Sukses

Hari Valentine Ternyata Juga Bisa Bikin Sakit Hati, Ini Alasannya

Studi kuak adanya dampak buruk hari Valentine terhadap kesehatan mental anak remaja.

Liputan6.com, Jakarta Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14 February setiap tahunnya merupakan momen yang kerap dikaitkan dengan hal- hal berbau cinta dan hubungan asmara antara dua orang.

Biasanya perayaan hari penuh cinta ini ditandai dengan aksi pemberian cokelat atau bunga kepada orang tertentu yang dianggap spesial. Namun dibalik semua hal bernuansa cinta di hari Valentine ternyata ada kesedihan dan kekecewaan yang jarang dibahas secara terbuka ke publik.

Pada umumnya, hari Valentine akan selalu dikaitkan dengan hal-hal bernuansa cinta dan kebahagiaan hubungan asmara. Faktanya ada banyak orang yang sangat tidak menyukai hari Valentine dan bahkan jadi sakit hati mengingatnya.

Melansir The Guardian, Selasa (14/2/2017), perayaan hari Valentine yang kini sudah mendunia secara tidak langsung membuat banyak orang berekspektasi tinggi. Mereka pasalnya menjadi terlalu berharap akan hadiah atau kejutan dari pasangan masing-masing.

Ini paling dirasakan di kalangan remaja. Mereka menganggap mendapatkan hadiah atau memberikannya kepada orang tersayang adalah suatu keharusan di hari Valentine.

Jika tidak mendapatkannya atau sudah memberi namun tidak menerima hadiah balik sebagai imbalannya, ia cenderung akan merasa sedih seolah dibutai oleh harapan palsu.

Ini bisa membuatnya merasa kurang disayang dan akan berlanjut menganggu keharmonisan hubungannya dengan orang yang ia kasihi itu.

Situasi akan lebih terpuruk lagi jika ia tidak memiliki pasangan di hari Valentine. Baginya mendapatkan hadiah dari pasangan adalah hal yang menandakan bahwa dirinya bagian dari suatu komunitas atau lingkungan sosial.

Tidak memiliki pasangan pasalnya membuat dirinya seolah terisolasi dari publik karena tidak bisa mengikuti tren yang sedang diikuti mayoritas orang.

Seperti diinformasikan di situs resmi pemerintahan Inggris, NHS.UK, hampir 61 persen remaja di Inggris mendapatkan kartu ucapan hari Valentine setiap tahunnya. Ini tentunya membuat hari itu seakan berbeda dari hari lainnya dan menunjukan aksi cinta dijadikan sebuah keharusan yang jika tidak dilakukan ibaratnya seperti melanggar hukum sosial.

Kekecewaan berujung kesedihan berkepanjangan akibat tidak memiliki pasangan atau mendapatkan hadiah di hari Valentine lambat laun akan transformasi menjadi gangguan pada mentalnya.

Jadi, untuk menghindari potensi sakit hati, alangkah baiknya jika perayaan hari Valentine tidak terlalu berlebihan dan terapkan pribadi yang tidak terlalu banyak menaruh ekspektasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.