Liputan6.com, London Beberapa bulan belakangan muncul kabar bahwa rokok elektronik dianggap lebih aman daripada rokok biasa. Namun, hasil temuan terbaru dari para ahli kesehatan di Jepang menemukan bahwa kandungan formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan beberapa cairan rokok elektronik lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa.
Penelitian yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau.
"Bahkan, dalam salah satu merek rokok elektronik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen dibandingkan satu batang rokok biasa," tutur seorang peneliti dari National Institute of Public Health, Jepang dr. Naoki Kunugita seperti dilansir laman Daily Mail, pada Minggu (30/11/2014).
Di Indonesia sendiri, regulasi tentang rokok elektronik sedang digodog oleh pemerintah. Namun, badan kesehatan dunia (WHO) meminta kepada negara-negara di seluruh dunia untuk melarang penjualan rokok elektronik terutama kepada anak-anak, ibu hamil dan wanita usia produktif. Meskipun penelitian akan rokok elektronik masih kurang, ancaman serius terhadap kesehatan ada.
Baca Juga:
3 Komentar
"Perizinan pendirian tempat produksi rokok memang relatif mudah. Kini kita punya sedikitnya 3.800 pabrik rokok, termasuk kelas rumahan. Jumlah itu terbesar di seluruh dunia," kata Direktur Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Frans Rupang di Denpasar, Kamis (14/1/2010), di sela-sela sosialisasi
Baskoro kalo bodoh dan mau MATI LEBIH CEPAT SILAHKAN MEROKOK SEPUASNYA pemerintah juga TIDAK TEGAS ,,krn jika TEGAS ,,,TUTUP SEMUA PENGHASIL ROKOK DIINDONESIA dan menghentikan semua peredarannya,,apapun kenyataannya BPOM PEMERINTAH TIDAK AKAN MENUTUP PERUSAHAAN ROKOKNYA DENGAN ALASAN NEGARA MAKMUR
liputan6 melansir berita ini dari dailymail http://www.dailymail.co.uk/health/article-2851665/High-levels-toxin-e-cigarettes-cigarettes.html, terus ketika dailymail sendiri 'mengakui' kesalahan berita ini, liputan6 tidak melakukan hal yang sama?