Sukses

Sama-Sama untuk Redakan Demam, Kenali Beda Parasetamol dan Ibuprofen

Obat sirup tengah banyak diperbincangkan lantaran diduga sebabkan gangguan ginjal akut misterius (Acute Kidney Injury Unknown Origin/AKIUO).

 

Liputan6.com, Jakarta Selain parasetamol, obat yang biasa digunakan untuk meredakan demam adalah ibuprofen. Namun, kedua obat ini memiliki perbedaan.

“Perbedaan utama antara kedua obat tersebut adalah ibuprofen memiliki efek antiinflamasi, sedangkan parasetamol tidak,” mengutip The Sun, Kamis (20/10/2022).

Kedua obat tersebut dapat diminum setiap empat jam dan digunakan untuk meredakan nyeri dan mengontrol demam. Namun, ibuprofen lebih efektif dalam meredakan peradangan, menjadikannya sebagai antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Peradangan terjadi karena berbagai alasan, bisa sebagai tanda infeksi atau merupakan respons tubuh terhadap kerusakan.

Ibuprofen dapat dikonsumsi untuk meredakan radang sendi, nyeri haid, sakit punggung, atau sakit gigi. Obat ini juga dapat meredakan pembengkakan yang disebabkan oleh keseleo dan ketegangan. Namun, National Health Service (NHS) menganjurkan untuk mencoba menunggu setidaknya 48 jam untuk menghindari memperlambat proses penyembuhan.

Perbedaan utama lainnya adalah ibuprofen tidak boleh dikonsumsi dengan perut kosong karena dapat mengiritasi lapisan lambung. Ibuprofen paling efektif bila dikonsumsi bersama, atau segera setelah, makanan.

Sementara itu, parasetamol tidak perlu diminum setelah makan dan biasanya dapat dikonsumsi dengan aman dengan obat lain.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dipecah Tubuh Secara Berbeda

Ada bbeberapa orang tidak dapat menggunakan ibuprofen, termasuk mereka yang:

- Pernah mengalami reaksi alergi terhadap ibuprofen atau obat lain di masa lalu

- Pernah mengalami gejala alergi seperti mengi, pilek atau reaksi kulit setelah mengonsumsi aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya

- Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol

 

Sebelum mengonsumsi ibuprofen, pasien juga harus memberi tahu dokter atau apoteker jika:

- Pernah mengalami pendarahan di perut, sakit maag, atau lubang (perforasi) di perut

- Masalah kesehatan yang membuat pasien memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami pendarahan

- Masalah hati, seperti fibrosis hati, sirosis atau gagal hati

- Penyakit jantung atau gagal jantung berat

- Gagal ginjal

- Penyakit Crohn atau kolitis ulserativa

- Cacar air atau herpes zoster - mengonsumsi ibuprofen dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan reaksi kulit tertentu

3 dari 4 halaman

Bagi Wanita Hamil

Wanita hamil harus menghindari penggunaan ibuprofen jika memungkinkan dan umumnya disarankan untuk mengonsumsi parasetamol sebagai gantinya. Namun, parasetamol juga harus digunakan dengan hati-hati.

Sebuah studi 2018 oleh Universitas Edinburgh menemukan bahwa kedua obat penghilang rasa sakit yang diminum selama kehamilan, dapat memengaruhi kesuburan generasi mendatang. Obat-obat ini dapat mengurangi jumlah sel pada janin yang menjadi sel penghasil sperma dan sel telur.

Parasetamol jarang menyebabkan efek samping jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat, tetapi NHS mengatakan obat ini bisa saja menyebabkan:

- Reaksi alergi yang dapat menyebabkan ruam dan pembengkakan

- Flushing, tekanan darah rendah dan detak jantung yang cepat. Ini kadang-kadang bisa terjadi ketika parasetamol diberikan di rumah sakit ke dalam pembuluh darah di lengan

- Kelainan darah, seperti trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) dan leukopenia (sedikitnya sel darah putih dalam tubuh)

- Kerusakan hati dan ginjal, jika mengonsumsi terlalu banyak. Ini bisa berakibat fatal pada kasus yang parah

4 dari 4 halaman

Efek Samping Ibuprofen

Efek samping dari mengonsumsi terlalu banyak ibuprofen dapat meliputi:

- Merasa dan menjadi sakit

- Sakit perut

- Merasa lelah atau mengantuk

- Kotoran hitam dan ada darah di muntahan sebagai tanda pendarahan di perut

- Telinga berdenging

- Kesulitan bernapas atau perubahan detak jantung

Jika mengalami masalah atau efek samping dari parasetamol dan ibuprofen segera konsultasikan dengan dokter maupun apoteker.

Mengonsumsi terlalu banyak ibuprofen atau parasetamol bisa berbahaya, jadi jangan tergoda untuk menggandakan dosis meski rasa sakit terasa sangat parah.

Jika overdosis, maka perlu segera menghubungi dokter. Hindari menyetir sendiri ke fasilitas kesehatan dan minta antar pada keluarga atau teman. Bawa pula sisa obat atau selebaran di dalamnya untuk diberitahukan ke dokter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.