Sukses

Dokter Ortopedi Bocorkan Kiat Dapatkan Asupan Vitamin D Tanpa Suplemen Tambahan

Vitamin D bisa diperoleh tubuh tanpa suplemen tambahan yaitu cukup dengan berjemur

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Konsumsi suplemen vitamin D diyakini dapat meningkatkan imunitas tubuh. Sehingga selama pandemi, tidak sedikit orang yang menjadikan kegiatan ini sebagai rutinitas agar terhindar dari paparan Virus Corona penyebab COVID-19.

Selain itu, sejak lama diketahui bahwa vitamin D bermanfaat untuk kesehatan tulang dan gigi. Juga untuk memaksimal penyerapan kalsium di dalam tubuh.

Karena manfaatnya yang begitu besar, setiap dari kita dianjurkan untuk memeroleh asupan vitamin D yang cukup. Salah satu yang dapat kita lakukan adalah dengan berjemur di bawah terik matahari pagi.

Matahari, disebut Konsultan Ahli Bedah Ortopedi dan Arthritis, Assoc Prof (C) Dr Ruslan Nazaruddin Simanjuntak, menyimpan vitamin D yang berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh, serta mengaktifkan kalsium yang memang diperlukan untuk kesehatan tulang.

Menurut Ruslan, tidak sulit kok untuk mendapatkan vitamin D dari matahari. Caranya, bergerak atau berolahraga setiap pukul 10.00 pagi di bawah terik matahari.

"Vitamin D dari matahari itu gratis. Makanya saya olahraga golf pagi hari, saat matahari terik. Atau jalan kaki juga bisa. Saya enggak papa hitam, yang penting dapat asupan vitamin D dari matahari," kata Ruslan kepada Health Liputan6.com di ALTY Orthopaedic Hospital, Kuala Lumpur, Malaysia belum lama ini.

Itu mengapa mengonsumsi suplemen kalsium terlalu banyak tidak berguna. Kecuali jika diimbangi dengan berjemur atau terpapar sinar matahari langsung agar kalsium tidak keluar begitu saja.

Banyak yang mungkin belum tahu baik kalsium maupun vitamin D tidak dapat berdiri sendiri. Kedua mineral penting tersebut saling menopang agar tubuh manusia memeroleh manfaat yang luar biasa besar.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Konsumsi Kalsium

Seperti yang dijelaskan Ruslan bahwa kalsium tidak mempunyai fungsi yang kuat apabila tubuh sendiri masih kekurangan vitamin D.

"Kamu makan kalsium setiap hari, tapi kamu tidak ada vitamin D, itu kalsium akan keluar lagi dan tidak diserap tubuh," kata Ruslan yang kemudian menambahkan,"Kalsium sendiri tidak mempunya fungsi yang kuat. Kalsium dengan vitamin D baru ada.".

Oleh sebab itu, kata Ruslan, kalau diperhatikan akhir-akhir ini tidak sedikit 'penjual' menjajakan suplemen kalsium bersamaan dengan vitamin D.

"Orang sekarang sudah pandai. Jual kalsium harus ada vitamin D-nya," kata Ruslan.

Ruslan lalu mengingatkan untuk hati-hati dalam mengonsumsi suplemen kalsium. Tidak benar bahwa tinggi asupan kalsium membuat tubuh lebih sehat.

Padahal, terlalu tinggi pun berisiko alami masalah kesehatan jantung serius.

"Terlalu banyak kalsium di dalam tubuh malah bisa sebabkan masalah pada jantung, bahkan kasusnya bisa berat," katanya.

 

3 dari 4 halaman

Tulang Mulai Menurun

Tak hanya itu, di kesempatan itu Ruslan menjelaskan bahwa tulang mulai menurun saat wanita menginjak umur 45 tahun ke atas. Guna mencegah tulang turun lebih cepat, dia menyarankan wanita untuk mulai rutin berolahraga.

"Kalau tidak ada exercise (olahraga), turunnya lebih cepat. Kalau biasa exercise, proses menurunnya jadi melambat," kata Ruslan

Secara umum, lanjut Ruslan, melakukan olahraga setiap hari adalah kiat menjauh dari penyakit yang berkaitan dengan ortopedi. Baik itu masalah tulang belakang atau sakit lutut.

"Penyakit itu dicegahnya waktu di umur macam kalian (muda -red.). Artinya, exercise itu penting karena dapat menguatkan otot-otot," ujar Ruslan.

"Bila sudah kuat, (otot) bisa menahan (tulang)," dia menambahkan.

4 dari 4 halaman

Olahraga yang Dianjurkan

Adapun olahraga yang dapat dilakukan adalah jalan kaki. Menurut pria yang juga chairman di rumah sakit khusus ortopedi pertama di Malaysia itu, jalan kaki merupakan aktivitas yang mudah tapi punya manfaat yang luar biasa besar.

"Saya tidak sarankan lari karena lari dapat merusak lutut. Jalan kaki atau jalan cepat atau naik sepeda atau berenang," kata Ruslan yang gemar bermain golf.

Sambil berkelakar, Ruslan mengatakan boleh saja berolahraga yang gerakannya tak ramah untuk lutut karena ujung-ujungnya akan datang ke dokter ortopedi.

"Misal mau olahraga aerobik (yang gerakannya cepat), itu sebenarnya buat lutut enggak bagus, tapi enggak papa, nanti akan datang ke saya," katanya.

"Futsal pun sebenarnya enggak bagus tapi kalau ada, silakan. Nanti kalau lutut rusak, datanglah ke saya," Ruslan menekankan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.