Sukses

Jabar Penyumbang Kasus Tuberkulosis Terbanyak, 75 Ribu Pasien Jalani Pengobatan

Ada 125 ribu kasus tuberkulosis yang ditemukan di Jawa Barat sepanjang Januari-Agustus 2022. Sekitar 75 ribu diantaranya jalani pengobatan.

Liputan6.com, Bandung Sebagai penyumbang kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak di Indonesia, Jawa Barat terus berupaya meningkatkan angka kesembuhan pasien penyakit ini. Pada periode Januari – Agustus 2022 terdapat 75.296 pasien TBC yang jalani pengobatan. 

"75 ribu dari 125 ribu kasus yang ditemukan di Jawa Barat sepanjang Januari-Agustus 2022 berdasarkan data SITB per 3 September 2022, telah berhasil diobati," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi ditulis, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Nina mengatakan TBC merupakan salah satu masalah kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia dengan jumlah kasus dan kematian yang tinggi.

Pada 2022, Indonesia menempati urutan ketiga secara global. Laporan dari TBC global tahun 2021 memperkirakan terdapat 824.000 kasus TBC baru dan kambuh per tahun di Indonesia.

"Diupayakan secara lintas sektor, melalui strategi pentahelix dengan melibatkan akademisi, bisnis, community, government, dan media bertujuan untuk mendorong respon terhadap penanggulangan TBC, sehingga upaya kerja keras semua pihak dalam memerangi persoalan penyakit TBC menjadi lebih mudah," kata Nina.

Koordinasi lintas program - lintas sektor untuk penanggulangan tuberkulosis di tingkat provinsi perlu dilakukan untuk mendorong kerjasama multipihak.

Intinya penanggulangan TBC harus didukung regulasi yang memadai. Sehingga dapat berperan dalam pengembangan kapasitas daerah untuk penanggulangan penyakit TBC.

"Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya mewujudkan masyarakat Jawa Barat menuju eliminasi tuberkulosis tahun 2030," ucap Nina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Strategi Penanganan TBC di Jabar

Strategi penanganan TBC di Jawa Barat fokus pada empat hal yaitu preventif, deteksi, pengobatan di layanan primer dan rujukan, serta perubahan perilaku.

Dinas Kesehatan Jawa Barat mengaku terdapat beberapa tantangan dalam program penanggulangan TBC. Diantaranya pelibatan multisektor yang belum optimal, penerapan standar pelayanan minimal TBC di kabupaten dan kota belum optimal.

Lalu, under-reporting kasus TBC terutama di RS dan layanan swasta, serta kualitas layanan dan keberhasilan pengobatan TBC yang belum optimal di seluruh fasilitas kesehatan (faskes).

 

 

3 dari 4 halaman

TBC Masih Jadi Momok Utama

Di kesempatan berbeda, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan TBC di Indonesia dan Global masih menjadi masalah kesehatan yang utama. Penyakit ini merupakan satu dari 10 penyebab utama kematian dunia, dan Indonesia adalah negara dengan beban TBC peringkat ke-3 tertinggi setelah India dan China.

Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi TB pada tahun 2030 dengan target insiden rate 65/100.000 penduduk dengan angka kematian 6/100.000 penduduk.

Pada tahun 2022 data per bulan September untuk cakupan penemuan dan pengobatan TBC sebesar 39% (target satu tahun TC 90%) dan angka keberhasilan pengobatan TBC sebesar 74% (target SR 90%).

“Untuk mendukung eliminasi TBC tersebut, perlu adanya peningkatan dan pembaharuan manajemen program TBC bagi tenaga kesehatan baik dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bidan dan pemegang program dilayanan berdasarkan hasil penelitian terkini,” ujar Dirjen Maxi.

4 dari 4 halaman

Target Menkes

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh jajaran kesehatan untuk memprioritaskan pencarian para penderita tuberkulosis atau TBC, sehingga 90 persen dari jumlah itu dapat terdeteksi di tahun 2024. Hal ini dilakukan melalui pembenahan upaya surveilans.

“Dari (perhitungan) 824 ribu penderita TBC, saya minta di 2024 sebanyak 90% harus sudah terdeteksi by name by adress. Kita sekarang ingin strategi surveilansnya yang baik dan benar,” ujar Menkes Budi dalam keterangan pers, Sabtu (10/9/2022).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini