Berbagai Penyakit

Kelebihan lemak perut perlu dihilangkan. Masalah lemak perut bukan sekadar mengganggu penampilan, tetapi juga meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang memiliki masalah dengan lemak perut. Lemak perut menumpuk tidak hanya mengurangi keindahan tubuh, tetapi juga berbahaya.

Masalah dengan lemak perut tidak terbatas pada lapisan bantalan ekstra yang terletak tepat di bawah kulit (lemak subkutan).

Ini juga termasuk lemak visceral—yang terletak jauh di dalam perut dan mengelilingi organ-organ internal Anda, menurut situs Mayo Clinic.

Dilansir dari situs Live Science, seorang ahli gizi klinis dan profesor di University of Texas Southwestern Medical Center Deborah Clegg telah mempelajari pola pertumbuhan lemak dan menemukan bahwa pria lebih mungkin untuk memiliki lemak perut dibanding wanita. Sementara wanita menyimpan lebih banyak lemak di pinggul dan paha.

Seorang wanita yang memiliki pinggul dan paha besar sehat, katanya. Yang berbahaya ialah lemak perut.

"Lemak di perut berada di dalam dan sekitar organ. Semua lemak itu ada di dalam dinding perut. Ini lemak yang sangat jahat," katanya.

Lemak visceral dikaitkan dengan masalah kesehatan yang berbahaya, misalnya penyakit jantung, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tidak normal, dan masalah pernapasan.

"Terlalu banyak lemak perut dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia, penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan kanker," kata 

Penelitian juga mengaitkan lemak perut dengan peningkatan risiko kematian dini—terlepas dari berat badan secara keseluruhan.

Faktanya, beberapa penelitian telah menemukan bahwa bahkan ketika wanita memiliki berat badan normal berdasarkan pengukuran indeks massa tubuh (BMI), lingkar pinggang yang besar meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lemak Perut pada Wanita Setelah Menopause

Secara umum, prevalensi penyakit yang berhubungan dengan perut yang lebih besar pada pria lebih tinggi dibanding wanita. Akan tetapi, wanita setelah menopause memiliki risiko penyakit yang tinggi.

"Setelah menopause, tubuh kita tidak lagi menyimpan lemak di pinggul dan paha; itu menuju ke perut, karena perut adalah satu-satunya tempat di mana tubuh dapat membuat sel-sel lemak," ujar Clegg.

Clegg mengatakan, pada wanita setelah menopause, lemak perut berperilaku sebagai 'ovarium ketiga' karena menciptakan estrogen.

Tidak ada cara untuk mengetahui kapan lemak perut mencapai titik berbahaya, kata Clegg. Bahkan orang yang tampak kurus dapat memiliki sejumlah besar lemak di perut mereka.

Clegg juga mengingatkan bahwa olahraga perut saja tidak cukup. Ini karena Anda tak bisa mengatur hanya lemak perut saja yang terbakar saat olahraga. Oleh karena itu, ia menyarankan agar selain olahraga teratur, pola makan yang sehat juga harus dijaga.

"Anda menurunkan berat badan dengan meningkatkan energi yang dikeluarkan, itulah satu-satunya cara yang benar untuk menurunkan berat badan," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Sedentary Lifestyle Bikin Lemak Menumpuk

Dalam sejarah evolusi manusia, lemak perut tak selalu merusak, kata Clegg. Nenek moyang manusia yang rutin berburu membutuhkan lemak perut untuk menyimpan energi untuk mengejar hewan.

"Lemak perut merupakan yang paling mudah dihilangkan. Pada zaman manusia gua, pria harus berlari dan mengeluarkan energi dengan cepat sehingga lemak disimpan di bagian itu. Wanita tidak berburu, jadi lemak tidak disimpan di perut mereka," kata Clegg.

Kendati demikian, di zaman yang sudah modern ini Anda tak perlu susah-susah berburu untuk mendapat makanan. Itulah sebabnya lemak terkumpul dan tidak hilang.

Sedentary lifestyle menjadi penyebab lemak menumpuk. Jika Anda mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi lemak tetapi asyik menghabiskan waktu dengan berbaring di kasur saja, tentu saja lemak perut akan menumpuk. Selain itu, risiko obesitas juga meningkat.

Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan pada 17 Agustus di Journal of the American College of Cardiology, bahkan sedikit kelebihan berat badan di sekitar bagian tengah tubuh menghambat fungsi pembuluh darah, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi serta penyakit lainnya.

4 dari 4 halaman

Cara Ukur Lingkar Pinggang

Lemak di sekitar lingkar pinggang biasa disebut muffin top. Muffin top adalah istilah slang yang digunakan untuk menggambarkan penumpukan lemak di sekitar bagian tengah tubuh, tepat di atas pinggul. Dalam celana ketat, lemak ekstra ini dapat 'tumpah' di atas ikat pinggang.

"Seperti muffin di atas cup kertas," jelas dokter pengobatan obesitas dan kawan penulis "Chasing Diets" Robert Ziltzer, MD, FACP, FAAP.

Perut Anda akan terlihat besar jika memiliki muffin top. Cara mengukur lingkar pinggang untuk mengetahui apakah Anda memiliki terlalu banyak lemak perut menurut situs Mayo Clinic yaitu:

1. Berdiri dan letakkan pita pengukur di sekitar perut Anda, tepat di atas tulang pinggul. Saat mengukur, pastikan pinggang tidak tertutup baju atau kenakan baju kaus agak ketat agar hasilnya lebih akurat.

2. Tarik pita pengukur sampai pas menempel pada pinggang, tetapi tidak mendorong ke dalam kulit Anda. Pastikan pita pengukur tidak miring.

3. Rileks, hembuskan napas, dan ukur pinggang Anda, tahan keinginan untuk menarik perut ke dalam.

Untuk wanita, ukuran pinggang lebih dari 35 inci (89 cm) menunjukkan konsentrasi lemak perut yang tidak sehat dan risiko masalah kesehatan yang lebih besar.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.