Sukses

Vaksin Nusantara dan Merah Putih Jadi Opsi Vaksinasi Booster Pemerintah RI, Berminat?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa vaksin Nusantara menjadi salah satu opsi untuk vaksinasi booster.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa vaksin Nusantara akan menjadi salah satu opsi untuk vaksinasi booster.

Selain vaksin Nusantara, vaksin-vaksin program Merah Putih yang dikembangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Baylor College, termasuk vaksin kerja sama antara Universitas Airlangga dengan Biotis Pharmaceutical, Kalbe Farma Genexine, serta JBio dan Ahui juga termasuk dalam opsi.

Hal ini menyusul ditemukannya varian Omicron di Indonesia beberapa hari lalu. Pemerintah terutama tengah mengkaji pemberian vaksin booster dari vaksin-vaksin yang telah digunakan di Indoensia seperti Pfizer, Sinovac dan AstraZeneca.

“Akan dilakukan revisi Perpres dan Permenkes dan pemerintah akan mengupayakan ini secepatnya dan proses ini sedang melakukan kajian dan sedang berproses di Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM),” kata Airlangga dalam Konferensi Pers PPKM secara daring, Senin (20/12) mengutip Antara.

Airlangga menambahkan, opsi vaksin dalam negeri untuk menjadi booster adalah arahan Presiden Joko Widodo.

“Ini akan segera dimatangkan, disiapkan regulasinya termasuk regulasi daripada harga masing-masing vaksin tersebut,” ujarnya.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perlindungan Vaksin

Dalam kesempatan lain, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, sejauh ini sudah terdeteksi tiga pasien COVID-19 varian Omicron yang seluruhnya telah menerima vaksinasi dosis lengkap.

"Ketiganya tidak menunjukkan gejala selama karantina. Tidak merasa sakit, demam, atau lainnya," tutur Nadia dalam keterangan tertulis Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) bersama Kemenkominfo dan KPCPEN, Selasa (21/12/2021) mengutip News Liputan6.com.

Menurut Nadia, hal itu menunjukkan bahwa tubuh penerima vaksinasi dosis lengkap akan lebih kuat melawan COVID-19 varian Omicron. Selain itu, jenis mutasi virus Corona itu ternyata dapat menular meski seseorang telah menerima vaksinasi.

"Diharapkan akhir Desember 2021 80 persen sasaran sudah mendapat vaksinasi dosis pertama dan 60 persen sasaran sudah mendapat vaksinasi dosis lengkap," jelas dia.

3 dari 4 halaman

Rencana Vaksin Booster

Selain itu, lanjut Nadia, pemerintah juga berencana memulai vaksinasi dosis penguat atau booster bagi kelompok lanjut usia sebagai kelompok yang rentan terinfeksi. Ini dilakukan jika vaksinasi dosis lengkap sudah mencapai hampir seluruh populasi sasaran.

Ia berharap, masyarakat tetap dapat membatasi mobilitas selama libur Natal dan Tahun Baru, juga selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Kasus selalu naik setiap libur," tutup Nadia.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Vaksin COVID-19 Booster, Butuh atau Enggak?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.