Sukses

Jurus Ini Bisa Dipakai Orangtua Agar Anak Tak Jadi Pelaku Bullying

Hindari anak dari lingkungan teman yang terbiasa melakukan tindak perundungan atau bullying.

Liputan6.com, Jakarta Orangtua pasti enggak ingin anaknya berperilaku buruk, seperti merundung atau tindak bullying pada orang lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut, langkah pertama apa yang sebaiknya dilakukan para orangtua?

"Sebagai ibu atau ayah menjadi contoh dulu. Kalau saya panggil anak saya dengan santun, ada respek di sana. Ada kasih sayang, perasaan bahwa di rumah ada yang dirindukan. Saat sudah tertanam pada diri anak maka dia akan melakukan itu pada orang lain," ujar pendidik sekaligus praktisi perlindungan anak dari SEJIWA, Diena Haryana di Jakarta, dikutip dari AntaraNews, Jumat (23/3/2018).

Menurut dia, anak cenderung meniru perilaku orangtua dan orang di sekeliling mereka. Bila perilaku yang mereka tiru positif, maka cenderung tak mungkin kelak merekpa berperilaku buruk termasuk menjadi pelaku bullying. 

"Anak meng-copy apa yang kita lakukan. Bagaimana bisa menjadi pembully kalau dia mengcopy hal positif," kata dia.

 

Simak juga video menarik berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara hindari anak dari tindakan bullying

Diena menyarankan agar orangtua sebisa mungkin menciptakan lingkungan yang memberi rasa aman dan nyaman untuk anak.

"Rasa aman dan nyaman membuat anak stabil. Hormon kortisol bisa dinetralkan dengan sentuhan. Semakin anak stres semakin otaknya tidak berkembang," tutur dia. 

Di samping itu, penting juga memperhatikan cara mendidik yang baik, antara lain tanpa bentakan atau kekerasan. 

"Kalau dibentak, karena dia (anak) takut. Dia tidak bisa mikir. Potensi lain untuk belajar tak terbentuk. Guratan di otak kalau isinya mama gampang marah, ya isinya itu. Ini menjadikan anak bisa seperti mamanya," kata Diena.

3 dari 3 halaman

Efek kekerasan yang dilakukan orangtua pada anak

Secara umum, ada tiga bentuk reaksi anak saat orangtua melakukan kekerasan pada mereka.

Pertama, anak menjadi keras seperti orangtua mereka.

Kedua, anak menjadi sosok yang ragu-ragu, bahkan tak berani menatap mata orang lain.

Ketiga, melarikan diri kehidupan penuh kekecewaan.

"Bisa jua menjadi pasif agresif. Ini bahaya karena tidak kelihatan kalau dia marah. Sampai suatu saat dia bisa menjadi luar biasa menyerang," pungkas Diena. 

(Lia Wanadriani Santosa/AntaraNews)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.