Sukses

Gencar Sosialisasi Larangan Mudik, Satgas COVID-19: Lebih Baik Dianggap Cerewet daripada Korban Berderet-deret

Doni Monardo juga meminta agar semua pihak melakukan sosialisasi mengenai larangan mudik

Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan COVID-19 menegaskan bahwa sosialisasi tentang larangan mudik harus terus menerus dilakukan demi mencegah terjadinya peningkatan kasus COVID-19 di Tanah Air.

"Lebih baik hari ini kita lelah, kita dianggap cerewet, daripada korban COVID berderet-deret," kata Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo dalam dialog virtual pada Rabu (5/5/2021).

Dalam acara yang disiarkan di saluran Youtube FMB9ID_IKP itu, Doni mengatakan bahwa masih ada 7 persen masyarakat yang masih akan nekat mudik meski sudah dilarang.

"7 persen dari 270 juta penduduk kita sangat besar. 18,9 juta orang. Tugas kita adalah mengurangi angka ini sekecil mungkin," kata Doni Monardo.

Doni kembali mengingatkan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah untuk melarang masyarakat melakukan mudik Lebaran sudah tepat.

"Keputusan pemerintah untuk pelarangan mudik ini bukan hanya tepat tetapi sangat tepat," katanya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jangan Ada Pejabat Berbeda Narasi

Doni mengingatkan bahwa setahun menghadapi COVID-19, Indonesia selalu mengalami lonjakan kasus setiap usai liburan panjang yang disertai bertambahnya angka kematian.

"Variasi angkanya antara 46 persen untuk angka kematian, sampai dengan 75 persen. Demikian juga untuk kasus aktifnya, dari posisi sekitar 70-an persen sampai dengan 119 persen. Jadi sangat tinggi sekali."

Doni pun kembali menegaskan bahwa kebijakan larangan mudik adalah pilihan yang strategis dan harus diikuti oleh semua pihak.

"Ini adalah keputusan politik negara. Kepala Negara adalah Bapak Presiden Jokowi. Tidak boleh ada satu pun pejabat pemerintah yang berbeda narasinya

Dia pun meminta agar semua pihak baik di tingkat pusat, daerah, hingga desa dan kelurahan, untuk bekerja keras mengingatkan masyarakat untuk tidak mudik.

"Mari bersabar menahan diri. Karena kalau ini kita biarkan, pasti sangat pasti terjadi penularan oleh mereka yang datang ke luar, di kampung halamannya. Di setiap daerah belum tentu ada rumah sakit yang memadai, belum tentu ada dokter yang merawat," kata Doni.

3 dari 3 halaman

Infografis Dilarang Mudik

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.