Sukses

Pemicu Munculnya Keringat dan Perbedaannya pada Setiap Individu

Munculnya keringat dapat dipicu oleh dua hal yakni suhu dan emosi.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang sangat mudah berkeringat dalam berbagai situasi dan kondisi. Namun, ada juga yang bahkan sangat jarang dan sedikit mengeluarkan keringat. Lalu, apakah yang membedakannya dan apakah penyebabnya?

"Perbedaannya pada individu dapat dikaitkan dengan jumlah kelenjar keringat, intensitas olahraga, dan terkadang juga berat badan," ujar dermatologist MDCS Dermatology, New York, Marisa Garshick dikutip Health, Sabtu (28/8/2021).

Berkeringat juga sangatlah wajar. Bahkan ternyata, cairan keringat yang keluar sebenarnya serupa dengan air. Namun, keringat mencakup beberapa molekul lain seperti natrium, yang diproduksi tubuh di hampir semua bagian kulit kita.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kelenjar keringat

Marisa menjelaskan, tubuh manusia terdiri dari banyak kelenjar keringat, yang merespon sinyal dari otak untuk melepaskan keringat. Pemicu tersebut kemudian terbagi menjadi dua yakni panas dan emosi.

"Keringat sebenarnya bertindak sebagai sistem pendingin tubuh. Tujuannya adalah untuk membantu tubuh Anda mempertahankan suhu tubuh normal dan mendinginkan Anda ketika suhu tubuh Anda naik," ujar Marisa.

Artinya, proses pendinginan suhu terjadi setelah tubuh Anda melepaskan keringat, yang kemudian menguap. Kenaikan suhu tubuh juga dapat didukung oleh berbagai alasan seperti suhu yang panas di luar, olahraga, bekerja, atau bahkan makan makanan pedas.

Selain karena suhu panas, keringat ternyata juga dapat dipicu oleh munculnya emosi. Keringat jenis ini dinilai lebih sering muncul pada bagian telapak tangan.

"Ketika kita merasa gugup, misalnya. Sebelum presentasi di tempat kerja atau melakukan sesuatu yang membuat kita gugup, itu dapat memicu sinyal yang membuat kita berkeringat," ujar dermatologist di Central Dermatology Center, Beth Goldstein.

3 dari 4 halaman

Lalu, apakah berkeringat itu baik?

Beth menjelaskan, berkeringat itu baik. Karena tanpa kemampuan untuk berkeringat, akan muncul masalah pada tubuh. Karena ketika seseorang tidak memiliki mekanisme untuk mendinginkan suhu tubuh lewat keluarnya keringat, maka suhu panas akan bertahan pada tubuh.

"Keringat membantu Anda untuk mengatur suhu tubuh. Itulah mengapa mengapa manusia dapat tetap sadar dan sehat di lingkungan yang bersuhu tinggi," tambah Marisa.

Namun, berbeda dengan keringat yang muncul karena emosi. Karena keringat jenis ini dinilai tidak memiliki manfaat yang terlalu besar.

4 dari 4 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.