Sukses

Mengapa Mata Kita Berkedip?

Tahan! Jangan berkedip! Bisakah Anda melakukannya? Tentu tidak. Semakin lama Anda menahan keinginan untuk berkedip, mata Anda akan terasa semakin perih. Apa alasannya?

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda mencoba untuk tidak berkedip? Ternyata sulit untuk menjaga mata Anda tetap terbuka dalam waktu yang lama. Ini karena berkedip merupakan insting alami kita.

Akan tetapi, mengapa kita perlu berkedip?

Mengedipkan satu mata mungkin menjadi cara pamungkas Anda menggoda atau memberi kode kepada orang lain. Lalu, bagaimana dengan keadaan normal saat Anda mengedipkan kedua mata Anda? Apa alasan kita berkedip?

Ada 2 alasan utama, menurut juru bicara klinis untuk Akademi Oftalmologi Amerika (AAO) sekaligus seorang oftalmologist di New Jersey Dr. Brenda Pagan-Duran.

Pertama, berkedip membersihkan partikel dari mata.

"Jika ada benda asing, itu membantu menyingkirkannya," katanya kepada Live Science. "Mungkin di bawah kelopak mata atau sesuatu yang tertiup masuk."

Kedua, berkedip melumasi bola mata. Mata membutuhkan permukaan yang halus agar cahaya dapat difokuskan dengan benar sehingga penglihatan tidak menjadi buram.

Menurut situs Live Science, berkedip melepaskan lapisan air mata—yang sebagian besar terdiri dari air, minyak, dan lendir—untuk menjaga permukaan bola mata tetap halus. Ini juga mencegah mata mengering yang bisa membuat tidak nyaman.

"Jika area yang kering luas, rasanya hampir seperti goresan pada kornea," yang merupakan lapisan pelindung luar mata, kata Pagan-Duran. Rasanya bisa sangat menyakitkan karena ada banyak ujung saraf di kornea.

Lapisan air mata juga menyuplai oksigen ke mata. Pembuluh darah tidak mencapai kornea, tetapi lapisan air mata mengirim oksigen ke kornea secara langsung. Lapisan ini juga mengandung enzim yang melawan bakteri dan membantu melindungi mata dari infeksi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berkedip Merupakan Refleks

Berkedip merupakan sebuah refleks. Itu terjadi tanpa sadar. Meskipun demikian, Anda juga bisa membuat diri Anda berkedip.

Rata-rata orang membutuhkan 400 milidetik untuk berkedip, kata Pagan-Duran.

Kebanyakan orang berkedip antara 10 dan 20 kali per menit, biasanya sekitar 15 atau 16 kali, tambahnya. Namun, ada beberapa keadaan yang membuat orang berkedip lebih atau kurang sering.

Misalnya, Anda mungkin berkedip lebih sering jika ada sesuatu di mata Anda. Kondisi tertentu seperti bulu mata yang tumbuh ke dalam dapat membuatnya terasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di mata Anda. Inilah yang membuat Anda lebih banyak berkedip.

Alergi, konjungtivitis—peradangan pada lapisan terluar mata (konjungtiva)—dan jenis peradangan lainnya dapat memicu refleks untuk berkedip.

Kedutan pada mata atau tic juga menyebabkan orang-orang jadi lebih sering berkedip.

Selain itu, stres serta kecemasan dapat membuat Anda berkedip lebih banyak, menurut Pagan-Duran.

Selain sebuah refleks, berkedip juga membantu dalam momen emosional.

Apakah Anda sadar bahwa Anda mengedipkan mata lebih sering ketika menangis?

Baik tangis haru maupun kesedihan, Anda akan lebih sering berkedip saat menangis untuk membersihkan air mata, kata Pagan-Duran. Ini mencegah air mata membendung di pelupuk mata yang bisa mengaburkan pandangan.

3 dari 4 halaman

Berkedip Lebih Sering atau Jarang

Jika Anda memiliki masalah penglihatan yang belum ditangani, Anda mungkin berkedip lebih sering karena mata Anda secara alami mencoba memperbaiki penglihatan yang buram.

Jika ada kerusakan pada saraf wajah yang bertanggung jawab untuk menutup kelopak mata, seseorang mungkin berkedip lebih lambat atau lebih jarang, kata Pagan-Duran. Kelelahan dan beberapa obat juga dapat menyebabkan efek yang sama.

Saat Anda berfokus pada sesuatu seperti menonton film, Anda mungkin berkedip lebih sedikit untuk memperkuat fokus Anda.

Contoh lainnya, ketika membaca, orang cenderung berkedip di akhir kalimat daripada di tengah, katanya.

Orang berkedip lebih sering daripada yang dibutuhkan untuk melumasi mata yang mungkin memberi waktu rehat sejenak untuk otak, menurut sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

"Ini bukan murni bagian teknis untuk melindungi bola mata dan melumasi serta membersihkan partikel," kata Pagan-Duran. "Ini lebih merupakan masalah kapan, tepatnya, untuk memberikan sedikit istirahat mental ke otak."

4 dari 4 halaman

Bahaya Tidak Berkedip

Selain berkedip penting dan merupakan suatu refleks, terdapat dampak berbahaya apabila Anda tidak berkedip, atau tidak cukup sering berkedip, yaitu:

1. Kornea Anda bisa membengkak.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, kornea tidak memiliki pembuluh darah. Oleh karena itu, ia membutuhkan oksigen dari lapisan air mata yang didapatnya saat Anda berkedip. Jika Anda jarang berkedip, kornea Anda tetap mendapatkan oksigen yang dibutuhkan.

Namun jika Anda tidak berkedip, kekurangan oksigen bisa menyebabkan pembengkakan kornea.

Faktanya, kornea Anda bahkan sedikit membengkak saat Anda tidur, tetapi kembali normal segera setelah Anda bangun.

2. Mata Anda tidak akan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tetap sehat.

3. Mata Anda bisa mengering, karena selaput air mata Anda tidak terisi kembali. Hal ini dapat menyebabkan sakit mata dan penglihatan kabur.

4. Risiko infeksi mata Anda meningkat karena kotoran yang tertinggal di mata Anda dan kekurangan oksigen di mata.

Jadi, jangan lupa berkedip, ya.

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini