Sukses

Berjuang dengan OCD, Aliando Syarief Berbagi Cara Kelola Emosi yang Datang Tak Diundang

Aliando Syarief mengungkapkan caranya mengelola emosi dalam penampilan perdananya setelah mengungkapkan bahwa dirinya mengalami Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).

Liputan6.com, Jakarta Aktor Aliando Syarief (25) hadir di hadapan publik dalam showcase 7 film terbaru dari Falocn Pictures di XXI Epicentrum Jakarta pada Kamis, 14 April 2022.

Ini adalah penampilan perdana Aliando setelah mengungkapkan dirinya mengalami mengidap kondisi Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) di media sosial pada awal 2022.

Dalam kesempatan itu Aliando bertemu banyak jurnalis, tamu undangan dan penggemar. Ia mengaku deg-degan dan berjuang untuk tenang.

“Ketika di depan, yang terjadi alhamdulillah bisikannya sudah enggak ada. Cuma kontrol emosi. Tiba-tiba ada emosi yang enggak gue panggil itu ada,” kata Aliando.

Emosi, lanjut Aliando, ada banyak macam seperti marah, bahagia, sedih. Emosi yang sering datang menghampirinya tanpa diundang adalah marah.

"Yang sering muncul emosi marah. Emosi marah sering muncul, yang enggak gue panggil. Dia tiba-tiba menyerang orang-orang,” kata pria yang populer sejak membintangi sinetron Ganteng-Ganteng Serigala ini mengutip Showbiz Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Upaya Aliando Kala Emosi Tak Diundang Datang

Kalau emosi marah datang meski tak diundang, ia mencoba menenangkan diri. Aliando mencoba menyinkronkan fungsi rasa, mata, dan otak. Hal itu yang ia upayakan selama acara di hari itu berlangsung.

“Itu enggak gue panggil dan enggak gue mau rasakan. Jadi apa yang gue lihat sama apa yang gue rasa. Jadi otak, mata sama perasaan enggak sinkron. Kalau marah-marah sih tetap kontrolnya pada keyakinan,” kata Aliando coba menjelaskan.

Kini ia sudah tidak lagi mengonsumsi obat untuk kondisinya tersebut. Namun masih menjalani terapi dengan psikolog dua kali seminggu. Aliando optimistis dapat melewati ujian ini. “Masih terapi sampai sekarang." 

(Baca: Kondisi Terkini Aliando Syarief Setelah OCD Ekstrem: Sudah Lepas Obat, Masih Terapi 2 Kali Seminggu)

3 dari 4 halaman

Kilas Balik, Kala Pertama Aliando Ungkap Alami OCD ke Publik

Aliando mengungkapkan ke publik mengenai dirinya didiagnosis OCD lewat Instagram live @aliliandooo pad 27 Januari 2022.

Kondisi OCD itu sudah pernah 'menyapa' dirinya saat kelas 2 SD tapi datang lagi ketika ia dewasa. Ia mengaku kondisi tersebut sangat menggangunya.

"Cukup mengganggu karena itu dulu pernah kena kelas 2 SD, tapi balik lagi umur 25 sekarang. Waktu SD tuh udah selesai OCD-nya, habis itu kena OCD lagi baru 2019 akhir kemarin," kata Aliando saat itu.

Aliando berusaha menyampaikan kondisi yang dialaminya saat itu kepada pengikutnya. Ada seperti perasan campur aduk karena ada pertengkaran dalam diri.

"Campur aduk ya, kita kayak berantem sama diri sendiri karena pikiran buruk itu ingin menguasai pikiran kita, otak kita gitu. Jadi kita harus lawan," tambahnya.

Saat itu ia berpesan jika ada pengikutnya merasakan hal serupa jangan malu karena bisa disembuhkan. Hal yang bisa dilakukan adalah segera berkonsultasi dengan pihak profesional seperti psikiater maupun psikolog.

4 dari 4 halaman

Mengenal Singkat Apa Itu OCD

OCD memiliki kepanjanganan Obsessive-Compulsive Disorder atau Gangguan Obsesif Kompulsif. Mengutip keterangan dokter spesialis kedokteran jiwa dari EMC Alam Sutra, Andri, ini adalah kondisi yang ditandai dengan pikiran obesesif atau terus menerus. Misalnya kepikiran kebersihan atau menghitung.

Biasanya, pikiran obesesif ini akan dibarengi dengan perilaku kompulsif atau berulang. Misalnya jika tidak yakin terhadap sesuatu akan dicek hingga berulang-ulang atau kalau khawatir dengan virus atau bakteri akan mencuci tangan berulang kali sampai tangan kering kata Andri mengutip dari akun YouTubenya Kuliah Singkat Andripsikosmatik: OCD.

Ia juga menyebutkan bahwa OCD termasuk gangguan kejiwaan yang membutuhkan pengobatan. Lalu, pada beberapa kasus selain pengobatan juga butuh terapi perilaku.

"Pada beberapa kasus perlu mendapat terapi perilaku juga. Jadi, kita beri pengobatan untuk pikiran obsesif tidak muncul atau berkurang selain itu dengan terapi perilaku," katanya.

Jika memang mengalami kondisi serupa dengan yang disampaikan Andri, alangkah baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

"Segera berobat ke dokter jiwa, hanya dengan pengobatan, OCD bisa sembuh," tandas Andri di akhir video tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.