Sukses

Cegah Kulit Kering, Perhatikan Kebiasaan Mandi dan Pilih Sabun yang Tepat

Selain frekuensi mandi, durasi waktu mandi, suhu air yang terlalu panas, hingga pemilihan sabun yang tidak tepat bisa memengaruhi kondisi kulit.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 tak dimungkiri mengubah kebiasaan sehari-hari. Salah satunya dalam hal menjaga kebersihan diri. Indonesia Water Institute (IWI) menemukan, terjadi peningkatan 3 kali lipat kebiasaan mandi 3 kali sehari selama pandemi.

Menjaga kebersihan diri dengan rutin mandi, terutama di masa pandemi tentu baik adanya. Namun, jika terlalu sering, kebiasaan ini malah berpotensi membuat kulit kering.

“Kebiasaan mandi yang sering ini, dapat berpotensi menjadi penyebab tejadinya kulit kering," ungkap dermatolog dr. Arini Widodo, SpKK dalam acara jumpa pers oleh Zen Antibacterial Soap Jumat pekan lalu. 

Selain frekuensi mandi, Arini juga mengatakan durasi waktu mandi, suhu air yang terlalu panas, hingga pemilihan sabun yang tidak tepat bisa memengaruhi kondisi kulit.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan agar kulit senantiasa terlindungi, sehat dan segar yakni menjaga agar tubuh tetap terhidrasi. Karenanya ada hal-hal yang perlu dihindari, terutama di masa pandemi ketika banyak individu bekerja dari rumah. Hal-hal tersebut yakni seperti terlalu lama bekerja di ruangan ber-AC, kurang minum, sering berjemur di bawah sinar matahari, khawatir berlebihan hingga stres.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pilih sabun yang tepat

Terkait kebiasaan mandi, memilih sabun yang tepat juga akan berpengaruh pada kondisi kulit. Jika memilih sabun antibakterial, Arini mengatakan perlu memperhatikan kondisi sensitifitas kulit serta memilih sabun dnegan kandungan bahan alami.

"Kandungan natural dalam sabun antibacterial seperti ceramide yang kaya ditemukan dalam Shiso Merah Jepang dapat berfungsi untuk menjaga kelembutan kulit. Formulasi produk yang mengandung bahan natural seperti ini dapat membantu fungsi barrier kulit," ungkapnya, mengutip siaran resmi yang diterima Liputan6.com.

Arini mencontohkan, setelah kulit menjadi kering, akan terlihat kusam, tidak kenyal, permukaannya tidak rata, bersisik, pecah-pecah gatal, mudah iritasi dan terkena infeksi. Kulit yang terlalu kering akan mudah terinfeksi karena lapisan luar kulit lebih mudah rusak sehingga memungkinkan kuman masuk ked dalam kulit.

Infeksi kulit yang disebabkan kuman streptococcus dan staphylococcus umumnya disertai tanda-tanda sebagai berikut:

  • Kerak kuning pada kulit
  • Area kulit mengeluarkan nanah atau cairan lainnya
  • Pembengkakan dan perubahan warna
  • Terasa nyeri

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini