Sukses

Penemu Sebut Deltacron Bukan Hasil Kesalahan Teknis, Ilmuwan Inggris Belum Yakin

Setelah Omicron terdeteksi di Afrika Selatan beberapa waktu terakhir, kini ilmuwan dari Siprus, Leonidos Kostrikis melaporkan ada varian baru COVID-19 yang disebut Deltacron.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Omicron terdeteksi di Afrika Selatan beberapa waktu terakhir, kini ilmuwan dari Siprus, Leondios Kostrikis melaporkan ada varian baru COVID-19 yang disebut Deltacron.

Jenis baru ini menggabungkan karakteristik varian Delta dan Omicron. Namun, ilmuwan lain berspekulasi bahwa temuan Leonidos adalah hasil kontaminasi laboratorium.

Leondios kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan email pada Minggu bahwa kasus-kasus yang telah dia identifikasi menunjukkan tekanan evolusioner pada strain sebelumnya untuk memperoleh mutasi ini dan bukan hasil dari satu peristiwa rekombinasi.

Infeksi Deltacron lebih tinggi di antara pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 daripada di antara pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, sehingga mengesampingkan hipotesis kontaminasi.

Terlebih lagi, sampel diproses dalam beberapa prosedur pengurutan di lebih dari satu negara. Dan setidaknya satu urutan dari Israel yang disimpan dalam database global menunjukkan karakteristik genetik Deltacron, katanya.

“Temuan ini membantah pernyataan tidak berdokumen bahwa Deltacron adalah hasil dari kesalahan teknis,” kata Leondios mengutip scmp.com, Selasa (11/1/2021).

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Temuan Leonidos

Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus dan kepala Laboratorium Bioteknologi dan Virologi Molekuler juga menjelaskan, gen virus menentukan bentuk protein yang melakukan sejumlah tugas spesifik.

Omicron dan Delta masing-masing memiliki mutasi pada protein lonjakan yang memengaruhi kemampuan mereka untuk memasuki sel manusia, dengan Omicron menjadi lebih menular sebagai hasilnya.

3 dari 4 halaman

Kata Ilmuwan Inggris

Bentuk virus rekombinan dapat muncul ketika ada beberapa varian patogen yang beredar, kata Nick Loman, seorang profesor genomik mikroba di University of Birmingham Inggris yang mempelajari virus corona.

Sementara bentuk rekombinan Delta dan Omicron tidak akan sepenuhnya mengejutkan, temuan dari Siprus lebih mungkin merupakan "artefak teknis" yang muncul dalam proses pengurutan genom virus, kata Loman.

Menteri Kesehatan Siprus Michael Hadjipantela mengatakan pada Minggu bahwa varian baru tidak menjadi perhatian, dan rincian lebih lanjut akan diberikan pada konferensi pers minggu ini.

4 dari 4 halaman

Infografis Waspada Lonjakan Kasus COVID-19 Varian Omicron di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.