Sukses

Cara Muliyono Memanusiakan Pengguna Narkoba, Ditampung di Rumahnya dan Dibekali Ilmu

Empat orang pengguna narkoba pernah ditampung di rumahnya

Liputan6.com, Banyuwangi - Muliyono, warga Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi pernah menampung pengguna narkoba di rumahnya. Para pengguna narkoba itu ketergantungan obat-obatan.

"Saya pernah menampung empat orang pengguna narkoba beberapa tahun lalu. Mereka ketergantungan obat-obatan dan takut pulang ke rumah. Jadi, saya tampung dulu di rumah," kata Muliyono saat ditemui di rumahnya, Senin, 30 September 2019.

Selama tinggal sementara, Muliyono memberikan aktivitas menyenangkan dan bermanfaat buat keempat pengguna narkoba itu. Upaya ini berhasil mengalihkan mereka dari ketergantungan obat-obatan.

"Saya ajak bangun pas subuh. Lalu salat berjamaah. Kemudian diajak senam. Saya pikir, cara ini sebagai terapi dalam bentuk kegiatan di pagi hari," kata pria berumur 37 tahun ini.

Tak hanya kegiatan di pagi hari, Muliyono memantau keempat orang itu agar tidak sendirian. Ketika sendirian, keinginan menyentuh obat-obatan terlarang bisa saja terbayang.

"Jangan sampai terdiam dan sendirian, makanya sering diajak kumpul dan ngobrol. Ya, supaya mereka lupa dan enggak berpikir hal-hal lain (obat-obatan)," Muliyono melanjutkan.

Dengan mengobrol, Muliyono belajar memahami apa yang sebenarnya diinginkan pengguna narkoba.

"Saya tanya, 'Kamu penginnya apa?' Kalau mau putus sekolah, enggak pengen sekolah nanti bisa terjerumus lagi (kecanduan narkoba)," ujar Muliyono.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengguna Narkoba Diajarkan Kesenian

Kemampuan Muliyono juga bisa mengajarkan kesenian, seperti tarian dan gamelan. Pengguna narkoba pun memilih dan berlatih dengan kesenian sesuai minat masing-masing.

"Saya di sini juga berusaha mengalihkan (pengguna narkoba) dengan kegiatan kesenian. Itu sudah saya lakukan sejak 2017 lalu," terang Muliyono.

Ada juga barang hasil kesenian, misal anyaman. Mereka membuat anyaman dengan modal sendiri lantas dijual.

"Permodalan dilakukan sendiri. Saya kawal juga. Setiap minggu ada kas. Uang yang diperoleh mereka itu buat modal dari hasil pendapatan mereka, bukan sumbangan," Muliyono melanjutkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.