Sukses

Air Bersih hingga Pendidikan Jadi Kebutuhan Darurat Anak Terdampak Bencana di Lembata NTT

Plan Indonesia mengungkapkan, di situasi bencana anak berisiko kehilangan pengasuhan orangtua atau pendampingnya, terlantar di luar rumah tanpa perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan, juga risiko lain yang dapat membuat trauma

Liputan6.com, Jakarta Bantuan mendesak dibutuhkan bagi anak terdampak bencana badai Siklon Tropis Seroja yang terjadi di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.

Dalam kaji cepat kebutuhan oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dari 5 hingga 7 April 2021, kebutuhan anak penyintas rangkaian bencana antara lain paket hunian darurat, akses air bersih dan sanitasi, perlindungan anak dan dukungan sosial, serta pendidikan di masa bencana.

Dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis (15/4/2021), Plan Indonesia mengatakan bahwa dalam setiap bencana, anak mengalami hal yang berbeda dari orang dewasa.

"Setelah terpaksa mengungsi bersama keluarganya, anak-anak membutuhkan bantuan untuk tumbuh kembangnya dalam lingkungan sehat," kata mereka.

"Di situasi bencana, anak berisiko kehilangan pengasuhan orangtua atau pendampingnya, terlantar di luar rumah tanpa perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan, juga risiko lainnya yang dapat membuat trauma, tanpa pendampingan psikososial yang tepat," kata mereka.

Plan Indonesia juga mengungkapkan bahwa dari sekitar 10 ribu anak yang mereka dampingi di Lembata, 2.227 di antaranya terdampak bencana tersebut. Ini terdiri dari 1.186 anak perempuan dan 1.041 anak laki-laki, beserta keluarganya.

Satu anak dampingan Plan Indonesia juga dilaporkan meninggal dunia akibat longsor, sementara 9 anak lain masih dinyatakan hilang dan hingga Rabu kemarin masih dalam pencarian oleh tim SAR Kabupaten Lembata.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ketersediaan Data Terpilah

Hasil kaji cepat Plan Indonesia juga melaporkan bahwa tantangan akses transportasi yang masih jarang dan sulit, menghambat distribusi bantuan dari Kota Kupang ke Lembata.

Selain itu menurut mereka, data penyintas atau warga terdampak terpilah juga belum tersedia. Pemetaan kebutuhan spesifik sesuai dengan usia dan jenis kelamin untuk anak perempuan dan perempuan dewasa, serta anak laki-laki dan laki-laki dewasa, belum tersedia.

"Advokasi mengenai ketersediaan data ini telah disampaikan kepada pemerintah daerah sejak awal periode koordinasi respons."

Plan Indonesia melaporkan bahwa hingga 10 April 2021, mereka telah menyalurkan bantuan cepat berupa 370 paket hunian darurat (selimut dan tikar), serta 370 paket manajemen kebersihan menstruasi kepada penyintas yang berlokasi di puskesmas, pusat evakuasi Waiputang, dan RSUD di Lewoleba.

Sebanyak sekitar 27 juta dari target total 50 juta hingga 10 April 2021, juga telah digalang melalui Kitabisa dan Benihbaik.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para penyintas, khususnya anak-anak dan keluarga mereka, sesuai hasil kebutuhan kaji cepat Plan Indonesia.

"Plan Indonesia terus berkoordinasi dengan pemerintah dan relawan setempat untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan sesuai kebutuhan anak dan keluarga penyintas, agar mereka dapat melanjutkan hidupnya dengan layak."

3 dari 3 halaman

Infografis Banjir Bandang Terjang NTT

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.