Sukses

Gigi Palsu Tidak Pas Bikin Lansia Kesulitan Makan, Ini Dampaknya

Gigi palsu adalah salah satu benda yang membantu para lanjut usia (lansia) dalam proses makan maupun memperbaiki penampilan. Sebaliknya, gigi palsu yang tidak pas dapat membuat lansia kesulitan makan.

Liputan6.com, Jakarta Gigi palsu merupakan salah satu benda yang membantu para lanjut usia (lansia) dalam proses makan maupun memperbaiki penampilan. Sebaliknya, gigi palsu yang tidak pas dapat membuat lansia kesulitan makan.

Menurut konsultan geriatri Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, SpPD-KGer, MEpid, MPH gigi palsu yang tidak pas bahkan bisa menimbulkan rasa sakit ketika dikenakan.

“Hal ini tentu saja akan menyulitkan proses makan sehingga lambat laun akan menyebabkan gizi buruk. Masalahnya, acap kali orangtua itu enggan menyampaikan kepada keluarganya kalau ada masalah dengan gigi palsunya,” ujar Czeresna dalam webinar Geriatri TV ditulis pada Senin (19/10/2020).

Di sisi lain, lansia juga bisa saja tidak mengerti bahwa ada masalah dengan gigi palsunya atau takut merepotkan keluarga jika bicara tentang ketidaknyamanannya.

“Pintar-pintarnya kita untuk mengidentifikasi hal-hal yang tidak menyenangkan bagi mereka. Bukan saja gigi palsunya yang enggak pas, kedudukannya enggak enak, atau ada sisa gigi yang belum terkikis dengan baik sehingga mengganggu kedudukan gigi palsu, tapi juga perawatan gigi palsu yang tidak baik sehingga jadi kotor dan jadi sumber infeksi yang menyebabkan gatal, dan tak nyaman. Itu juga patut kita perhatikan dan cek.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyakit Kronis

Selain masalah gigi palsu, hal lain yang bisa membuat lansia kehilangan nafsu makan adalah penyakit kronis.

“Diabetes di usia 40, hipertensi di usia 50, nyeri sendi lutut di usia 55, habis itu kena serangan jantung di usia 60 dan seterusnya. Penyakit kronik yang terus bertambah ini juga akan bisa menyebabkan turunnya nafsu makan.”

Kondisi penyakit kronis harus dirawat dengan minum obat teratur. Sedang, minum obat yang begitu banyak juga bisa menyebabkan penurunan nafsu makan.

“Kemudian kalau ada infeksi akut misalnya infeksi paru, saluran kemih, atau kulit termasuk stroke itu bisa menurunkan asupan makanan karena dia harus bergulat dengan penyakit akutnya.”

Kesulitan makan juga dapat dipicu situasi. Misal, di masa pandemi COVID-19 ini lansia yang hidup sendiri akan kesulitan mencari makan padahal biasanya ia bisa pergi ke pasar untuk beli makanan.

“Jadi akses terhadap bahan makanan akan sangat sulit. Ini tentu perlu disiasati karena bisa menjadi salah satu penyebab dari kesulitan makan yang berujung pada masalah gizi,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Makanan Sehat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.