Sukses

Kemenkes: Vaksinasi COVID-19 Saat Puasa Tak Menurunkan Kesehatan

Kemenkes tegaskan vaksinasi COVID-19 saat puasa Ramadan tak menurunkan kesehatan seseorang.

Liputan6.com, Jakarta Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 saat puasa Ramadan 2021, menurut Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi, tidak menurunkan kesehatan seseorang. Walau begitu, ia mengakui, belum ada penelitian terkait dampak pemberian vaksinasi di kala seseorang sedang berpuasa.

Di sisi lain, para ahli berpendapat pemberian vaksin saat puasa tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Tubuh disinyalir menjadi lebih sehat, kesehatan pun meningkat.

"Kita tahu hampir semua vaksin COVID-19 semuanya adalah vaksin baru. Banyak juga yang belum kita miliki data terkait apakah sudah ada penelitian yang mendukungnya (puasa dan vaksinasi COVID-19)," ucap Nadia saat konferensi pers di Gedung Kemenkes RI, Jakarta pada Senin, 12 April 2021.

"Tapi secara umum dari kajian para ahli, proses puasa sebenarnya proses detoksifikasi ya, membersihkan selama ini kotoran-kotoran ataupun zat-zat yang tidak bermanfaat di dalam tubuh kita selama satu bulan. Dari segi kesehatan, puasa adalah salah satu upaya menjaga kesehatan."

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, puasa tidak akan mengurangi atau menurunkan kesehatan seseorang. Masyarakat pun diminta tak perlu khawatir tatkala mendapatkan jadwal vaksinasi saat berpuasa Ramadan.

"Tentunya, efek yang sama antara vaksin pada prinsipnya adalah memberikan atau meningkatkan kesehatan kita, ditambah juga dengan puasa. Tujuannya, tidak memengaruhi kesehatan, maka kita tidak perlu khawatir," katanya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Badan Terlalu Lemah, Vaksinasi Saat Puasa Bisa Ditunda

Bagi masyarakat yang mendapatkan jadwal vaksinasi COVID-19, Siti Nadia Tarmizi menyarankan, tetap melakukan skrining. Hindari menilai kondisi kesehatan pribadi.

"Hanya memang akan dilakukan skrining pada sasaran vaksinasi. Kalau nanti dilihat, misalnya terlalu lemah, lemas kita puasa ataupun tekanan darah terlalu rendah. Maka, vaksinasi kemungkinan ditunda," sarannya.

"Tapi kami harapkan masyarakat jangan menilai kondisinya sendiri. Datanglah ke sentra vaksinasi terlebih dahulu, yang akan dilakukan skrining secara teliti oleh tenaga kesehatan. Kemudian diberikan vaksinasi (bila memenuhi syarat divaksin)."

Vaksinasi pun memberikan perlindungan dari risiko penularan virus Corona.

"Kita tahu di masa pandemi ini risiko penularan (virus Corona) tetap terjadi dan dampak vaksinasi akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar," pungkas Nadia.

3 dari 4 halaman

Vaksin Lebih Mujarab Saat Orang Berpuasa

Kepala Laboratorium Fakeeh University Hospital Dubai, Palat Menon mengungkapkan, vaksin lebih mujarab saat orang berpuasa. Sistem imun dinilai memberikan respons baik terhadap vaksin.

“Saya akan menyarankan orang untuk melakukan vaksinasi COVID-19 saat mereka berpuasa. Pertama, mereka tidak boleh melewatkan kesempatan untuk divaksinasi, karena takut akan beberapa efek samping," ungkap Menon, dilansir dari Gulf News.

Temuan tersebut, tambah Menon, merupakan fakta yang diketahui, ketika orang berpuasa 12 jam, baik untuk tujuan keagamaan atau medis, sistem kekebalan bekerja lebih cepat, membersihkan semua sel yang sakit atau mati dan racun.

"Proses ini disebut autophagy. Selama periode ini, sistem imun menjadi sangat sensitif dan efektif," tambahnya.

"Puasa intermiten, misalnya, diketahui efektif untuk diabetes, tuberkulosis dan pengelolaan gangguan metabolisme lainnya. Jadi, vaksinasi selama periode puasa ya baik-baik saja. Kedua, respons imun dikatakan dua kali lebih efektif saat orang berpuasa."

Vaksinasi yang dilakukan saat puasa Ramadan juga tidak membatalkan puasa. Vaksin tidak membatalkan puasa karena disuntikkan secara intramuskuler (melalui otot), sehingga orang yang berpuasa boleh disuntik.

Adapun orang yang berpuasa yang tidak diperbolehkan, yakni makan, minum atau obat melalui saluran yang terbukam seperti mulut, hidung atau melalui infus.

4 dari 4 halaman

Infografis Sejumlah daerah memiliki tradisi 'bersih-bersih diri' dengan cara mandi menyambut Ramadan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.