Sukses

Belajar dari Pandemi COVID-19, Negara Asia Tenggara Perkuat Deteksi Penyakit

Pembelajaran dari pandemi COVID-19, negara-negara kawasan Asia Tenggara memperkuat deteksi penyakit.

Liputan6.com, Bhutan - Belajar dari pandemi COVID-19, negara-negara Anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di kawasan Asia Tenggara berkomitmen untuk memperkuat deteksi penyakit. Komitmen ini tertuang dalam peta jalan 'Regional Strategy Roadmap on Health Security and Health System Resilience for Emergencies 2023 - 2027' yang disepakati pada 8 September 2022.

Regional Director WHO South-East Asia, Poonam Khetrapal Singh mengatakan, pandemi COVID-19 berdampak terhadap kedaruratan kesehatan yang tidak hanya terbatas di sektor kesehatan. Ekonomi dan kesejahteraan sosial juga sangat terpengaruh.

“Peta jalan (roadmap) ini bertujuan untuk melindungi yang rentan dan ekonomi dari dampak kesehatan masyarakat saat kedaruratan dengan memperkuat ketahanan kesehatan nasional dan regional serta ketahanan sistem kesehatan,” katanya saat pertemuan '75th Session of the WHO Regional Committee for South-East Asia' di Paro, Bhutan, ditulis Minggu (11/9/2022).

'Regional Strategy Roadmap on Health Security and Health System Resilience for Emergencies 2023 - 2027'  telah dirumuskan setelah pembahasan matang rinci dengan negara-negara Anggota WHO di kawasan Asia Tenggara.

Pembahasan dilakukan bersama para ahli dan menggabungkan prioritas serta rekomendasi global juga regional. Upaya ini berusaha untuk meningkatkan kapasitas mengantisipasi, mencegah, dan merespons keadaan darurat kesehatan sembari mempertahankan layanan kesehatan esensial melalui peningkatan tata kelola dan kolaborasi.

Peta jalan penguatan laboratorium juga disepakati melalui komitmen, ‘WHO South-East Asia Regional Roadmap for Diagnostic Preparedness, Integrated Laboratory Networking and Genomic Surveillance 2023 - 2027.' Ini dikembangkan guna memberikan negara-negara Anggota WHO berbagai pilihan kebijakan untuk mengembangkan strategi berkelanjutan peningkatan laboratorium nasional.

Selain itu, penguatan laboratorium dan genomik di negara Asia Tenggara demi meningkatkan pengawasan dan respons lebih efektif untuk penyakit baru yang muncul dan muncul kembali, serta potensi darurat kesehatan masyarakat lainnya di masa depan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kurangi Dampak Akibat Darurat Kesehatan

Peta jalan 'WHO South-East Asia Regional Roadmap for Diagnostic Preparedness, Integrated Laboratory Networking and Genomic Surveillance 2023 - 2027’ akan membantu negara-negara Anggota WHO di kawasan Asia Tenggara mengembangkan atau memperbarui Rencana Aksi Nasional (National Action Plans).

Rencana Aksi Nasional yang dimaksud berupa mendukung terlaksananya jaminan kesehatan dan perkuat pendekatan seluruh pemerintah dan masyarakat untuk memungkinkan lebih banyak kesiapsiagaan, kesiapan, dan tanggap darurat kesehatan masyarakat yang efektif.

'Regional Strategy Roadmap on Health Security and Health System Resilience for Emergencies' turut berupaya memperkuat sistem keamanan kesehatan untuk mengurangi risiko, mendeteksi dini, mencegah, dan merespons darurat kesehatan masyarakat serta upaya pulih dari dampak yang terjadi.

"Itu juga berusaha untuk memperkuat tata kelola, pembiayaan dan fungsi pendukung untuk kesiapsiagaan darurat dan tanggap darurat," beber Poonam Khetrapal Singh dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Yang penting, peta jalan ini bertujuan untuk memperkuat sistem kesiagaan, kesiapsiagaan, dan respons regional melalui peningkatan kerja sama regional. Diharapkan dapat membantu negara-negara mencegah atau mengurangi dampak multidimensi dari keadaan darurat sambil memastikan sistem kesehatan yang tangguh dan pemulihan cepat."

3 dari 4 halaman

Bentuk Dewan Darurat Kesehatan

Poonam Khetrapal Singh menambahkan, akan ada pembentukan Dewan Darurat Kesehatan Regional (Regional Health Emergency Council/RHEC) RHEC). Dewan ini terdiri dari Kepala Negara-negara anggota WHO Wilayah Asia Tenggara.

"Ya, sedang direncanakan sejalan dengan rencana dari WHO Director - General Dr Tedros dalam proposal Global Health Emergency Council. Ini akan memastikan keterlibatan bersama sekaligus komitmen kepemimpinan tertinggi untuk kesiapsiagaan dan respons terhadap darurat kesehatan darurat di Asia Tenggara," tambahnya.

"Tentunya, untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian masyarakat yang terdampak pada kondisi darurat kesehatan."

Kerangka acuan pembentukan Dewan Darurat Kesehatan Regional secara rinci dan operasional akan diselesaikan dengan berkonsultasi lebih lanjut antar Negara-negara Anggota WHO kawasan Asia Tenggara.

“Sistem kesehatan yang kuat dan dikembangkan dengan baik mengarah pada penyediaan layanan dengan cakupan universal, tidak hanya mendasar untuk jaminan kesehatan tetapi juga penting memenuhi lonjakan dalam permintaan layanan esensial selama keadaan darurat," tutup Poonam.

4 dari 4 halaman

Penguatan Pengawasan Genomik

'Regional Strategy Roadmap on Health Security and Health System Resilience for Emergencies 2023 - 2027' yang disepakati oleh negara Anggota WHO wilayah Asia Tenggara berfokus pada:

  • intervensi yang diperlukan untuk memperkuat kapasitas Negara Anggota untuk mendeteksi, menahan dan mengurangi keadaan darurat kesehatan di masa depan melalui pembangunan berkelanjutan dengan sistem keamanan kesehatan dan peningkatan ketahanan sistem kesehatan untuk keadaan darurat
  • inisiatif dan platform regional yang terkait dengan inisiatif global sangat penting dalam menambah dan mendukung kapasitas Negara Anggota di tingkat regional

Peta jalan di atas juga bertujuan memberikan panduan tentang langkah-langkah yang akan diambil selama fase keadaan darurat kesehatan. Penguatan kapasitas laboratorium diperlukan demi meningkatkan ketidaksetaraan yang ada dalam akses ke layanan laboratorium.

Upaya penguatan laboratorium diperlukan selama keadaan darurat, utamanya terkait digitalisasi platform pelaporan laboratorium dan membangun Diagnostic Technical Advisory Group di tingkat nasional dan regional, serta penguatan platform kolaboratif untuk pengawasan genomik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.