Sukses

Hindari Nyeri Otot dan Sendi dengan Tetap Aktif Bergerak Selama Pandemi

Selama pandemi COVID-19 risiko nyeri sendi dan nyeri otot meningkat khususnya pada para pekerja yang sehari-hari duduk di depan laptop.

Liputan6.com, Jakarta - Selama pandemi COVID-19 risiko nyeri sendi dan nyeri otot meningkat khususnya pada para pekerja yang sehari-hari duduk di depan laptop.

Studi menyatakan, 1 dari 4 orang menurunkan intensitas dalam berolahraga selama pandemi COVID-19.  Kondisi ini meningkatkan ketidakaktifan fisik selama berada di rumah, yang tanpa disadari memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan, salah satunya gangguan muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan otot.

Menurut Senior General Manager Marketing Combiphar, Cindy Gunawan, masih tingginya jumlah kasus COVID-19 di Indonesia, mendorong masyarakat untuk tetap bekerja dan beraktivitas dari rumah, seperti yang terus digaungkan oleh pemerintah.

“Sayangnya, menghabiskan waktu di depan layar dengan duduk terus-menerus dan mengurangi keaktifan fisik, kerap menjadi pilihan utama dibandingkan berolahraga atau melakukan kegiatan lain yang menyehatkan,” kata Cindy mengutip keterangan pers Combiphar, Selasa (15/6/2021).

Jika kebiasaan seperti ini tetap dilakoni masyarakat sehari-hari, maka gangguan nyeri sendi dan otot perlu diwaspadai, tambah Cindy. Meski terkesan sepele, nyeri sendi dan otot secara signifikan mampu memengaruhi mobilitas serta aktivitas sehari-hari.

“Tetap aktif dan terus bergerak adalah hal terpenting yang harus dilakukan, selain untuk hindari nyeri sendi dan otot, juga agar kualitas kesehatan secara menyeluruh dapat terjaga.”

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Duduk Lebih dari 40 Menit

Dalam keterangan yang sama, Medical Expert Combiphar, dr. Edo Adimasta,  mengatakan bahwa duduk secara terus-menerus selama lebih dari 40 menit akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancar dan pada jangka panjang dapat melemahkan otot di sekitar sendi.

Otot sekitar sendi mempunyai peran penting dalam mengurangi beban cepatnya keausan pada tulang rawan sendi, hilangnya fleksibilitas, dan nyeri pada sendi. Karenanya nyeri sendi merupakan salah satu gejala paling sering yang dialami kebanyakan orang dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Masa pandemi, kebijakan kerja dari rumah (WFH), dan kurangnya fasilitas di rumah serta pengetahuan yang memadai, memaksa masyarakat duduk sambil bekerja dan berkegiatan dengan postur atau posisi tubuh yang tidak sesuai (tidak ergonomis), yang akan menambah risiko gangguan persendian.

“Tak hanya itu, potensi obesitas yang timbul akibat kurang bergerak, juga ikut berperan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya keausan atau radang pada sendi. Karenanya, jangan takut untuk tetap berolahraga walaupun sudah mengalami gejala radang sendi,” kata Edo.

Rutin olahraga ringan dan mengubah pola makan dapat secara alami menurunkan berat badan dan mengurangi tekanan pada persendian, imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Menurut Ahli Lain

Sejalan dengan Edo, sports and physical physiotherapist, Asep Azis, SST. Ft. juga menyampaikan bahwa duduk terlalu lama saat bekerja serta posisi duduk yang tidak benar dapat memicu terjadinya masalah nyeri otot dan nyeri sendi.

Menurutnya, organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan untuk banyak melakukan aktivitas fisik. Bagi usia dewasa, aktivitas fisik yang perlu dilakukan minimal 150 menit dalam seminggu.

“Itu bisa kita bagi dengan beban yang moderate di mana kombinasi di dalamnya ada aktivitas aerobik, penguatan otot, dan lain-lain,” ujar Asep.

Masalahnya, lanjut Asep, di masa pandemi COVID-19 banyak orang yang bekerja dari rumah dan duduk dalam waktu lama. Hal ini menjadi salah satu penyebab cedera kronik atau cedera akibat proses yang berjalan lama tanpa ditangani dengan baik.

Cedera kronik yang tidak ditangani dapat memicu masalah sendi dan otot yang berkepanjangan, kata Asep. Contoh dari cedera kronik adalah nyeri pinggang, nyeri leher, nyeri pundak, dan osteoarthritis di lutut atau pinggul.

“Ada juga yang sakit di sekitar daerah bahunya, bahkan akhirnya terjadi masalah lain seperti pusing yang sebenarnya disebabkan ketegangan otot sekitar leher.”

4 dari 4 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.