Sukses

Usai Salat Idulfitri, Doni Monardo Pantau Daerah Potensi Lonjakan COVID-19

Usai salat Idulfitri, Doni Monardo pantau daerah yang berpotensi terjadi lonjakan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Usai salat Idulfitri di Graha BNPB, Jakarta, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo kembali memantau daerah-daerah yang berpotensi terjadi lonjakan COVID-19. Aktivitas ini dilakukan Doni setelah menyantap menu “wajib” Lebaran.

Menu khas Idulfitri 1442 H berupa opor ayam telah terhidang di Ruang Multimedia Lantai 10, ditambah lauk rendang spesial kiriman mantan Sestama BNPB Harmensyah. Rombongan jemaah salat Id yang sedikit pun makan bersama, yang sebelumnya saling bermaaf-maafan jarak-jauh (tidak saling bersalaman).

Selepas itu, jika Anda berpikir, usai makan bubar, keliru. Sebab, Doni Monardo kembali bekerja. Kali ini ia melakukan pantauan dan menerima laporan, utamanya di daerah-daerah yang berpotensi terjadi lonjakan kasus berdasarkan tren yang dihimpun Tim Data Satgas COVID-19.

Data Satgas COVID-19 per 9 Mei 2021, ada 324 kabupaten/kota yang tersebar di 6 provinsi antara lain, Jawa Tengah (29), Jawa Barat (25), Jawa Timur (26), Sumatera Utara (15), Sumatera Selatan (16) dan Sumatera Barat (16). Daerah-daerah tersebut didominasi kabupaten/kota yang berasal dari provinsi tujuan mudik, yang mana potensi penularan COVID-19 secara meluas dapat terjadi.

“Perketat lalu-lintas manusia di penyeberangan Bakauheni–Merak. Sekalipun sudah mengantongi surat swab, harus dicek lagi secara cermat dan seksama," demikian instruksi terbaru Doni Monardo, sesaat usai salat pada Kamis, 13 Mei 2021.

"Tidak ada pengecualian. Jika positif COVID-19, langsung dikarantina."

Segera, Doni Monardo pun menghubungi anggota Satgas di berbagai daerah untuk tidak lengah, tidak mengendorkan pengawasan, dan pengendalian pergerakan manusia. Angan-angan usai salat Id langsung cus pulang ke rumah, pupus, karena mantan Danjen Kopassus ini harus kembali 'tenggelam' dalam rapat koordinasi terbatas di lantai 10.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prediksi Angka COVID-19 Naik Pasca Idulfitri Tetap Harus Diwaspadai

Doni Monardo yang kembali memantau tren COVID-19 dan rapat koordinasi setelah salat Idulfitri, justru hari-hari ini krusial. Penentu naik-tidaknya grafik paparan COVID-19.

Bahwa diprediksi angka paparan COVID-19 naik pasca Idulfitri, itu sebuah keniscayaan. Tetapi, tetap harus dilakukan segala upaya untuk bisa menekan angka lonjakan, sebagaimana laporan salat Idulfitri dari Markas Satgas COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, yang diterima Health Liputan6.com.

Lebih lanjut, Doni mengarahkan anggota Satgas COVID-19 di berbagai daerah untuk tidak segan-segan menerapkan lockdown skala mikro. Ia mencontohkan lockdown mikro yang dilakukan oleh seorang tokoh masyarakat bernama Ali, di Jambi. (Selengkapnya: Lebih dari Separuh Warga Kampung Terpapar COVID-19, Doni Monardo Kunjungi Payo Selincah)

Arahan Doni, jika satu RT/RW ada lebih dari lima orang atau sejumlah rumah yang isinya terpapar COVID-19, segera lakukan lockdown di RT/RW. Semua pihak harus segera mengawasi, mendukung, dan memastikan lockdown berlangsung tertib dan baik. Termasuk jaminan pasokan logistik.

Kata kunci mengendalikan COVID-19 tidak berubah, yakni patuhi protokol kesehatan. Baik di musim libur atau di hari biasa, baik di rumah maupun di tempat ibadah, baik di tempat kerja ataupun di tempat wisata. Memakai Masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

“Kita memang harus terus cerewet. Sekali lagi, tidak masalah kita dianggap cerewet, karena tujuan kita adalah agar korban Corona tidak berderet-deret,” tegas Doni Monardo, yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

3 dari 4 halaman

Tahun Lalu, Salat Idulfitri Juga Dilakukan di Markas Satgas COVID-19

Menilik aktivitas Doni Monardo yang melaksanakan salat Idulfitri di Markas Satgas COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, tahun lalu pun sama Hal ini disampaikan Tenaga Ahli BNPB Egy Massadiah. 

“Tidak ada yang pulang. Kita takbiran di kantor, besoknya sala Id di lantai 15. Tolong atur, batasi jamaah,” ujar Egy menirukan kalimat Doni Monardo saat berbuka puasa terakhir, kemarin (12/5/2021).

Pesan tersebut ditujukan kepada tim kerja lantai 10, Graha BNPB tempat Doni berkantor. Secara protokol, relatif bukan hal baru. Sebab, kegiatan yang sama pernah dilakukan Lebaran 2020. Ya, hari ini adalah salat Id di kantor yang kedua dalam suasana pandemi COVID-19.

Alhasil, hari ini, Kamis, 13 Mei 2021, sekitar 20-an orang melakukan salat Id di Auditorium Sutopo Purwo Nugroho, Lantai 15, termasuk Sestama BNPB Lilik Kurniawan, Karo Hukum Zaherman, Karo Umum Andi Eviana, Kolonel Czi Budi Irawan, dan Kolonel Arh Hasyim Lalhakin. Bertindak sebagai imam dan khatib, Ustaz Muslihun Ihsan.

Auditorium Sutopo Purwo Nugroho yang berkapasitas 500 orang, lengang dengan jumlah jamaah yang 20-an. Toh, peserta salat Id tampak khusyuk meski bisa jadi, ada yang terasa kurang karena ketidakhadiran anggota keluarga bersama mereka.

"Tahun lalu, kami malah hanya sepuluh orang," kenang Egy, yang juga seorang jurnalis.

Lamat-lamat, gema takbir, tasbih, tahmid dan tahlil berkumandang mengisi ruang auditorium. Kurang lebih pukul 06.00 WIB, persiapan sholat Id pun dilakukan. Usai salat ied, khatib berkhotbah. Khatib berdiri di atas mimbar yang telah dipasangi dinding aklirik tembus pandang, demi menjaga droplet saat khutbah. Materi yang disampaikan seputar hakikat Idulfitri dikaitkan dengan momentum pandemi.

Tidak lama khutbah berakhir, ditutup dengan doa. Jika waktu harus dihitung, maka prosesi saalt Idulfitri di kantor BNPB tak lebih dari 25 menit. Lagi-lagi, pendek dan singkatnya waktu tadi merupakan bagian dari protokol kesehatan, yakni tidak lama-lama berkumpul.

4 dari 4 halaman

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.