Sukses

Cara Diagnosis dan Penanganan Takikardia Seperti yang Diduga Dialami Jessica Iskandar

Takikardia seperti yang diidap Jessica Iskandar, intip cara diagnosis dan pengobatannya.

Liputan6.com, Jakarta Ada cara mendiagnosis takikardia, seperti yang diidap artis Jessica Iskandar. Takikardia merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung (aritmia).

Kondisi takikardia terjadi saat detak jantung melebihi 100 kali per menit. Jantung berdetak secara normal antara 60 hingga100 kali per menit.

"Untuk mendiagnosis takikardia biasanya menggunakan elektrokardiografi (EKG), tes darah, foto rontgen dada, ekokardiografi (USG jantung), CT scan, MRI hingga angiografi jantung," terang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A Damay melalui pesan singkat kepada Health Liputan6.com, ditulis Kamis (25/6/2020).

"Ada juga pemeriksaan dengan stress test (aktivitas jantung dilihat dengan cara pasien berlari di atas treadmill), tes elektrofisiologi (memasukkan selang ke titik-titik jantung), dan tilt table test (pasien akan diminta mengonsumsi obat yang membuat detak jantung bertambah, kemudian diamati respons jantung)."

Takikardia abnormal seperti yang diduga dialami Jessica Iskandar seringkali tidak menimbulkan gejala atau komplikasi. Namun, kondisi tersebut dapat mengganggu fungsi jantung bila tidak segera mendapat penanganan, sehingga komplikasi serius, seperti gagal jantung bisa terjadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengobatan Takikardia

Vito menerangkan, ada beberapa cara penanganan terhadap pasien takikardia. Tujuan pengobatan untuk mengatasi penyebab takikardia.

"Saya beri contoh, ada empat penanganan takikardia, yaitu manuver vagal, pemberian obat, kardioversi, dan ablasi," terang dokter yang sehari-hari berpraktik di Siloam Hospital Lippo Village, Karawaci, Tangerang.

Manuver vagal dengan cara menekan area leher, yang menyasar saraf vagus. Saraf vagus merupakan saraf yang membantu mengatur detak jantung. Cara ini dapat memperlambat detak jantung.

Pemberian obat berupa obat antiaritmia yang dapat diberikan secara oral atau injeksi. Mengutip Medical News Today, obat antiaritmia dapat mengembalikan irama jantung normal, mengendalikan detak jantung atau keduanya.

Penanganan kardioversi dengan memberikan sengatan listrik ke jantung. Cara ini memengaruhi impuls listrik di jantung dan mengembalikan irama jantung ke normal.

Ablasi berupa kateter memasuki jantung melalui pembuluh darah. Elektroda di ujung kateter dipanaskan untuk menghancurkan jalur listrik pada jantung yang tidak normal.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini