Sukses

PDPI: Kanker Bukan Komorbid Utama Peningkat Risiko COVID-19 Gejala Parah

Kanker bukan penyakit penyerta yang memberi risiko COVID-19 paling tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Dokter Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk Ketua POKJA Kanker Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan bahwa kanker bukan penyakit penyerta yang memberi risiko COVID-19 paling tinggi.

“Untuk kanker belum ada data, risiko orang kanker kena itu hampir sama dengan yang memiliki penyakit selain kanker,” ujar Elisna dalam wembinar Lungtalk IPKP, Sabtu (1/8/2020).

Penyakit yang sering dikaitkan dengan risiko tinggi COVID-19 gejala parah adalah penyakit yang berkaitan dengan daya tahan tubuh dan komorbid lainnya. Beberapa penyakit tersebut di antaranya gagal ginjal, penyakit paru, aids, obesitas, penyakit jantung, dan diabetes melitus.

“Dari sebanyak ini, mana sih yang paling buruk? Ternyata penyakit jantung dan pembuluh darah bukan kanker. Kedua adalah diabetes melitus.”

Penelitian di Oxford Inggris menunjukkan, laki-laki lebih berisiko COVID-19 dibanding perempuan. Selain itu, faktor usia juga dapat memengaruhi tingkat risiko.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Data Sebelumnya

Sebelumnya, mantan Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID-19 , Achmad Yurianto melaporkan, rata-rata pasien COVID-19 yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

"Beberapa kasus menjadi meninggal karena ada faktor komorbid," kata Yuri di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Sabtu (14/3/2020).

Jubir Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Sulawesi Utara dr. Steaven Dandel juga sempat membeberkan, beberapa penyakit paling menonjol yang diderita pasien COVID-19 saat masuk dan dirawat di rumah sakit.

“Yang paling menonjol adalah pasien dengan penyakit penyerta pneumonia, gagal ginjal, dan diabetes," ungkap Dandel, Rabu (6/5/2020).

"Kemudian menyusul penyakit lainnya, TBC, paru, kekurangan garam, dan tumor ganas," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.