Sukses

Idap Penyakit Genetik, Dokter Wanita Ini Jalani Transplantasi 3 Organ Tubuh

Idap penyakit genetik, organ tubuh Allison, seperti hati, ginjal, jantung, dan paru-paru rusak, ia pun menjalani transplantasi untuk bertahan hidup.

Liputan6.com, Wales, Inggris Seorang wanita asal Wales, Inggris menderita cystic fibrosis--penyakit genetik yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket--membutuhkan nyaris sebagian besar organ tubuh baru.

Allison Angell (39) menjadi orang pertama di Inggris yang menjalani transplantasi hati, jantung, paru-paru, dan ginjal saat ia tengah menuntut ilmu di universitas. Seluruh organ tubuh (hati, jantung, paru-paru, dan ginjal) Allison rusak karena tidak dapat diobati.

Namun yang paling membahagiakan, Allison sekarang berhasil menyelesaikan sekolah kedokteran dan memenuhi syarat sebagai dokter umum, dilansir dari Birmingham Live, Jumat (30/3/2018).

“Aku merayakan empat kali ulang tahun setiap tahun: untuk jantung dan paru-paru bulan Agustus, hati bulan September, dan ginjal bulan Desember. Ulang tahunku yang sebenarnya bulan Mei," kata Allison.

Perayaan ulang tahun tersebut demi mengingat keluarga dari pendonor organ yang meninggal  dan membuat Allison dapat bertahan hidup.

“Yang ingin aku lakukan hanyalah menjalani hidup normal. Cukup mengejutkan juga sekarang aku jadi dokter," ucapnya.

 

 

Simak vidoe menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jalani transplantasi

Allison, yang berasal dari Fishguard di Pembrokeshire mengungkapkan, masalah kesehatannya pertama kali muncul saat ia baru berusia 7 tahun. Ia termasuk salah satu dari 10 persen pasien cystic fibrosis yang juga memiliki riwayat penyakit hati.

“Badanku makin memburuk saat berusia sekitar 14 tahun. Aku dimasukkan dalam daftar penerima transplantasi hati pada usia 16 dan 17 tahun,” ujar Allison, yang menjalani transplantasi pertama di Addenbrookes Hospital, Cambridge.

Transplantasi pertama tersebut dilakukan selama 11 jam dan menimbulkan komplikasi. Akibat komplikasi transplantasi hati, kondisi paru-paru dan jantungnya memburuk dengan cukup cepat.

Pada 1997, Allison yang berusia 19 tahun kemudian menjalani transplantasi jantung dan paru-paru di Papworth Hospital di Cambridge. Jantung barunya diperoleh dari David Hamilton, seorang pria asal Maidstone.

3 dari 3 halaman

Alami gagal ginjal

Transplantasi jantung dan paru-paru yang dijalani Allison terbilang sukses. Allison mulai kuliah untuk mengambil gelar master sebagai ahli saraf di Cardiff University. Namun, tahun keempat kuliah, ia frustrasi. Ia didiagnosis gagal ginjal sehingga terpaksa cuti kuliah selama tiga tahun.

Efek antibiotik yang dikonsumsinya saat transplantasi awal itu memengaruhi ginjalnya. "Aku diberi tahu, tidak mungkin bisa kuliah sekaligus dialisis (cuci darah) karena sangat memakan waktu. Aku merasa benar-benar sedih. Aku menyerah," Allison menambahkan.

Ia masuk dalam daftar tunggu operasi transplantasi ginjal. Sang ayah, David John memutuskan memberikan ginjal miliknya pada Allison. Motivasi Allison untuk hidup pun bangkit.

“Jika bukan karena para dokter dan ahli bedah di University Hospital of Wales dan ayah, aku tidak akan pernah bisa kembali kuliah dan mencapai impian jadi seorang dokter,” ucapnya.

Allison kini bekerja sebagai dokter di Tonypandy, Rhondda. Ia mengaku senang dapat mengobati dan menolong pasien mengatasi permasalahan kesehatan dan penyakit mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.