Sukses

Dokter Ungkap 6 Cedera yang Sering Terjadi dalam Bulu Tangkis

Pemain bulu tangkis membutuhkan kebugaran aerobik atau kebugaran kardiorespirasi untuk dapat bermain bulu tangkis dengan durasi permainan 3 set.

Liputan6.com, Jakarta - Olahraga bulu tangkis begitu populer sehingga banyak orang yang kemudian memilih bulu tangkis sebagai olahraga rutin setelah menyaksikan atlet-atlet Indonesia berlaga di turnamen-turnamen internasional. 

Namun perlu diketahui, bulu tangkis juga termasuk kategori olahraga high impact dengan gerakan yang dinamis, yang merupakan kombinasi antara reli-reli pendek dan reli-reli panjang. Karenanya, pemain bulu tangkis membutuhkan kebugaran aerobik atau kebugaran kardiorespirasi untuk dapat bermain bulu tangkis dengan durasi permainan 3 set.

Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Sport Medicine, Injury, Recovery Center (SMIRC) RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Antonius Andi Kurniawan, pemain bulu tangkis juga memerlukan kecepatan, tenaga atau power, serta kelincahan yang cukup baik.

"Misalnya, pada gerakan melompat saat jumping smash, gerakan lunges saat melakukan gerakan netting, gerakan drop shot, gerakan yang cepat dan mengubah arah saatdefence, serta gerakan lainnya," katanya.

Pemain bulu tangkis juga membutuhkan stamina yang kuat, kelincahan, kecepatan, ketepatan, kekuatan otot, dan koordinasi motorik sendi dan otot yang baik.

"Olahraga ini dipenuhi gerakan kompleks sesuai dengan tempo permainannya. Itulah mengapa jika tidak berhati-hati, cedera otot, sendi, ligamen, hingga tendon rentan terjadi ketika bermain bulu tangkis," jelasnya.

Berikut ini beberapa jenis cedera yang dapat terjadi ketika bermain bulu tangkis:

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Cedera bahu

Penyebab: gerakan overhead atau mengayun yang cepat dan berulang. Tipe cedera bahu pada pemain bulu tangkis adalah overuse injury, disebabkan karena gerakan sendi bahu yang berulang.

Kondisi ini akan menyebabkan otot-otot bahu kelelahan dan mengakibatkan stabilitas sendi bahu menurun. Tendonitis rotator cuff atau tendinopathy adalah kondisicedera bahu tersering pada pemain bulu tangkis.

2 Cedera ankle

Penyebab: Cedera ankle atau sering disebut ankle sprain (pergelangan kaki terkilir) sering terjadi pada pemain bulu tangkis akibat gerakan-gerakan berubah arah dalam waktu yangcepat serta gerakan melompat dan mendarat saat melakukan jumping smash.

Faktor risiko cedera pergelangan kaki bisa berasal dari internal dan eksternal. Faktor internal misalnya:kelelahan saat bermain sehingga membuat keseimbangan menjadi terganggu dan pergelangan kaki kemudian terkilir; faktor eksternal biasanya disebabkan karena kondisi lapangan yang licin atau karena penggunaan sepatu yang tidak tepat sehingga membuat cedera pada ankle.

 

3 dari 4 halaman

3. Cedera lutut

Jenis cedera lutut yang paling sering terjadi pada olahraga bulu tangkis adalah cedera jumper’s knee atau patella tendinitis yang diakibatkan gerakan melompat dan mendara tberulang dan gerakan lunges yang berulang.

Gerakan melompat dan mendarat serta gerakanlunges memberikan beban yang cukup besar pada tendon sendi lutut sehinggamenyebabkan cedera lutut. Selain cedera pada tendon lutut, cedera ligamen lutut dan bantalan lutut juga sering dilaporkan di beberapa jurnal ilmiah, yaitu cedera ACL dan meniskus.

Cedera ini sering disebabkan karena gerakan berputar dari lutut saat bermain bulu tangkis.

4. Cedera punggung

Cedera lower back pain atau cedera punggung bawah juga sering terjadi pada pemain bulutangkis, hal ini dapat terjadi akibat beberapa gerakan menerjang dan merunduk pada saatbermain bulu tangkis.

Kelemahan otot punggung merupakan salah satu faktor risiko daricedera lower back pain pada permainan bulu tangkis.

4 dari 4 halaman

5. Cedera siku

Penyebab: Cedera pada siku dapat terjadi karena beban pada otot yang berlebihan dan terus-menerus selama memegang raket, sehingga menimbulkan peradangan pada otot siku.

6. Cedera kram otot

Penyebab: olahraga tanpa melakukan pemanasan dan peregangan otot. Kram otot bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tapi kram yang paling sering biasanya muncul di kaki. Saat kram terjadi, otot akan mengalami kontraksi dan bagian tubuh yang mengalami kram akan sulit digerakkan selama beberapa detik atau bahkan beberapa menit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini