Sukses

CISDI: Aliansi Pemuda Menjadi Kekuatan Baru Transformasi Kesehatan

Dengan populasi pemuda yang mencapai 65 juta orang, transformasi kesehatan saat ini perlu memberi ruang bagi pemuda untuk terlibat lebih jauh melalui berbagai inisiatif.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai bagian dari perayaan Bulan Relawan Nasional 2018, beberapa komunitas pemuda turut meramaikan festival ini dengan menyelenggarakan kegiatan seru seperti talkshow, diskusi bersama, dan masih banyak lagi. Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) berpartisipasi dalam sesi talkshow yang diselenggarakan oleh Smoke Free Agents untuk mendiskusikan tips-tips dalam mendirikan aliansi kesehatan pemuda yang efektif. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Smoke Free Agents, Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) dan Backpacker Nusantara pada hari Sabtu, 16 Desember 2018 di Ruang Komunal Facebook. Keterlibatan pemuda dalam kesehatan menjadi peluang yang perlu dioptimalkan oleh Indonesia. 

“CISDI bersama Smoke Free Agents menjadi penyelenggara dari Asia Pacific Conference on Tobacco or Health (APACT) Youth Camp bulan September lalu. Salah satu ide brilian yang lahir dari kegiatan tersebut adalah berdirinya Asia Pacific Youth Alliance Against Tobacco. Jelas, pemuda memiliki semangat untuk ambil bagian dalam melakukan transformasi kesehatan secara strategis sehingga potensi ini perlu dilihat oleh pemerintah, akademisi dan pihak lainnya,” ujar Yeyen Yenuarizki, Senior Outreach and Partnership Officer CISDI. 

Asia Pacific Youth Alliance Against Tobacco (APYAAT) adalah aliansi kesehatan yang beranggotakan 51 pemuda-pemudi dari 16 negara Asia Pasifik seperti Indonesia, Australia, Bangladesh, Tiongkok, Malaysia, Nepal, Srilanka, India, Vietnam, Bhutan, Kamboja, Myanmar, Mongolia, Filipina, Thailand, dan Pakistan. APYAAT berkomitmen untuk mendorong terwujudnya akuntabilitas industri rokok yang semakin agresif dalam melakukan pendekatan dan penetrasi pasar kepada kelompok anak muda.

“Saat ini, Asia Pasifik menjadi kawasan dengan populasi pemuda tertinggi di dunia. Sayangnya, penetrasi industri rokok pun makin terasa. Di Indonesia saja, 1 dari 5 anak usia 10-14 tahun adalah perokok aktif. Jika hal ini dibiarkan, beban kesehatan Indonesia semakin bertambah. Padahal masa depan Indonesia sangat dipengaruhi pada kualitas sumber daya manusia nantinya,” tambah Yeyen. Menurut Yeyen, kesadaran akan isu menjadi kunci dasar dalam pembentukan aliansi kesehatan. Setelah kesadaran isu yang menguat, bentuk keterlibatan dan jenis kegiatan dapat secara strategis direncanakan dan dilakukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini